1

2.1K 272 41
                                    

"Ini kunci nya. Semoga betah tinggal di sini ya, Mas." ucap seorang satpam sembari memberikan kunci sebuah unit apartemen kepada seorang pria.

Pria itu, yang bernama Jung Sungchan, menerima kunci tersebut dan tersenyum simpul. "Terima kasih, Pak."

Tanpa berlama-lama, Sungchan langsung menyeret kopernya dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya memegang sesuatu. Seorang bayi.

Sungchan menatap anak itu dengan tatapan yang sulit didefinisikan. Seperti campuran tatapan lelah, cemas, dan iba. Jujur, hati Sungchan sangat tidak tenang.

Pintu lift terbuka saat mereka tiba di lantai sepuluh. Sungchan langsung keluar dari lift dan menuju unit apartemen nya, tempat tinggal barunya untuk waktu yang lama. Mungkin sangat lama. Atau selamanya.

Berkali-kali Sungchan memasukkan kata sandi apartemen nya itu, tetapi pintu nya tak kunjung terbuka. Sungchan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena kebingungan.

"Di-scan dulu Dek kartunya, baru masukin passwordnya."

Sungchan menoleh ke asal suara di belakangnya, ia melihat seorang Ibu-ibu tengah tersenyum ramah ke arahnya. Sungchan mengangguk lalu mengikuti instruksi Ibu itu. Dan benar saja, pintu nya berhasil terbuka.

"Terima kasih banyak, Bu." balas Sungchan sembari menunduk sopan kepada wanita paruh baya itu.

"Ah iya, sama-sama." balasnya. "Omong-omong, tetangga baru di sini?" tanyanya kepada Sungchan.

"Ah... iya, Bu." jawab Sungchan.

"Oh begitu, nama saya Taeyeon, saya tinggal di sini." kata ibu bernama Taeyeon tersebut sembari menunjuk unit apartemennya yang terletak tepat di depan unit apartemen Sungchan.

"Salam kenal, Bu Taeyeon. Saya Sungchan." balas Sungchan.

"Semoga betah ya di sini. Kalau butuh apa-apa, jangan segan-segan ya. Kita ini tetangga." balas Bu Taeyeon sembari tersenyum.

"Baik, Bu. Terima kasih banyak." balas Sungchan. "Kalau begitu, saya izin masuk duluan ya, Bu. Permisi." pamit Sungchan.

Sungchan langsung masuk ke unit apartemennya dan mengunci pintunya. Sungchan langsung meletakkan bayi yang sedari tadi ia gendong di atas sofa.

"Chan.... susu....." ucap si bayi.

Sungchan tersenyum tipis sembari mengusap puncak kepala si bayi. "Chan haus ya? Sebentar ya, Papa bikinin susu dulu."





Ya, begitulah. Menjadi seorang Ayah di usia yang begitu muda sangatlah tidak mudah. Sungchan tahun ini baru saja menginjak usia 20 tahun, tapi... ia sudah memiliki predikat. Yaitu seorang Ayah.

Jung Chan, itu lah nama si bayi. Seorang bayi perempuan cantik berusia 19 bulan, yang sudah mendampingi hidup Sungchan selama enam bulan terakhir.

Bagi Sungchan, rasanya sangat pahit mengingat apa yang terjadi dulu. Antara ia dan Ibunya Chan. Kalau kalian berpikir Sungchan melakukannya dengan sengaja, jawabannya tidak. Baik Sungchan atau Ibunya Chan tidak melalukan hal itu dengan sengaja. Semua murni kecelakaan.

Sungchan pada awalnya juga sulit menerima kenyataan. Katakan lah Sungchan jahat, dulu Sungchan pernah mengusulkan untuk menggugurkan anak ini. Tapi si Ibu tidak mau melalukannya. Ibunya Chan tetap ingin mempertahankan kandungannya.

Tapi tau tidak? Setelah melahirkan Chan, dan setelah Chan berumur satu tahun, dan pada saat itu Sungchan bahkan sudah berniat untuk menikahi Ibunya Chan, Ibunya Chan malah meninggalkan mereka. Kalau begini ceritanya, siapa yang lebih jahat?

𝟒𝟖𝟔 ㅡ sungchan,winter ✓Where stories live. Discover now