⁂Linglung

1K 228 57
                                    

•|Siang Hari|•

"Ayo, akan ku antarkan ke Asensio."
Aguero merangkul pundak Eliano yang bertubuh kecil dan membawanya memutar istana.

"Jangan-!! Nanti kak Asensio marah!"

Aguero terdiam sambil menatap anak itu, ia berbalik seraya melipat tangannya di depan dada. "Kau ini..Sudah kubilang, sifatmu itu tak cocok bagi seseorang yang berasal dari keluarga ini. Cobalah berani sedikit." Ucapnya dengan nada kesal.

"Aku bukan takut. Aku hanya merasa.. memang pantas menerimanya jadi-

"Hushh! Diam dik." Aguero menutup mulut Eliano sebelum mengocehkan kalimat yang akan membuatnya sakit kepala, "Mereka itu berotak dangkal. Jadi jangan dengarkan mereka." Ujar Aguero sambil menarik tangan Eliano untuk pergi.

Setelah berjalan cukup jauh menelusuri koridor, mereka akhirnya sampai di ruangan Asensio. Aguero berjalan duluan dengan Eliano di belakang masih terlihat ragu-ragu, sampai membuat si kuncir biru menghelakan nafas dan memilih untuk mengetuk pintunya duluan.

Mereka sedang rapat ternyata.
Asensio memang menjadi high ranker dan membentuk faksinya sendiri di dalam keluarga.

"Ada apa dik?" Tanya laki-laki kekar yang membukakan pintu untuk mereka. Aguero tersenyum sedangkan Eliano langsung bersembunyi di balik pintu.

"Ada Asensio?"

"Kami sibuk."

"Ada apa? Ah- Aguero?" Asensio yang sedang berusaha disembunyikan justru muncul, Aguero tertawa canggung sambil mengalihkan mata ke arah pintu untuk memberikan kode. 

Asensio yang mengerti kini melangkah keluar dan menarik pintu sedikit sampai melihat anak kecil yang sedang bersembunyi di baliknya.

"El..?" Si rambut gelap menyapa sambil sedikit menunduk mengecek Eliano yang langsung berbalik badan. "Hei...kenapa? Bagaimana hari pertamamu di pelatihan?" Asensio bertanya tapi tetap tak mendapatkan jawaban.

Aguero yang sedari tadi memerhatikan dengan kesal langsung menarik tangan Eliano untuk berbalik melihatkan keadaannya yang babak belur pada Asensio. Pria berambut biru gelap dengan spontan mendelik tajam mendapati kondisi anak kecil di depannya.

Asensio menjongkok untuk menyamakan tinggi mereka. Menatap khawatir seraya mengenggam bahu Eliano dengan kuat.

"EL! KAU KENAPA?! CEPAT KATAKAN PADAKU SIAPA PELAKUNYA-!!"

Eliano sedikit terperanjat karena Asensio bertanya dengan nada tinggi, anak itu mengalihkan pandangan lalu menjawab dengan ragu,

"..Aku hanya terjatuh saat latihan."

Asensio dan Aguero yang mendengarnya kini melongo sembari mengernyit heran. Memangnya dia sampai terjatuh berapa kali sampai luka nya ada sebanyak itu?

"El, kau tau kan kalau aku takkan percaya itu?" Asensio kini berbicara dengan nada tegas membuat Eliano menoleh dengan tampang cemas.

"Nanti jika ayah tau, dia–

"Jangankan ayah, aku saja marah. Biar aku yang menegur mereka."

"Jangan, kak! Aku baik-baik saja-!!"

Asensio menghelakan nafas kasar, ia lalu berdiri sambil sedikit mengacak rambutnya frustasi. Dia seharusnya tau, adik nya takkan mau jika dirinya membalas kelakuan anak-anak itu.

Asensio kini mengizinkan Aguero dan Eliano untuk masuk ruangan. Aguero berjalan sambil bersenandung kemudian menarik kursi untuk didudukinya, melipat kaki layaknya pemilik ruangan.

"Aguero..Kau bertemu mereka, kan, tadi?"

"Ya.. Begitulah. Aku datang di akhir-akhir sih." Jawabnya santai lalu menyandar pada kedua tangan di belakang kepalanya. Sempat diam sejenak, si surai biru gelap kembali bertanya.

|| 𝗧𝗢𝗚 || The Lost DisgraceWhere stories live. Discover now