PART 22 || Bertanya dan Jawaban

2K 166 1
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏


"Velsya siapa?"

"Ngapain, lo, nanyain dia?" Albar balik bertanya.

"Gue nanya Velsya siapa!" Ulang Rasya dengan penekanan.

"Bukan siapa-siapa, puas, lo?"

Rasya menekuk wajahnya tidak suka. Dia tau pasti Velsya itu siapa-siapa, kalau bukan siapa-siapa buat apa Albar meng follow gadis itu? Dan hanya gadis itu.

"Lo bohong. Gue tau Velsya itu siapa siapa, lo." Ujar Rasya.

"Mana buktinya?"

Rasya langsung mengeluarkan ponsel dari saku roknya, gadis itu memperlihatkan sesuatu yang ada di dalam ponselnya tepat di depan wajah Albar.
"Ini, ini apa? Lo ngefollow dia, dan cuma akun dia aja yang, lo, follow."

Albar terdiam.

"Lo ada apa-apa nya, kan, sama dia? Kenapa, lo, gak ngasih tau gue, sih? Kenapa lo seakan-akan, gak milik siapa-siapa? Dan kalau boleh tau, siapa dia sebenernya? Sekolah dimana? Gue tau dia bukan murid sini karena gue gak pernah liat wajahnya." Ujar Rasya panjang lebar.

"Harus, yah, gue kasih tau dia itu siapa sama, lo?" Tanya Albar dengan suara beratnya.

"Harus! Biar, gue tau hati, lo, itu buat siapa. Karena kalau ternyata hati, lo, bukan buat, gue, gue bakal ...." Gadis itu menjeda ucapannya.

"Lo, gak perlu tau siapa, dia," Sela Albar. "Lo bukan siapa-siapa, gue, dan gak berhak tau tentang privasi, gue." Lanjutnya.

Privasi?

Rasya terdiam sejenak. Kata privasi itu berputar dikepalanya membuat dirinya overthinking.

"L-lo ... Punya pacar?"

Albar tidak menjawab.

Gadis itu menarik napasnya panjang, merasakan sedikit rasa sesak di dadanya. Ia mencoba menetralkan oksigen yang ada di dalam paru-parunya dengan perlahan.

"Okayyyy, berarti, lo, udah punya, karena, lo, enggak ngasih klarifikasi." putus Rasya setelah tidak mendapatkan pembantahan dari cowo itu.

"Buat apa juga, gue, ngasih klarifikasi tentang privasi, gue?" Albar menautkan alisnya. "Gak guna, benalu!"

Mendapat balasan seperti itu membuat Rasya kesal kepadanya. Bisa-bisanya dia bilang tidak berguna sedangkan Rasya butuh kepastian dari dirinya.

"Kebiasaan, lo, itu ngeremehin sesuatu yang, lo, gak tau kalau itu penting buat orang lain, Albar!" tekan Rasya.

"Fine, itu emang, gak penting buat gue ataupun orang lain. Buat apa dibahas?" ujar Albar pada Rasya enteng.

"Itu penting, Albaraaaa, lo kenapa, gak ngerti-ngerti, sih?" gemas Rasya gemas. Gadis itu benar-benar gemas pada manusia yang satu ini.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang