3. Wali Kelas

299 52 15
                                    

"Oke, kelas selesai. Silakan istirahat." ujar Yeji begitu bel istirahat siang bunyi. Semua anak di kelas itu langsung memekik girang dan mulai fokus ke aktivitasnya masing-masing. Yeji tertawa kecil sebelum membereskan barangnya dan duduk di meja guru.

Sambil menulis buku absensi, Yeji memperhatikan suasana kelas yang setahun kedepan jadi tanggung jawabnya. Ada yang langsung tidur, ada yang main hp, ada yang mengobrol seru, ada juga yang langsung lari ke kantin. Beberapa anak menawarkan diri untuk membelikan Yeji jajan, yang langsung Yeji tolak dengan halus.

Selain jadi guru mata pelajaran biologi, Yeji juga dipercaya buat jadi wali kelas 11 IPA-1. Dan walaupun merepotkan, Yeji tidak keberatan. Dia suka mendampingi anak-anak didiknya di kegiatan apapun. Anak didiknya juga bukan yang aneh-aneh. Bandel, tapi tidak pernah sampai berurusan dengan BK. Kenakalan remaja yang msih dalam batas wajar.

Pandangannya kemudian fokus ke satu bangku di sayap kanan, dimana ada salah satu siswanya yang sedang menyembunyikan kepalanya di atas meja. Yeji akan berpikir ia sedang tidur kalau saja ia tidak melihat posisi tangan anak itu yang meremat kuat ujung seragamnya sendiri.

Yeji berdiri, kemudian berjalan mendekati anak itu. "Felix?" panggilnya pelan, takut kalau ternyata Felix memang sedang tidur dan ia jadi membangunkannya.

Rupanya, Felix tidak tidur. Terbukti dari kepalanya yang langsung menoleh. "Ya, bu?" Tanyanya dengan suara lemah.

"Kamu sakit?" Yeji buru-buru duduk di bangku sebelah Felix. Tangannya menyentuh dahi Felix. Tidak hangat, hanya saja bulir-bulir keringat sebesar biji jagung hadir disana. "Hey, kenapa?"

"Gak apa-apa, bu." ucapnya, namun dengan suara bergetar.

"Gak apa-apa gimana, sih? Orang kamu sampe keringetan gini." Yeji berdecak panik, kemudian menoleh pada murid lain yang ada di kelas yang ikut memperhatikan Felix. "Chaewon kemana?"

"Chaewon kan pergi lomba, bu. Baru aja tadi dia pergi." Jawab salah satu anak.

"Coba tolong di telepon, mungkin dia belum..."

"Jangan,bu," Felix meremat tangan Yeji. "Dia udah belajar semalaman, dia harus lomba."

Yeji meremat tangannya, kebiasaannya jika sedang gugup. Kemudian matanya melihat ke murid-murid lelakinya. "Tolong papah Felix ke UKS, ya? Nanti saya nyusul. Felix, saya boleh minta nomor orangtua kamu?"





























Yeji memperhatikan Felix dengan perasaan tenang. Anak lelaki itu sudah tertidur setelah sebelumnya diberikan obat dan makanan. Felix punya penyakit lambung yang sedikit parah. Ia benar-benar harus makan sesuai jadwal, karena kalau tidak ia bisa tumbang seperti ini. Sayangnya, pagi ini Felix tidak sempat sarapan karena mengikuti jadwal Chaewon, kakak kembarnya, yang harus datang pagi-pagi untuk persiapan lomba.

Biasanya, jika maag Felix kambuh begini, Chaewonlah yang siap sedia. Gadis itu akan menemani adiknya hingga sembuh, sampai rela membolos pelajaran. Mungkin hari ini Felix berpura-pura baik-baik saja supaya Chaewon tetap berangkat lomba. Karena kalau si kakak tahu, sudah pasti gadis itu akan membatalkan lomba tanpa ragu.

Felix dan Chaewon benar-benar mengingatkan Yeji pada dirinya dan Hyunjin, walaupun perilaku sehari-hari mereka berbeda jauh. Jika ia dan Hyunjin sejak dulu selalu bertengkar, maka Chaewon dan Felix terlalu akur seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Benar-benar sibling goals. Felix selalu mengekori kakaknya kemanapun, seperti Yeji dulu terhadap Hyunjin, sebelum saudara kembarnya yang gila belajar itu memutuskan untuk sekolah S2 dan menjadi penghuni tetap laboratorium kampus.

Chaewon dan Felix terlihat lebih dewasa daripada Yeji dan Hyunjin saat seusia mereka. Yeji mendengar gosip kalau Chaewon dan Felix hanya diasuh oleh sang ayah. Mungkin itulah kenapa Chaewon benar-benar menjaga Felix, karena hilangnya sosok ibu di kehidupan mereka.

Mr. Chris and I (Hwang Siblings Ft. Bang Chan)Where stories live. Discover now