28

925 144 35
                                    


"Bagaimana keadaannya, Dok?" Jaehyun sigap menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat pasien.

"Keadaannya sangat kritis, dia kehilangan banyak darah dan harus segera melakukan transfusi darah. Akan tetapi rumah sakit tidak memilikki stock untuk golongan darah AB, siapa tahu ada pihak keluarga yang memilikki golongan darah dengan pasien?"

Jaehyun mengusap wajahnya frustasi, matanya masih sembab dan bulir-bulir air mata masih tersisa disana.

"Ibunya sedang dalam perjalanan kemari, mungkin sebentar lagi sampai." Ujarnya kepada sang Dokter.

Dokter dengan nametag Lay tersebut mengangguk paham.
"Saya harap kita segera melakukan tindakan karena keadaan pasien sangat kritis. Kalau begitu saya permisi dulu, kabari jika ibu dari pasien sudah datang."

Setelah mengatakan hal tersebut, Dokter Lay berlalu pergi meninggalkan Jaehyun yang terpuruk dengan kenyataan ini.

"Puas mah? Puas, mamah udah bikin Ten terbaring lemah di dalam sana?" Jaehyun berbalik badan dan menghampiri Jessica, ibundanya.
Wanita itu menangis dalam pelukkan Siwon.

"Kenapa sih mamah sebegitu bencinya sama Ten? Sampai bikin dia celaka. Mamah denger kan, keadaan Ten kritis, dia kehilangan banyak darah. Mamah udah puas sekarang, hah?"

"Jae bukan mamah yang nyelakain Ten."

"Tapi mamah penyebabnya!!" Jaehyun meninggikan suaranya, hatinya kacau, hancur melihat keadaan Ten.

"Andai aja mamah nggak ngajak Ten ketemuan, pasti semua ini nggak bakal terjadi mah!" Air mata Jaehyun kembali membasahi wajahnya.

"Kenapa sih kalian berdua kekeh banget mau pisahin aku sama Ten? Udah aku bilang berapa kali, aku nggak bakal mau pisah sama Ten dan nggak ada satupun yang bisa misahin kita berdua. Termasuk mamah dan papah!"

Jessica hanya bisa tertunduk, menangis dan merasa bersalah.
Wanita itu semakin mengeratkan pelukkan di tubuh Siwon yang juga hanya bisa terdiam.

"Jaehyun!!!!"

Dari kejauhan Yoona berlari cepat menghampiri Jaehyun, dibelakangnya ada Mark dan Jeno bersama lelaki tinggi yang entah siapa, Jaehyun tak mengenalnya.

"Bunda..." Jaehyun memeluk Yoona, menenangkan ibunda Ten yang sudah menangis.

"Apa yang terjadi dengan Ten, nak?" Tanya Yoona seraya melonggarkan pelukkan.

Jaehyun juga menangis, menatap Yoona sendu. "Ten---"

"Om, buna kenapa?" Mark dan Jeno menarikki kemejanya, dua bocah itu juga menangis mengkhawatirkan buna-nya.

Jaehyun semakin merasa bersalah, ini adalah pertama kalinya ia melihat dua bocah lucu itu menangis.
Lelaki itu berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Mark-Jeno.

"Buna---"

Bugh

Baru saja Jaehyun akan berucap, tetiba ia tersungkur sebab satu bogeman mentah mendarat di wajahnya.

"Lo ngapain Ten, hah?" Pemuda itu, pemuda tinggi yang datang bersama Yoona mencengkram kerah kemeja Jaehyun dan menyuruhnya untuk bangkit.

"Lo siapa?" Tanya Jaehyun menepis kasar tangan lelaki di hadapannya.

"Gue Lucas, sepupunya Ten." Lucas berujar dengan senyuman miring terpatri pada wajahnya.

"Kalo lo hadir cuma buat nyelakain dia, sebaiknya lo pergi. Ten udah menderita selama ini, gue nggak mau ngeliat dia menderita lagi."

"Gue nggak nyakitin dia," Jaehyun mengusap darah segar di sudut bibirnya.
"Gue cinta sama dia, dan gue janji bakal ngelakuin apa aja buat bahagiain dia."

"Ck..." Lucas mendecih mendengar segala omong kosong yang Jaehyun lontarkan.

"Sampai terjadi sesuatu sama Ten, gue bakal bunuh lo!" Lucas menunjuk wajah Jaehyun, menatapnya sinis.

"Lucas, udah..." Yoona berujar pelan, menarik tangan Lucas.

"Yoona?" Seketika Yoona, Lucas dan Jaehyun menoleh ke arah Jessica yang sedang melangkah menghampiri mereka.

"Jessica?" Yoona menatap Jessica dengan tatapan tak percaya.

"Jadi, Ten anak kamu?"














....................

"Kamu darimana aja baru pulang?" Kai menghampiri Krystal yang baru saja turun dari mobil.

"Aku dari rumah temen," jawab Krystal datar lalu wanita itu hendak masuk ke dalam rumah akan tetapi Kai mencekal pergelangan tangannya.

"Kamu kenapa? Kok pucet? Keringat dingin juga, kamu sakit?" Kai menempelkan telapak tangannya di dahi sang istri.

Krystal menggeleng cepat.
"Aku nggak apa-apa cuma kecapean doang, aku mau istirahat."

Kai tersenyum lembut dan membelai sayang pipi Krystal.
"Yaudah istirahat aja ya, sini kunci mobilnya aku mau ke kampus ada file yang ketinggalan."

Krystal memberikan kunci mobil kepada Kai, dan kembali melangkah untuk masuk ke dalam rumah.

Akan tetapi.........



"Krys, kok mobil penyok begini? Kamu nabrak sesuatu?"

Player-Jaeten✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora