15

3K 279 10
                                    

Dunia ini gila.

-Queen Zalena Andromeda-

•••

Jemari Zalen menari-nari di keyboard laptop. Raut wajah yang serius dengan ditemani segelas susu coklat dingin membuat aura kecantikannya semakin bertambah. Rambutnya yang sudah Ia cat menjadi warna hitam berhasil menjadi nilai plus untuk itu. Senyum kecil tersungging saat mendapatkan apa yang Dia ingin dapatkan selama dua jam ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, namun tak bisa menahan keinginan gadis itu untuk terus fokus pada laptopnya.

"Let's see," Ia bergumam pelan dan memainkan mouse-nya dengan perlahan dan menekan sebuah artikel. Ia membaca sejenak dan menyalin hal-hal penting di sana dan menyimpannya di sebuah file.

Angkatan-Angkatan Salvadore

Angkatan 1 = Ardan Andromeda
Angkatan 2 = ?
Angkatan 3 = ?
Angkatan 4 = Naomia Mckenzie Jean
Angkatan 5 = Larena Gryzelda Joan
Angkatan 6 = Adkha Ksatria Andromeda

Zalen menatap langit-langit kamar. Aneh, Dia sama sekali tak bisa menemukan biodata angkatan 2 dan 3 di manapun. Biasanya gadis itu bisa menemukan biodata seperti ini dengan cepat. Tapi sepertinya Dia terlalu meremehkan misi seperti ini. "Huh, otak Gue panas." Keluhnya, Zalen memutuskan turun dari kasur untuk mengambil minuman dingin dan cemilan di kulkas dan tempat penyimpanan cemilan.

Ctak

Dia membuka tutup kaleng susu milo kesukaannya dan kemudian menyeruputnya secara perlahan, merasakan rasa manis dan segar di saat bersamaan. Tenggorokanmya yang kering menjadi lebih baik karenanya.

Gadis itu menatap langit malam yang pekat, tak ada bintang-bintang yang menghiasi di atas sana, dan tak ada yang menemani bulan. Zalen tersenyum kecil, terlihat dari matanya rindu yang amat sangat pada kehidupan pertamanya. Rasanya Ia masih tak percaya kalau Dia bertransmigrasi, Dia pikir itu hanya ada di cerita novel yang selalu dibawa oleh sahabatnya yang sangat gila akan novel, Zahna. Dia tertawa kecil, "Dunia ini gila." Ujarnya.

"Gue kangen Lo Zah, Chei, Ci, Shel, Bell...,"

Zalen memegang erat kalung yang entah mengapa bisa terbawa sampai ke dunia keduanya. Rasanya tak masuk akal. Ia menyeruput minumannya lagi sembari terus berpikir, "Kalau Gue minta bantuan anak Eagles gimana, ya? William kan jago tuh, tapi Dia mana mau semudah itu ngebantu secara percuma? Apalagi Dia nggak kenal sama Gue yang sekarang."

Zalen menggeleng keras, "Nggak. Nggak boleh nyerah. Dicoba dulu nggak masalah, kan?" Senyum gadis itu pun terukir. Dia pun meletakkan kaleng susu yang masih tersisa itu di nakas dan melanjutkan fokusnya ke arah laptop.

Kali ini Dia ingin menghubungi seseorang, alias William. Ingatannya yang tajam membuatnya tak sulit untuk mendapatkan nomor yang Ia inginkan dan menghubunginya. Butuh beberapa waktu untuk terhubung, dan kemudian terdengar sebuah suara yang familiar baginya.

"Halo? Siapa ini? William ganteng hadir!" Zalen terkikik pelan, ternyata sifat laki-laki itu masih sama saja. Menggelikan!

"Gue Zalen, sekarang ini Gue butuh bantuan sama keahlian hacker Lo." William mengernyit bingung, tanda waspada seketika menyala. "Siapa Lo?"

Gadis manis itu seketika tersenyum kecil, "Lo nggak perlu tahu siapa Gue. Intinya, Gue pengen ketemu Lo secepatnya. Masalah uang dan lainnya bisa diatur." Laki-laki kelahiran Jepang itu terdiam sejenak. Entahlah, perasaannya mengatakam jika Dia sangat mengenal orang di telepon itu, tapi siapa?

The Transmigration of Souls : The Same World [ END ]Where stories live. Discover now