37. Pergi Bersama

68.4K 6.1K 456
                                    

Sesuai perintah Cakra, Nisa memindahkan barang-barang nya ke kamar Cakra, Nisa tak banyak memiliki barang sehingga ia tak perlu memakan banyak waktu untuk memindahkannya.

"Ini lemari khusus untuk lo."

Cakra membukakan pintu lemari untuk baju-baju Nisa, ia memperhatikan Nisa yang mulai menyusun bajunya dengan rapih. Ia sedikit heran, lemari yang ia tunjuk untuk Nisa masih tersisa banyak tempat yang kosong.

"Sedikit sekali baju lo Nisa, Mana yang lainnya? Kenapa cuma bawa baju doang? Sepatu cuma satu? Make up? dan perlengkapan lainnya mana?"

Nisa menggelengkan kepalanya, sudah dikatakan jika Nisa tak banyak memiliki barang, sepatu yang ia punya pun pemberian dari mama Siska untuk kuliahnya nanti yang sebentar lagi akan dimulai, untuk buku memang ia sengaja tak membawanya di kamar Cakra.

"Yakin cuma ini?"

"I-iya kak, aku gak banyak punya barang.."

Cakra mendesah, hatinya serasa tercubit mendengar ucapan Nisa, miris sekali melihat Nisa yang selama ini berstatus sebagai istri tak pernah ia belanjakan sedangkan Eli yang notabenenya sebagai kekasih sudah mendapatkan apa saja yang Eli mau dari Cakra.

Cakra menutup pintu lemari itu setelah Nisa selesai menata bajunya.

"Lo juga gak punya make up dan semacam perawatan tubuh gitu?"

Nisa menggelengkan kepalanya. "Gak kak, aku juga gak tau cara pakai make up."

Heran gue, tapi kenapa tubuhnya bisa wangi tanpa memakai perlengkapan seperti itu?

"Ya udah, ganti baju lo sekarang kita akan pergi. Kita makan di luar aja soalnya gue juga belum pesen makanan."

Mata Nisa berbinar ketika mendengar Cakra akan mengajak nya pergi. Ia mengulas senyumannya dengan lebar menatap Cakra.

"Pergi? Kakak mau ngajak aku pergi?"tanya Nisa dengan antusias.

Cakra menganggukkan kepalanya, ia sedikit menarik sudut bibirnya ketika melihat pancaran bahagia di mata Nisa. Cakra langsung pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Huh... Baru kali ini gue lihat dia sebahagia itu cuma karena gue ngajak dia pergi. Astaga... Kenapa gue jadi merasa bersalah gini? Gak! Tenang Cakra lo masih harus mastiin perasaan lo ke dia.

Setelah melihat Cakra memasuki kamar mandi, Nisa langsung mencari-cari baju yang pas untuk dipakainya agar penampilannya tidak membuat malu Cakra nanti. Pilihannya jatuh pada dress berwarna putih.

Clek!

Cakra keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit pinggang, sontak hal itu langsung membuat Nisa membalikkan badannya.

"Aku tunggu di bawah ya kak."

Nisa langsung terbirit-birit keluar dari kamar Cakra, ia tak sengaja tadi melihat tubuh Cakra yang putih dan bersih itu hingga membuatnya salah tingkah.

Sepuluh menit kemudian Cakra menghampiri Nisa yang berada di ruang tamu, bau wangi Cakra membuat Nisa menolehkan kepalanya.

Wow.. tampan sekali!

"Ekhem! Ayo kita pergi"

Cakra berjalan mendahului Nisa untuk menuju ke mobilnya.

"Di depan Nisa, gue bukan supir lo, ayo masuk!"

Cakra menghentikan tangan Nisa ketika akan membuka pintu mobil belakang kemudian ia langsung membukakan pintu mobil untuk Nisa agar ia duduk disampingnya.

D E O R A  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang