12

1.1K 174 22
                                    

"Mas Kai? Mau ngapain kamu kesini?!"

Kai tersenyum seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Aku mau ketemu anak-anak, boleh?"

Mendengar perkataan Kai, Ten merotasikan matanya jengah.

"Aku harus ngomong berapa kali lagi sih Mas? Kamu nggak boleh ketemu sama anak-anakku!!"

"Tapi mereka juga anak-anakku, Ten!!"

"Anak kamu bilang? Kemana aja kamu delapan tahun ini? Bahkan kamu nggak pernah nyari anak kamu?"

Kai tersenyum miring sembari berkacak pinggang.
"Bisa nggak sih kamu nggak perlu ungkit-ungkit masa lalu? Semua manusia pernah ngelakuin kesalahan, Ten! Dan semua manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua---"

"Tapi enggak dengan kamu, Mas!"
Ten menyela ucapan Kai, dengan air mata yang mulai berlinang dipelupuk matanya.

"Kenapa? Kenapa aku nggak dikasih kesempatan kedua untuk memperbaikki semua? Kenapa Ten!! JAWAB!!"

Kai membentak Ten begitu kerasnya, mulai tersulut emosi karena Ten selalu saja mengungkit kesalahannya.

Kedua tangan Ten mengepal, matanya menatap Kai penuh amarah.

"Ten, siapa yang datang?" Yoona muncul untuk melihat siapa yang datang dan membentak Ten sedari tadi.

Dan ketika matanya menangkap kehadiran Kai, Yoona menarik Ten ke belakang sementara dia berhadapan dengan mantan menantunya tersebut.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Yoona sinis. Bertolak belakang dengan Kai yang justru membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Yoona.

"Bun, apa kabar--"

"Jangan panggil saya bunda!!" Yoona memotong ucapan Kai dengan membentak.
"Saya nggak sudi dipanggil bunda sama orang yang sudah menyakiti anak saya!!"

Kai menghela napasnya pelan, sungguh saat ini posisinya begitu sulit.
"Okay, maaf tante. Saya kesini cuma mau ketemu sama kedua anak saya," ucap Kai sopan.

"Anak?" Yoona mendorong tubuh Kai kasar. "Siapa anak kamu? Tidak ada anak kamu disini"

"Anaknya Ten adalah anakku juga, Tan. Aku berhak ketemu sama mereka"

Yoona mendecih sembari tersenyum miring. "Bisa-bisanya setelah delapan tahun kamu menghilang, sekarang seenaknya kamu dateng nyariin anak kamu? Ayah macam apa kamu ini, Kai!!"

Kai mengusap wajahnya kasar, kesabarannya benar-benar diuji sekarang.
"Tan, ini urusanku sama Ten. Lebih baik tante nggak usah ikut campur---"

"PERGI KAMU DARI SINI!!!"
Yoona mengusir Kai, kedua matanya mendelik tajam menatap lelaki itu.

"Aku nggak bakal pergi sebelum ketemu anak aku!" Kai mencoba menerobos namun dengan cepat Yoona mendorong tubuh Kai hingga pria itu tersungkur ke tanah.

"SAYA BILANG PERGI YA PERGI!! KAMU UDAH MATI DI KEHIDUPAN CUCU SAYA!!" Yoona begitu marah, tangannya bahkan bergetar karena emosinya saat ini begitu besar.


Kai bangkit sembari membersihkan celananya akibat jatuh ke tanah.
Kemudian dia menatap Yoona dan juga Ten secara bergantian dengan senyum miring yang terlukis di wajah tampannya.

"Lihat aja Ten, aku bakal ngerebut hak asuh anak-anak dari kamu!!"
Ucap Kai kemudian melangkah pergi dari rumah mantan istrinya tersebut.





"Bunda~~~"
Suara Mark dan Jeno yang menghampiri, menyadarkan Ten dan Yoona yang masih memandangi kepergian mobil Kai.

Ada rasa takut dihati Ten, bagaimana jika apa yang Kai katakan menjadi kenyataan? Jika itu sampai terjadi, Ten tidak bisa membayangkan hidupnya akan seperti apa tanpa kedua anaknya.

"Iya sayang-sayangnya bunda?"
Ten berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan kedua putra tampannya.

"Tadi siapa yang dateng? Kok teriak-teriak?" tanya Mark.

"Iya tuh, siapa sih bun? Om Jaehyun?" Jeno ikut bertanya.

Ten menggeleng cepat, "Bukan siapa-siapa kok, bukan om Jaehyun juga"

"Terus siapa?" tanya Mark sembari mengerjapkan matanya.

Ten tidak menjawab, ia langsung memeluk kedua anaknya sambil menangis terisak yang tentu saja membuat Mark dan Jeno bingung.

"Bunda kenapa nangis?" tanya Jeno membalas pelukkan Ten tak kalah eratnya, begitu juga dengan Mark.

"Bunda gapapa sayang," ujar Yoona mengusak rambut keduanya.

"Bunda cuma lagi nggak enak badan aja.
Mark sama Jeno ajak bunda ke kamar sana, biar bunda bisa istirahat" Ucapnya lagi dan dituruti oleh kedua cucunya.

Kemudian Mark dan Jeno menggandeng Ten, membawa ibundanya menuju kamar.














...

Di tempat lain, Jaehyun baru sampai dirumah pada pukul 21.00 seusai acara nongkrong dengan teman-temannya.

"Aku pulang~~" Seru Jaehyun ketika memasukki rumah mewahnya.

"Eh Jaehyun, sini sayang..."
Jessica menyuruh Jaehyun supaya menghampirinya.

Jaehyun pun menurut, lalu ia duduk disamping Jessica dan juga Kyuhyun sang ayah.

Orangtuanya tersebut sepertinya sedang menerima tamu, karena ada dua orang duduk di hadapannya dan juga satu orang gadis yang memuakkan baginya.

"Kamu dari mana aja, mamah teleponin nggak diangkat?" tanya Jessica menepuk bahu Jaehyun.

"Batraiku lowbat,"  jawab Jaehyun datar.

"Jaehyun, kenalin ini orangtuanya Seulgi" Ucap Kyuhyun sembari memandang kedua orang dihadapannya yang ternyata adalah orang tua Seulgi.

"Om, Tante" sapa Jaehyun tersenyum tipis.

"Oh iya Jaehyun, maksud kedatangan mereka ke rumah kita untuk membahas pertunangan kamu sama Seulgi."

Kedua mata Jaehyun membulat sempurna tatkala mendengar perkataan konyol dari ayahnya.

"WHAT THE F----"













Curcol
Aku kangen Jaeten, banget :")
Lanjut update punch gak gaess? Muehehehehehe

Player-Jaeten✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora