⁂ Awal spekulasi

667 147 81
                                    

• • •
• • •

Sudah empat bulan semenjak kejadian di taman, Eliano kini berjalan menuju lapangan. Manik ungu itu melirik ke sekeliling yang ramai akan orang yang berlalu-lalang.

"Eliano!"

Seseorang memanggil, sontak ia menoleh ke sumber suara itu. Senyum cerah terlukis sesaat di wajah tampannya, "Aguero!" Panggil Eliano sambil berjalan mendekatinya.

Aguero merangkul pundak anak laki-laki itu lalu mengajaknya ke tempat yang lain.
Di perjalanan, mereka menelusuri tempat yang ramai akan anak-anak perempuan keluarga Khun. Eliano menoleh ke kanan kiri, terlihat beberapa sedang melakukan tes dan menonton pertandingan.

"Sekarang penilaian untuk pemilihan Putri Zahard. Kau baru sekali melihat ini bukan?" Ujar Aguero yang terlihat melirik sekitar. Eliano lalu mengangguk, "Benar. Jadi begini, ya..pemilihan para Putri." Ucap si manik ungu yang terlihat sedikit takjub.

Mata biru lautnya yang tadi diarahkan ke sekeliling kini berhenti, Aguero mengangkat tangan untuk melambai pada seorang perempuan.

"MARIA!"

Aguero berlari menjemput Maria yang tengah mendekatinya juga. Mereka terlihat berbincang dengan baik, dan juga terlihat dekat. Aguero bahkan terlihat santai tak seperti biasanya. Eliano yang melihat dari jauh lalu menopang dagu, tiba-tiba kedua alisnya terangkat begitu sesuatu memecahkan lamunan nya.

"Lihat mereka,"

"Aguero itu.."

"Bisa-bisanya menyukai Maria."

Suara suara berputar di belakangnya. Tak berbalik pun Ia tahu benar seperti apa tatapan mereka pada anak laki-laki dari keluarga Agnes itu.

"Menjijikkan!"

Eliano sontak berbalik mencari sumber suara yang terdengar lebih dekat. Dahinya berkerut begitu melihat siapa orangnya. Itu mereka, anak-anak yang mendorongnya dari lantai 4 beberapa bulan silam. 

Mereka berempat pun ikut melirik Eliano yang baru saja berbalik, satu anak lantas mengangkat alisnya, "Lihat apa kau?" Tanyanya sambil mengatupkan gigi geram.

"Kau..si manja, Elian-

Temannya menyikut pelan, manik ungu itu lantas menoleh ke arahnya. Mereka tiba-tiba maju sambil merangkul Eliano pergi dari keramaian itu.

Eliano mencuri pandang ke belakang, lalu melirik tajam si jeonsulsa yang membawanya pergi.

"Kemana kau membawaku?"

Anak bernama Ryeka itu tertawa pelan dan berhenti untuk memasukkan kedua tangannya di lengan baju yang besar, "Kau berteman dengan Aguero, ya? Jauhi dia. Anak itu tak waras." Ucap laki-laki itu terang-terangan. Ryeka membuka kedua matanya kemudian mengulurkan tangan.

"Oh, benar. Namaku Ryeka." 

Eliano lantas menatap sinis membuat Ryeka langsung mendengus, "Kau bilang mau punya teman, tapi tak menjawab ucapanku?" Jeonsulsa itu tersenyum sembari kembali menutup matanya, "Sudahlah, Ryeka. Kau juga sudah tau namanya bukan?" Anak berkulit pucat berjalan mendekat untuk menepuk pundak Ryeka, menoleh pada Eliano dengan mata sayunya.

"Aku Xera, yang ini Laren, dan di sebelahnya itu Popo. Kami tak ada maksud apa-apa dan hanya ingin berteman denganmu." 

Eliano melirik satu persatu dari mereka dalam diam, tak lama kemudian tersenyum sembari mengangkat tangannya hendak menjabat tangan Xera di depan.

*Wushh*

Seseorang tiba-tiba menghantam keras permukaan, sontak mereka mundur karena kerusakannya. Petir menyambar keluar dari asap yang menggumpal. Ran kini berdiri di tengah-tengah sana, ia menoleh pelan, menatap Eliano yang masih terkejut akan serangannya yang tiba-tiba.

|| 𝗧𝗢𝗚 || The Lost DisgraceWhere stories live. Discover now