⁂Rahasia yang tak lagi terjaga

191 21 2
                                    

••••

Eliano berhenti dan menghadap keluar jendela. Ia memegangi lengannya yang gemetar sambil menyipitkan mata saat menatap pada pulau di seberang.

Gelombang getaran memang tak sampai ke archimedes, namun ia dapat melihat gunung di sana bersiap untuk menumpahkan cairan panasnya.

*Duarrr*

Archimedes terombang-ambing sejenak, Eliano dengan segera berpegang pada bingkai kaca di sampingnya. Sejenak pemuda itu termangu hingga ia merasakan kehadiran familiar dari shinsu sekitar.

Manik ungu itu pun dialihkan pada area tengah kapal yang terbuka.

Perlahan matanya membulat, pria bersurai biru ikal itu berlari ke pinggir untuk melihat lebih jelas pada laki-laki yang tengah melayang di atas sana.

"Dia..." 

Matanya kemudian teralihkan pada lantai paling atas, sebuah kilatan cahaya muncul dari mata tajam sebuah tombak yang terlempar ke pria yang tengah melayang dengan shinsunya.

Eliano mengatupkan gigi, membuka telapak tangan dan mengumpulkan shinsu petir, segera melayangkan sebilah tombak sambil bersorak pada pria yang tengah bersantai di udara.

"RYEEKKAAAAA!!!!!"

*DUARRR*

Ledakan tak dapat dihindari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ledakan tak dapat dihindari. Kedua spear beradu di udara, di tengah ledakan itu terlihat seorang pria menyeringai sambil menatap Eliano dengan kedua matanya yang memancarkan petir hitam kecil.

Eliano mengangkat tangan ke samping tubuhnya. Sebuah Arms Inventory terlihat, ia hendak mengambil sebuah senjata, namun sebuah kilatan lebih dulu menghampirinya.

Tak ada luka terbuka, namun petir Ryeka berhasil menyambar tubuhnya. Jika bukan sesama Jeonsulsa dan darah istimewa yang mengalir dalam dirinya, Eliano pasti sudah hangus terbakar oleh petir itu.

Eliano terhuyung dan mencoba menguatkan kuda-kuda pada kaki, dan meraba area matanya yang terasa terbakar.

Pria yang lebih tua 4 tahun darinya itu mendarat, kemudian berjongkok di pagar yang tadi sempat dipakai sebagai pegangan oleh Eliano. 

"Kau baik-baik saja? Luar biasa. Padahal petir hitamku itu istimewa." 

"Daripada menusuk jantungku, kau lebih memilih untuk menyambarku. Apa yang membuatmu melewatkan kesempatan itu?"

Ryeka tersenyum.

"Memangnya siapa yang ingin membunuhmu?"

"....."

Keringat bergulir, Eliano mengernyit untuk memfokuskan penglihatan. Namun yang ia lihat kini buram, matanya tak dapat berfungsi dengan baik, mungkin itulah yang diincar oleh serangan Ryeka tadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

|| 𝗧𝗢𝗚 || The Lost DisgraceWhere stories live. Discover now