#Volume Extra : Chapter 6

61 13 0
                                    

Malam itu, disaat anggota kelompoknya yang lain tengah tertidur pulas dengan selimut mereka, Arlan secara diam-diam berusaha mengambil tas ransel miliknya untuk pergi ke gunung Clamity seorang diri tanpa sepengetahuan Delgo.

Ia berlari melewati lembah yang disana hanya terdapat rumput kering dan layu sambil diiringi oleh bintang yang bertaburan diangkasa. Nafasnya yang terengah-engah dengan asap yang keluar dari mulutnya menandakan suhu yang begitu dingin dimalam itu.

Meskipun Arlan memiliki Peri Magis dengan elemen es yang dapat membantunya menghadapi suhu dingin seperti ini, tapi dia tetap memiliki batasan dalam menghadapi suhu rendah seperti itu.

Setelah berlari melewati lembah, Arlan mulai mendekati sebuah jurang yang besar dan dalamnya tidak dapat diperkirakan. Jika kau menjatuhkan sebuah batu ke jurang tersebut, maka batu tersebut seolah tidak pernah mencapai dasarnya.

Arlan tiba dipinggir jurang itu dengan nafas yang cukup cepat, dia mencari jalan untuk melintasi jurang tersebut, namun yang dia lihat hanyalah jurang yang membentang dan memiliki kabut tebal yang berada didepannya.

Arlan lalu mengambil sebuah benda dari dalam saku celananya, itu adalah sebuah kompas yang berbentuk seperti sebuah pocket watch dengan sebuah foto didalamnya.

  "Ayahku berkata bahwa benda ini akan membawaku ketujuanku tak peduli kemana aku menginginkan akan pergi. Tunggu saja kakak, aku pasti akan datang" Setelah mengatakan hal itu, Arlan lalu memasukkan kembali kompas tadi kedalam sakunya lalu menjatuhkan diri kedalam jurang yang dalam tersebut.

Selama beberapa saat keheningan terjadi dan hanya angin yang berhembus dari sisi tebing yang terdengar, kemudian hal yang tak terduga terjadi, seekor naga terbang dari bawah kabut tebal itu dan Arlan menunggangi naga tersebut.

Dia seolah mengendalikan naga itu sambil duduk ditengkuknya. Naga itu terbang keatas sembari mengepakkan sayapnya kemudian melesat turun kedalam jurang itu kembali dan menghilang dibalik kabut tebal yang menyelimuti seisi jurang.

***

Ariana berusaha menghancurkan jeruji es yang mengurungnya itu menggunakan kemampuan Peri Magis miliknya, namun semua usahanya sia-sia.

Kemampuan Peri Magis miliknya yang memiliki elemen air tidak berguna ditempat sedingin ini, setiap dia ingin menggunakan kemampuan Peri Magisnya, air yang dihasilkan selalu saja membeku dengan sangat cepat. Dan hal itu membuat energi yang dimiliki oleh Ariana berkurang drastis.

  "Ugh.. uh.. hah.. Sial, aku sudah menggunakan seluruh tenagaku.." Ariana bersandar dijeruji es yang berada dibelakangnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan.

  "Calk, apa tidak ada cara kita untuk bisa keluar dari kurungan ini?" Kemudian dia berkata kepada Calk yang tengah duduk bersila sambil memejamkan matanya itu.

  "Jika salah satu diantara kita memiliki Peri Magis dengan elemen api, aku pikir kita punya kesempatan untuk melarikan diri dari penjara beku ini" Balas Calk tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya.

  "Bagaimana ini.." Kata Ariana sambil memeluk kedua lututnya.

Lalu disaat semuanya merasa tidak berguna karena mereka tidak dapat keluar dari kurungan es tersebut, sesuatu terjadi ditempat lain yang berada dikastil ini.

  "Fufufu~ datang ya? Baiklah, akan aku biarkan kau ketempatku, Sang Pangeran Es" Sesosok Monster menyeramkan dengan ukuran raksasa berbicara dengan suara yang menyeramkan pula.

Tempat ia berada sangat gelap sehingga hanya dapat terlihat matanya yang mengeluarkan cahaya kebiruan seperti es dan terkadang memunculkan beberapa pola unik yang tidak dapat dimengerti.

When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old GirlNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ