2.9 | Punishment

2K 173 31
                                    


Siapa yang dari kemarin nungguin WBWP update? Bucinnya Mr. & Mrs. Lee ayo merapat! Siapkan tisu yaa (opsiona), hehehe. Semoga di chapter ini feel nya dapet di kalian. Jangan lupa vote dan komen. Belajar menghargai karya orang lain :)

.

Seorang wanita berpiayama merah marun bersimpuh di balkon kamarnya sambil menatap langit malam dengan kerlip bintang yang terlihat indah. Sesekali menyesap susu cokelat buatan salah satu pelayannya. Pikirannya melayang jauh, tertuju pada sosok pria yang teramat ia cintaiㅡLee Taehyung.

Setiap detik yang berlalu, setiap teguk susu yang mengalir di tenggorokannya, membawa dirinya dalam kenangan yang menyakitkan. Luka lama yang kembali terbuka, perih yang menyiksa, seakan mengartikan bahwa semesta tak mengizinkannya untuk bahagia. Cinta yang selama ini ia anggap nyata, ternyata hanya fatamorgana dibalik rasa dendam yang tak kunjung tertuntaskan. Pedih, perih. Hatinya kembali dihancurkan.

Meski lara begitu menyiksa, namun rasanya air mata sulit untuk mengalir. Entah mengapa. Mungkin karena dirinya telah berkali-kali merasakan sakit yang tak berujung. Ia berkali-kali dihancurkan, hingga dirinya tak merasa asing lagi ketika dihancurkan.

Memikirkan esok adalah hari terakhirnya melihat Taehyung membuat hatinya merasakan dua hal sekaligus. Rasa bahagia sebab sang pelaku akhirnya mendapat hukuman sepadan, dan rasa sedih karena pelaku itu adalah suaminya sendiriㅡseorang pria yang sangat ia cintai. Kedua rasa itu bercampur di dalam hatinya, membuatnya tak mengerti lagi apa yang sebenarnya ia inginkanㅡmembebaskan Taehyung dari tuntutan, atau membiarkan dia mati terjerat hukum seperti sebagaimana mestinya.

Aileen meletakkan cangkir yang isinya telah tanggas di atas meja, lalu menyilangkan tangannya di dada dan mengusap-usap lengannya sendiri. Udara cukup lembab, namun tak membuatnya beranjak. Langit yang indah ini sangat sayang untuk dilewatkan.

Semilir angin menyapa wajahnya, dan sedikit mengacak rambut. Aileen menghela napas panjang sambil menatap taburan bintang di langit, berharap segala rasa lara yang ia tengah rasakan terbawa oleh angin sejauh mungkin.

Semenit kemudian, Aileen mendengar suara langkah kaki mendekatinya secara perlahan dan hati-hati. Kemudian disusul bayangan pria berdada bidang dan berdiri di belakangnya. Ia menoleh, melihat siapa yang datang, lalu menatap lurus kembali. Jungkook menghampirinya dengan sebuah mantel di dalam genggaman, ia berjalan mendekati Aileen, lalu memakaikan mantel itu pada pundaknya.

"Udara sedang dingin, akan lebih baik jika kau masuk ke dalam," kata Jungkook sambil mengelus-elus pundak Aileen. Kala melihat Aileen menggeleng tanda tak setuju dengan perkataannya, lantas Jungkook mendudukan diri pada kursi di sebelah Aileen. Ia melirik ke arah cangkir yang telah tanggas. "Kau menghabiskannya? Apakah dia menerimanya dengan baik?" Jungkook bertanya sambil menoleh ke arah Aileen.

Wanita itu terus menatap langit tanpa mengait atensi pada Jungkook. Ia mengerti maksud dari perkataan pria itu, 'dia' yang dimaksud Jungkook adalah janin yang ada di dalam perutnya. Sudah tiga hari ini Aileen merasakan mual setiap kali hendak meminum susu kehamilan, ia sudah mencoba memaksakan diri untuk tetap meminum susu itu demi kesehatan dirinya dan sang janin, namun perutnya benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Aileen sering memuntahkan kembali susu yang telah ia minum, perutnya benar-benar menolak susu itu.

Tetapi kali ini tidak, rupanya janin dan susu yang biasa ia minum itu telah berdamai dan membuat kesepakatan bersama. Hingga akhirnya Aileen bisa menghabiskan susu itu.

Wolfsbane; Woman Power [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang