PART 53 || Tidak sadar

1.6K 177 78
                                    

HAPPY READING ALL!

________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

.
.

.
_______

Hal-hal baik akan ada jika kita mengerti dengan keadaannya.

______

"Albar kamu kemarin tidur dimana?" Tanya Gina pada putranya yang baru saja pulang.

Albar kira orang tuanya sudah tidak ada di rumah lagi. "Mama, gak berangkat?" Laki-laki itu malah balik bertanya.

"Gak ada apa-apa, jadi gak berangkat. Kamu dari mana semalam?"

"Albar di rumah sakit." Jawab Albar jujur. Laki-laki itu memang tidak bisa berkata bohong pada keluarganya. Sekalipun dia bohong, pasti wajahnya akan memerah sehingga Mama atau Papa nya tahu jika dirinya sedang berbohong.

"Nungguin temen kamu yang masuk rumah sakit itu?" Sahut Alexander yang sedang duduk di sofa dan menutupi setengah wajahnya dengan buku bacaan. Pria paruh baya itu kemudian menyimpan bukunya dan menatap Albar.

"Iya."

Alexander langsung memicingkan matanya. "Temen?" Tanya nya lagi.

"Temen." Jawab Albar.

"Mas daripada kamu nyipitin mata kayak gitu mendingan kamu matiin kompor di dapur aja tuh," Celetuk Gina sambil melirik suaminya sinis.

"Kan ada bibi ...." Dalih nya.

"Bibi lagi aku suruh ke depan sebentar tadi." Ujar Gina.

"Yaudah sama Mamang aja." Kata nya.

"Mamang lagi motong rumput di depan atuh."

Lagi-lagi Alexander menggelengkan kepalanya. Ia kelewat pusing harus bagaimana, ia juga tidak mengerti kenapa bisa seturut itu kepada Gina istri nya.

Ketika Alexander beranjak dan pergi ke dapur, Gina mulai melanjutkan pertanyaannya pada Albar.

"Kamu sampai nemenin dia?" Tanya Gina masih penasaran kepada putranya.

"Dia udah, gak punya orang tua, Ma." Ujar Albar memberitahu.

"Itu temen kamu yang mana? Yang suka kesini?" Tanya Gina lagi.

"Bukan." Albar pun langsung berjalan ke atas untuk pergi ke kamarnya meninggalkan Gina yang masih berpikir.

Gina hanya bisa menghela napasnya kemudian memijat kening nya terasa sedikit pening.
"Kenapa kamu?" Tanya Alexander yang berjalan dari dapur.

"Kita kayak nya terlalu sibuk, ya, Mas?"

"Hm?" Pria itu berjalan menghampiri Gina dan duduk disamping istrinya itu.

"Maksudku gini lho, Mas ..." Gina menepuk paha suaminya. "Kita kayaknya kebanyakan kerja sampe kita, gak terlalu perhatian sama Albar. Dan dampaknya sekarang, Albar jarang cerita apa-apa tentang kehidupan dia sama kita yang notabene nya adalah orang tua dia."

"Kita kerja juga buat dia, Ma." Jawab Alexander.

"Tapi peran orang tua itu lebih dari itu, Mas." Dalih Gina.

"Ya terus kita harus gimana?" Tanya Alexander .

"Kita lebih banyak luangin waktu buat dia, Mas," Kata Gina pada Alexander. "Terus, kamu cobalah ajak ngobrol anakmu itu. Kalian 'kan sama-sama laki-laki, mungkin bisa lebih enak dan nyambung kalau ngobrol. Dan kalau bisa, kamu keluarin jurus-jurus masa SMA kamu itu buat bisa bikin hubungan kalian deket." Sambungnya.

Albarasya || Lee Jeno √Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora