⁂Sengit

398 116 34
                                    


••••

"Baiklah! Pertandingan dimulai!!"

Zero menoleh pada Eliano kemudian mendecak.

"SIALAN!!"

*Wushh*Bzzztt*

Beradu kecepatan, Zero dan Ran melesat menggunakan shinsu mereka. Karena sedikit terlambat, mahkota nya diambil oleh Ran saat berada di ujung jarinya.

Mata Zero melebar. Kesal, laki-laki berambut hitam itu lalu menapakkan kakinya di atas senderan kursi tahta dan melompat untuk mengambil alih mahkota di tangan Ran.

*Wushh*

Ia berhasil, sementara Ran mendecih. Zero memukul kepala Ran dengan mahkota lalu berbalik beberapa kali kebelakang.

"Zero!"

Nero bersorak dari kursi tahta yang telah ia duduki, Zero menoleh dan melempar mahkota itu untuk kemudian dipakai olehnya.

"Ya! Tim pertama berhasil menduduki tahta! 4 menit menuju kemenangan pertama!"

Ran tersulut emosi, ia menaikkan tangannya ke depan, petir pun menyembur keluar. Karena itu cahaya di ruangan berubah menjadi gelap.

Sementara itu, 2 tim yang lain mulai mendekat. Mereka mencoba menyerang.

Zero menoleh kembali ke Eliano yang masih berada di belakang.

"HEI! KEMARI! KAU MAU MENONTON SAJA?!"

Si surai biru terkesiap, ia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu melesat ke sana dengan cepat, menyambar dengan petir beberapa orang yang hendak mendekat.

*BZZZTTT* CTARR*

"MINGGIR!"

Saat semua terjatuh karena serangan kejutan dari Eliano, Ran berteriak dari tempatnya. Spear petir berukuran besar terbentuk di atas kepalanya.

"Ah..Tempat ini akan hancur"

Penyelenggara ujian bergumam, namun tak menghentikan pertarungannya.

Spear itu kemudian dilempar ke arah mereka. Zero mengambil langkah-langkah, berkelit ke depan Nero dan membuka lebar kedua tangannya, mata itu menyala, aura merah memenuhi zonanya. Saat spear Ran hendak menyentuhnya, sebuah tangan datang dari samping, Zero kaget sebentar sebelum akhirnya menyeringai.

"Tanpa kau pun..aku masih bisa menahannya, lho."

*Bzzzttttt*

Serangan yang begitu kuat berhasil memukul mundur keduanya. Kaki yang menapak ke lantai pun dibuat bergeser. Kulit tangan mulai terlihat terkelupas karena menahan serangan.

Eliano mengenggam pangkal spear yang mengarah pada mereka, memutarnya searah telapak tangan. Spear itu kemudian menciut dan menghilang perlahan.

Ran makin emosi, ia tak menerima kekalahannya begitu saja.

"Dasar sampah."

Eliano sempat melirik, namun kemudian kembali berbalik badan.

"Benar! Kau sampah!" Kini Popo lah yang teriak dengan semangat.

Zero terdiam mendengar interaksi antar saudara Keluarga Khun itu.

"Kau kalah, lalu menyebut kami sampah?" Tanya Zero. Popo lantas menggeleng, "Bukan kau, tapi dia. Dia membuang kami demi sebuah posisi di dalam keluarga! Membayar orang untuk mempelancar rencananya!" Teriak nya. Zero dan Nero sontak terkaget dan melirik Eliano yang membelakangi mereka tak jauh dari sana.

|| 𝗧𝗢𝗚 || The Lost DisgraceWhere stories live. Discover now