𝕻𝖆𝖗𝖙⁹

834 155 27
                                    

Happy Reading!

•••

Malfoy dengan cepat mendudukan dirinya di kursi paling pojok sebelah jendela sedangkan aku mencari buku sejarah perang pertama sihir di rak.

Setelah menemukannya aku langsung duduk di hadapan Malfoy lalu mulai menulis.

Malfoy tumben sekali diam, tadi dia cukup membuat telingaku sakit saat perjalanan menuju Perpustakaan tapi sekarang ia hanya menatap kosong keluar jendela.

"Tumben diam, biasanya kerasukan setan cerewet." Kataku dengan tatapan yang tak teralihkan dari buku.

"Terserah aku lah, emangnya kau siapa?" Aku hanya diam dan terus menulis.

Jujur sebenarnya saat Mom menceritakan Aunt Narcisa saat pulang dari kunjungan pertama ku ke Diagon Alley, aku berekspetasi tinggi memiliki sepupu, tapi ternyata sepupu yang kudapat manja dan menyebalkan seperti Malfoy.

Kupikir aku dan Malfoy akan menjadi sepupu yang dekat seperti kakak laki-laki dan adik perempuan yang ada di cerita-cerita. Saling melengkapi dan melindungi satu sama lain, tapi ternyata tidak.

Sudah 1 jam aku menulis tetapi aku belum juga mendapatkan setengah dari Bab, padahal aku sudah menulis dengan cepat sehingga tulisanku terlihat seperti rumput.

"Bisa cepat tidak sih? Aku mengantuk." Malfoy menaruh kepalanya di meja.

"Paling tidak aku mendapat 2 Bab malam ini, besok aku ingin menonton Quidditch." Malfoy menatapku dengan tajam.

"Menonton Quidditch Hufflepuff melawan Gryffindor? Kau gila? Kau pasti tak akan menyelesaikan hingga jam 22.00." Aku mendengus kesal dan terus menulis.

"Kalau kau ingin cepat, bantuin dong jangan diam saja!" Malfoy menggeleng dengan cepat lalu menopang dagu dengan tangannya dan melihat kearah ku.

"Makanya 'Penghianat Black' kau tak usah sok pemberani berbicara dengan Professor Snape seperti itu." Aku berhenti menulis.

"Dari pada kau sok-sokan berani dengan Hippogriff, di tendang baru nangis." Amarah Malfoy sepertinya terpancing.

"Itu salah hewan menjijika itu!" Aku mengangkat bahu.

"Lagian aku tidak menangis." Tawaku langsung pecah. Bagaimana ia bisa bilang tidak menangis? Padahal semua orang melihatnya menangis di gendongan Hagrid.

"Kenapa tertawa?" Aku menggeleng dan kembali menulis.

Setelah sekitar 30 menit akhirnya Malfoy tertidur dengan kepala di meja, aku melihatnya dan tersenyum.

Coba kalau anak ini di baik pasti semua anak Gryffindor tertarik dengannya, semoga Malfoy di buka hatinya.

Sejujurnya aku sudah sangat mengantuk tapi aku terus berusaha menahan kantuk walau...

Tak bisa

🄳🅁🄰🄲🄾 🄿🄾🅅

Aku membuka mataku dan menemukan 'Penghianat Black' yang tertidur dengan pena di tangannya.

Ia terlihat tertidur dengan tak nyaman juga kelelahan, aku mengambil buku tulisnya penanya, dan buku sejarah perang pertama sihir dengan perlahan agar ia tak terbangun dari tidurnya.

◇𝐓𝐇𝐄 𝐎𝐍𝐋𝐘 𝐎𝐍𝐄◇ | Fred Weasley X ReaderWhere stories live. Discover now