14

232 29 0
                                    

Minjeong mau teriak aja rasanya.

Setelah berpisah dengan Sungchan tadi, Minjeong gak bisa berhenti memikirkan pria itu. Apalagi semenjak mereka memanggil satu sama lain aku-kamu. Gila, Minjeong rasanya overdosis.

Terlebih lagi memikirkan tentang Sungchan. Wajah dinginnya yang tampan, tubuh tingginya, sifat pekerja kerasnya, dan hatinya yang seluas samudera, tidak ada alasan untuk Minjeong tidak kagum kepada pria itu.

Minjeong menekan tombol lift yang akan membawanya ke lantai atas yang ia tinggali. Begitu keluar dari lift, Minjeong melihat seorang wanita paruh baya berdiri di koridor, antara di depan unit apartemennya atau di depan unit apartemen milik Sungchan.

"Permisi, Bu. Cari siapa ya?" tanya Minjeong ramah.

"Apa benar ini tempat tinggalnya Sungchan?" tanya wanita itu balik.

Minjeong terdiam begitu wanita itu bertanya balik kepada Minjeong. Minjeong yang awalnya bersikap ramah kini ingin mengurungkan niatnya.

"Saya Ibunya Sungchan. Saya ingin bertemu dengan Sungchan dan juga cucu saya." kata wanita yang ternyata Ibunya Sungchan tersebut.

Minjeong terbelalak. Ia menjadi ingat tentang cerita Sungchan yang mengatakan kalau ia kabur dari rumah untuk melindungi Chan. Mengingat itu, Minjeong semakin ingin mengurungkan niatnya.

"Maaf, Bu. Saya kurang tau. Permisi." pamit Minjeong yang hendak masuk ke unit apartemennya.

"Saya tau kalau kamu kenal dengan anak saya. Kamu sering membantu anak dan cucu saya." kata Ibunya Sungchan.

Minjeong langsung membalikkan tubuhnya begitu mendengar ucapan Ibunya Sungchan. Ibunya Sungchan tersenyum. "Saya selama ini membayar orang untuk memantau Sungchan dan juga Chan. Saya sering melihat kamu bersama dengan mereka." jelas Ibunya Sungchan.

"Saya bersumpah, kehadiran saya ke sini bukan untuk menyakiti mereka. Saya ingin berbicara dengan Sungchan. Saya rindu dengan Sungchan." kata Ibunya Sungchan.


--


"Chan laper?" tanya Sungchan kepada anak perempuannya yang berada di gendongannya itu.

Chan mengangguk dengan lucunya lalu menjawab. "Laper!"

"Okeee nanti Papa suapin. Mau ya?" tanya Sungchan.

"Mauuuuu!!!!!" jawab Chan.

Sungchan masuk ke unit apartemennya. Begitu masuk ke dalam, Sungchan langsung mendudukan Chan di sofa terlebih dahulu. Lalu Sungchan masuk ke kamar untuk mengganti pakaian dan membuatkan Chan bubur bayi.

Tiba-tiba bel apartemen Sungchan berbunyi, membuat Sungchan menghentikan niatnya sejenak untuk membukakan pintu.

Sungchan terdiam mematung begitu melihat Minjeong berdiri di depan unit apartemennya bersama seorang wanita yang tidak asing baginya. Yaitu Ibunya sendiri.

Sungchan hendak menutup pintu apartemennya, namun Minjeong dengan sigap mencegahnya. "Sungchan, jangan salah paham dulu." kata Minjeong.

Sungchan tidak berkata apa-apa. Ia menarik Minjeong masuk ke unit apartemennya lalu menutup rapat pintunya, membiarkan Ibunya menunggu di luar.

"Kenapa kamu bawa dia ke sini?" tanya Sungchan.

"Ibu kamu mau bicara baik-baik sama kamu. Dia rindu sama kamu dan juga Chan." jawab Minjeong.

Tiba-tiba Sungchan menitikkan air matanya. "Nggak. Aku nggak mau ketemu Ibu." balas Sungchan.

Minjeong meraih telapak tangan Sungchan. "Sungchan, kamu gak boleh gitu sama Ibu kamu. Ibu kamu niatnya baik kok untuk ke sini." kata Minjeong.

𝟒𝟖𝟔 ㅡ sungchan,winter ✓Where stories live. Discover now