3.3 | Welcome and Goodbye

1.5K 160 21
                                    


Hallo! Update lagi nih. Sebentar lagi WBWP  tamat, sudah ikhlas buat akhirin cerita ini belum? Hahaha ga kerasa ya udah mau tamat aja. Setelah tamat, WBWP akan hadir dalam versi novel, kalau berminat kalian bisa cek infonya di instagram @/beeverse_. Aku ga akan bosan buat ngingetin kalian untuk ikutan PO versi novelnya, karena banyak tambahan part dan bonus. Penasaran? Langsung cek instagramnya ya.

.

Setelah berbincang panjang lebar bersama Jungkook di taman tadi, Taehyung langsung mengobati dirinya sendiri. Ia pergi ke apotek untuk membeli obat merah dan perban. Meski hanya pengobatan kecil, setidaknya cukup mengurangi rasa sakit pada wajahnya.

Sementara dengan Jungkook, ia mengatakan pada Taehyung jika ingin membereskan suatu hal, namun tidak menyebutkan detailnya seperti apa. Taehyung menduga jika Jungkook tengah pergi bersama Seojun untuk mencari bukti terkait perkataannya tadi. Itu pasti, karena ia tahu jika Jungkook tidak akan semudah itu percaya padanya.

Saat ini, Taehyung sudah berada di depan ruangan Aileen, duduk pada kursi aluminium dengan gusar. Ia masih menunggu dokter keluar dari ruangan itu dan memberikan kabar kepadanya tentang kondisi Aileen. Taehyung tidak tahu apa yang sedang dilakukan dokter dan para tenaga medis lainnya di dalam sana, yang jelas itu lama sekali. Kira-kira sudah memakan waktu satu setengah jam.

Taehyung benar-benar tidak bisa tenang, secara perlahan isi kepalanya mulai disinggahi pikiran negatif yang memutus konsentrasinya. Taehyung takut terjadi apa-apa dengan Aileen dan calon bayi mereka. Ia tidak bisa melihat istri dan anaknya menderita.

Di tengah keheningan, Taehyung mendengar suara decitan pintu terbuka, lantas ia melirik ke pintu sambil membenarkan posisi topinya agar orang tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Taehyung segera berdiri dan menghadap ke arah dokter yang sudah ia kenal itu. "Bagaimana, Dok?"

Seokjin berdehem sejenak, kemudian bertanya, "Maaf sebelumnya, apa hubungan anda dengan Nyonya Kim?" Ia memastikan hal itu agar tidak salah memberikan penjelasan.

Taehyung tidak langsung menjawab, ia diam sejenak untuk berpikir. Beberapa detik berikutnya, Taehyung berujar sembari membuka topinya, "Saya suaminya." Taehyung menatap dokter itu, kemudian memberikan senyum hangat. "Apa kabar, Hyung?" sapanya pada teman karibnya itu.

Seokjin langsung tercengang dengan apa yang ia lihat, refleks mengucak mata untuk memastikan jika ia tidak mengalami halusinasi. "Kㅡkau Taehyung? Bagaimana bisa?" Seokjin menutup mulutnya. Rahangnya terasa mengendur. Ia sangat terkejut, masih tidak percaya dengan realita di hadapannya itu.

"Aku hidup, Hyung. Aku ingin menemani istriku melahirkan, jadi apa kau bisa menjaga rahasia?" Taehyung bertanya sambil sedikit memiringkan kepalanya. "Setelah itu aku akan pergi sejauh mungkin. Selamanya. Dan anggap saja kau tidak melihat apapun saat ini," sambung Taehyung.

Seokjin terdiam sejenak, ia berusaha mencerna perkataan Taehyung. Lalu beberapa detik setelahnya ia mengangguk sambil tersenyum hangat. "Tentu, Adikku," jawabnya singkat. Sejujurnya Seokjin penasaran bagaimana bisa Taehyung masih hidup, dan ke mana pria itu akan pergi. Tetapi Seokjin memilih memendam pertanyaannya karena tidak ingin mengusik privasi Taehyung.

"Jadi bagaimana keadaan Aileen?" Taehyung bertanya.

"Aileen mengalami pecah ketuban. Air ketubannya hampir habis, itu berbahaya untuk janinnya jika dibiarkan terlalu lama. Jadi terpaksa harus dilakukan operasi caesar," jelas Seokjin.

Wolfsbane; Woman Power [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang