5

890 216 13
                                    

"Pak, saya pulang duluan ya." pamit Sungchan kepada si boss pemilik toko buku tersebut.

"Bentar dulu, Sungchan." kata Pak Heechul sembari menghampiri Sungchan yang hendak keluar dari toko buku.

"Iya Pak?" sahut Sungchan.

Pak Heechul menyelipkan tiga lembar uang seratus ribu rupiah ke tangan Sungchan. Membuat Sungchan langsung spontan mengerutkan keningnya.

"Ini apa ya, Pak?" tanya Sungchan.

"Gak papa, anggap aja uang jajan. Kerja kamu bagus loh, padahal kamu cuma paruh waktu di sini. Diterima ya." jawab Pak Heechul.

"Pak, serius?" tanya Sungchan tak yakin.

"Serius lah, masa bercanda. Terima ya, saya gak suka penolakan." jawab Pak Heechul.

Cepat-cepat Sungchan membungkuk sopan tanda ia mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Pak. Saya akan bekerja lebih baik lagi."

"Iya iya, sama-sama. Hati-hati ya di jalan." pesan Pak Heechul.

Sungchan akhirnya berjalan meninggalkan toko buku. Tiba-tiba ia terlonjak kaget ketika mendengar suara klakson mobil di depannya.

Kaca pengemudinya terbuka, dan Sungchan dapat melihat Minjeong dengan senyuman cerahnya sembari melambaikan tangannya.

"Sungchan, pulang bareng yuk!" ajak Minjeong.

Sungchan memutar kedua bola matanya lalu menghela napasnya. Ia menghampiri Minjeong. Sungchan tak habis pikir, gadis itu sedari menunggunya selesai bekerja.

"Lo nungguin gue?" tanya Sungchan.

Minjeong mengangguk sembari tersenyum. "Iya, jangan nolak ya, please." ucap Minjeong memohon.

Sungchan lagi-lagi menghela napasnya. Dia mau nolak juga gimana, kasian juga Minjeong yang harus nungguin dia hampir setengah jam. Pada akhirnya Sungchan memutuskan untuk memasuki mobil Minjeong.

"Akhirnya lo gak nolak." kata Minjeong sembari menjalankan mobilnya.

Sungchan hanya diam sembari melihat jalanan kota Jakarta yang ramai. Keadaan di dalam mobil sangatlah canggung, karena Minjeong tak memulai percakapan apapun.

"Oh ya, lo gak capek apa kerja sambil kuliah gitu?" tanya Minjeong yang akhirnya membuka percakapan.

"Capek, tapi mau gimana." jawab Sungchan.

Jujur, sebenarnya Minjeong ingin bertanya lebih tentang alasan Sungchan kerja sampai di dua tempat begitu. Tapi Minjeong dapat melihat kalau Sungchan tidak suka ditanya-tanya tentang pekerjaannya.

Hingga tak lama kemudian mobil Minjeong sampai di gedung apartement mereka. Baik Sungchan dan Minjeong langsung turun dari mobil.

"Makasih." ucap Sungchan.

Sungchan dan Minjeong bergerak ke lain arah karena Sungchan harus menjemput Chan lebih dahulu di tempat penitipan anak.

"Kok ke arah sana?" tanya Minjeong.

"Gue mau ke tempat penitipan anak dulu." jawab Sungchan.

"Ikut!" seru Minjeong sembari menghampiri Sungchan yang beberapa langkah di depannya.

Sungchan hanya diam, tanda ia tak mengiyakan. Tapi tetap membiarkan Minjeong untuk mengikutinya. Toh nya, kalau Minjeong tau Sungchan udah punya anak juga gak berpengaruh apa-apa. Mereka kan tidak kenal akrab.

Sesampainya di tempat penitipan anak, Bu Wendy langsung menggendong Chan dan memberikannya kepada Sungchan. Lalu Sungchan mengucapkan terima kasih dan mereka pamit.

"Iiih lucu bangettt adek lo!" ujar Minjeong gemas sembari mencubit pelan pipi Chan.

Pada saat itu, Sungchan shock karena Minjeong mengira Chan adalah adiknya Sungchan. Tapi Sungchan lagi-lagi hanya diam. Malas untuk meralatnya.

Chan yang berada di gendongan Sungchan tersenyum senang sembari tertawa. Membuat Minjeong juga tak kalah histeris.

"Namanya siapa?" tanya Minjeong.

"Chan." jawab Sungchan.

"Ihhh, gue mau gendong boleh gakkk? Boleh yaaa?" kata Minjeong sembari memohon.

Lagi-lagi Sungchan hanya menghela napasnya, lalu membiarkan Minjeong untuk menggendong anaknya. Minjeong memeluk Chan erat karena gemas kepada anak berumur 2 tahun itu.

"Chan mirip banget loh sama lo." kata Minjeong sembari tersenyum kepada Chan yang terlihat bahagia karena digendong oleh Minjeong.

Sungchan, Minjeong, dan Chan memasuki lift. Sungchan menoleh ke arah Minjeong yang sedari tadi berbicara dengan Chan, sedangkan Chan nya terlihat sangat bahagia.

Hal itu membuat Sungchan merasa kalau Chan sepertinya sangat merindukan Ibunya. Memikirkan itu berhasil membuat hati Sungchan tergores.

Hingga akhirnya mereka bertiga sampai di koridor depan apartemen mereka. Sungchan mengambil Chan dari gendongan Minjeong.

"Makasih ya." kata Sungchan.

"Iya, sama-sama." balas Minjeong sembari tersenyum. "Gue juga seneng banget ketemu Chan. Kapan-kapan gue boleh kan ketemu sama Chan lagi?" tanya Minjeong.

Sungchan mengangguk. "Boleh."

wawww minjeong sudah ketemu sama chaaaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

wawww minjeong sudah ketemu sama chaaaan.

𝟒𝟖𝟔 ㅡ sungchan,winter ✓Where stories live. Discover now