23

2.1K 270 36
                                    

Warning!!

Part ini akan membuat jantung kalian copot. Jadi persiapkan diri.

•••

Penyesalan selalu datang di akhir dan meninggalkan sebuah luka yang tak akan dengan mudah terobati.

-NzwStry-

•••


Suasana di pemakaman penuh akan kedukaan yang mendalam. Di sisi sebelah kanan, terdapat Lanya selaku sang ibu yang menangis terisak di pelukan sang suami, Darren. Di sisi kanan, terdapat Mark yang hanya membisu mengelus lembut tempat peristirahatan sang kekasih dan Sandra yang berusaha mengontrol dirinya sendiri.

"Ke- kenapa Lo ninggalin Gue, Vi? Ke- kenapa Lo jahat banget sa- sama Gue?" Gumamnya dengan air mata yang terus mengalir. Ia tak rela, tak menyangka sahabat yang selalu Ia lindungi pergi secepat ini meninggalkannya. Tawanya, ucapan polosnya, senyuman penuh akan ketenangan, semua terekam jelas bagai kaset rusak yang terus Ia putar berulang kali.

Sandra dan Viola, Mereka tumbuh dan bermain bersama di saat kedua orangtua Mereka sedang melakukan relasi bisnis di belahan dunia. Mereka saling melindungi satu sama lain. Sandra yang kasar dan Viola yang lembut seakan bukan sebuah halangan untuk membentuk sebuah hubungan persahabatan yang abadi.

Dan sekarang, Viola Gressham telah pergi, gadis itu meninggalkan luka besar di hati orang-orang terdekatnya. Lanya dan Darren tentu saja, Mereka dipenuhi akan rasa bersalah karena selalu mengacuhkan gadis berhati malaikat sepertinya.

Benar, penyesalan selalu datang di akhir dan meninggalkan sebuah luka yang tak akan dengan mudah terobati. Dan itulah hidup.

Datang, lalu pergi. Entah itu datang membawa kebahagiaan atau luka, lalu diakhiri kepergian yang juga tidak diketahui membawa akhiran apa. Namun tetap, sebuah kenangan tak akan dengan mudah hilang dan terhapus begitu saja dalam ingatan juga benak manusia.

Dari kejauhan yang jauh dari keramaian penuh duka itu, Zalen berdiri di dekat pintu gerbang pemakaman dengan tatapan tak bisa diartikan. Gadis itu bisa melihat banyak anggota Salvadore, keluarga terdekat, bahkan relasi bisnis datang untuk berbela sungkawa. Namun Ia tahu, itu tak berarti apapun untuk Mereka yang ditinggalkan.

Karena seorang Maura pernah merasakannya.

Setitik kristal bening jatuh, napasnya semakin memburu. Ia menunduk, "Maaf." Ujarnya dengan amat lirih. Sungguh, Ia tak bermaksud untuk mengorbankan orang yang sudah Dia anggap adiknya sendiri. Hanya saja, bukankah dalam hal itu pengorbanan sangat dibutuhkan untuk memancing musuh keluar dari sarangnya?

Terserah jika Kalian menganggap Zalen tak memiliki hati. Karena faktanya, perasaan simpatinya telah mati karena luka di masa lalu. Lalu gadis itu menganggap Mereka sebagai apa? Kalian tak perlu tahu.

Biarlah waktu yang menjawab semua pertanyaan di benak Kalian. Biarlah semua terbongkar saat waktunya telah tepat.

Zalen menghapus air mata tadi dan tersenyum miring. Air mata tadi seakan tak berarti apa-apa baginya. Ia berbalik dan keluar dari pekarangan pemakaman dan berjalan ke arah mobilnya yang terparkir dengan rapi di antara mobil-mobil lain yang ikut memarkirkan diri.

Ia masuk, menyalakan mesin, kemudian pergi. Gadis bernetra gelap itu menyalakan sebuah rekaman yang dikirimkan oleh Kael dan menyambungkannya ke sebuah televisi kecil yang tersedia di mobil itu. Cengkraman pada setir semakin mengerat saat mendengarkan ucapan yang terlontar di dalam video. Sekarang gadis itu tahu siapa salah satunya.

The Transmigration of Souls : The Same World [ END ]Where stories live. Discover now