Bab 10

8.5K 479 8
                                    

TELINGANYA tiba-tiba berdesing manakala kepalanya terasa sangat pening dan berat sehingga membuatkannya susah untuk membuka mata.

Pandangannya masih kabur dan tidak jelas.

"You're wake." kata Fredico.

Luna masih lagi terpinga kemudian selepas dia menggelengkan kepalanya barulah gambaran pandangan matanya kelihatan jelas.

"Here, take this. It can help you reduce the headache." kata Fredico sambil menyuapkan aspirin ke mulut Luna.

Kemudian memberinya segelas air putih.

Saat Luna minum air itu, kepalanya susah beransur pulih. Dia memandang wajah Fredico yang kelihatan hampa.

"Fredico? What happened? How can I be here?" soal Luna yang keliru sambil memandang keliling.

"Adriel brought you here last night. Now, you are in Rome."

"Rome?! W-why Adriel..."

Kemudian dia teringat tentang apa yang jadi semalam. Dia terus terkejut. Adriel menculiknya!

"Did Adriel kidnapped me?" soal Luna.

Dengan penuh rasa hampa dan serba salah, Fredico mengangguk. Lantas, air mata Luna mengalir perlahan.

"Why he did this?! Let... let me out from here." kata Luna.

"I-I... just can't, Luna. Adriel wants you to stay here with him."

"No!" jerit Luna. "He can't do this to me! I want to go home!" jeritnya lagi.

Fredico mengeluh. Sudah dia jangka ini yang akan terjadi. Dia menghampiri Luna lantas menenangkan dirinya.

"Luna... please don't be like this. We can find the solution." pujuk Fredico.

"What solution? You and Adriel already brought me here, locked me up and you said we can find solution? What kind of solution do you want to find in this kind of situation?!" tengking Luna.

Fredico terdiam. Pintu bilik tiba-tiba dibuka. Adriel melangkah masa di saat empat pasang mata itu memandang ke arahnya.

Adriel Ricardo Harys tersenyum lebar.

"Hah, dah sedar pun."

Terus Luna jadi bertambah marah.

"Kau dah gila ke?! Lepaskan aku!" jerit Luna.

Adriel memandang Fredico lantas Fredico bangun dan beredar dari bilik itu. Usai Fredico keluar, Adriel terus mengunci pintu.

"Why you lock the door?" soal Luna.

Hanya mereka berdua dalam keadaan begini? Ah! Memang perkara gila!

"Don't be scared. I'm not gonna hurt you or do anything to you." jawab Adriel.

Luna merenungnya tajam. "Kau bukannya betul sangat pun. Bila dah muncul perangai gila kau, semua hukum hakam kau langgar."

Adriel diam. Dia tahu dalam situasi begini, Luna pasti akan memarahinya dengan teruk namun tak apa, asalkan wanita itu ada di depan mata.

"Kenapa kau culik aku? Nak bunuh aku untuk kali kedua pulak ke?"

"Luna, perlu ke ungkit pasal tu lagi? Boleh tak stop cakap pasal bunuh ni? Saya takkan bunuh awak."

"Habis tu? Kau kurung aku di sini untuk apa? Nak dating? Nak bermanja-manja ke nak interviu kerja?"

Adriel Harys tersenyum.

My Obsession Ex Boyfriend (Completed) Where stories live. Discover now