34

825 116 19
                                    


"ANJING KALIAN BERDUA!!"

Teriak Jaehyun menggelegar menyebabkan dua pasang mata menatapnya kaget.

"J-jaehyun?" Seulgi terbata.

"Udah gue duga kalau anak yang lo kandung bukan anak gue. Dasar jalang lo!" Jaehyun menatap Seulgi tajam, garis bibirnya melengkung membentuk senyuman miring.

"Jaga ucapan kamu Jaehyun!!" Bentak Seulgi tak terima, namun Jaehyun mendecih menanggapinya.

"Emang bener kan lo jalang? Lo hamil sama siapa, minta tanggung jawabnya ke siapa."

"Ini semua aku lakuin karena aku sayang sama kamu, Jae."

"Alah bulshitt!" Sela Jaehyun, kedua tangannya mengepal menahan amarah.
"Gue udah denger semua pembicaraan kalian berdua tadi, dan lo..." Mata Jaehyun beralih memandang sosok pria disamping Seulgi yang sedari tadi hanya memandanginya tanpa rasa bersalah.

"Gue nggak tau lo ada masalah apa sama gue Yong, sampai lo bersekongkol sama perempuan ini untuk ngancurin gue."

Yong alias Taeyong, pria kurus yang merupakan ayah biologis dari bayi yang dikandung Seulgi tersebut hanya terkekeh kecil sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Jung Jaehyun, Cassanova di kampus. Seorang player yang memilikki banyak sekali penggemar." Taeyong mulai berbicara dan melangkahkan kakinya mendekati Jaehyun.

"Diantara kita memang nggak ada masalah.." Taeyong menjeda ucapannya, lalu mendongakkan kepala menatap Jaehyun tajam.
"Tapi lo adalah penyebab adek gue depresi."

"Wait, maksud lo?" Jaehyun mengernyit bingung.

"Lo pasti kenal Jennie kan? Siswi SMA Permana 5."

Jaehyun menengadah memandang langit-langit, mencoba mengingat sosok Jennie.

"Jennie, Jennie. Maksud lo Jennie Lee?"

Taeyong mengangguk.
"Iya, Jennie Lee, adek gue."

"Terus apa hubungannya sama gue? Kenapa lo nuduh gue sebagai penyebab adek lo depresi?" Tanya Jaehyun bingung.

"Jennie suka banget sama lo." Taeyong mulai bercerita mengenai adiknya.
"Setiap hari dia selalu masak, dan dia bilang itu buat lo." Decakan pelan keluar dari bibir pria kurus itu.
"Tapi lo selalu mengabaikan dia, dan lo selalu buang makanan yang dia kasih ke lo. Sampai akhirnya dia putus asa dan depresi karena udah berbagai cara dia lakukan untuk deketin lo, tapi lo sama sekali nggak peduliin dia."

"Ck..." Jaehyun berdecak pelan sembari bergeleng tak percaya.
"Lo tau kan gue nggak suka dikejar, dan semua itu bukan seratus persen salah gue. Artinya bukan gue yang bikin adek lo depresi, adek lo aja yang terlalu berharap sama gue."

Taeyong tersenyum miring mendengar perkataan Jaehyun barusan.
"Emang ya, kalau dasarnya player tetep aja player. Suka permainin perasaan orang."

"Gue nggak permainin adek lo, Yong."

"Tapi setidaknya lo hargai perjuangan dia sedikit aja, Jae!" Taeyong meninggikan suara, mulai emosi.

Jaehyun terkekeh.
"Kalau gue ngelakuin itu semua, yang ada gue kek ngasih harapan palsu ke dia. Terus kalau dia salah ngartiin gue, gimana? Padahal gue sama sekali nggak suka sama adek lo."

"BACOT LO, JAE!!"

BUGH

Bogeman mentah mendarat di wajah Jaehyun hingga sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar.

"LO EMANG ANJING JAE, LO BAJINGAN. GARA-GARA LO ADEK GUE MASUK RUMAH SAKIT JIWA, DAN SAAT ITU JUGA GUE JANJI BAKALAN HANCURIN HIDUP LO!" Teriak Taeyong begitu marah.

Player-Jaeten✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin