#Volume Extra : Chapter 7

57 12 0
                                    


Disuatu tempat dibawah permukaan es. Seseorang berusaha keluar melalui sebuah lubang dengan mendorong bongkahan es besar diatasnya.

Setelah mencoba berulang kali dengan sekuat tenaga, akhirnya orang tersebut berhasil mendorong bongkahan es tersebut dan membuka jalan keluar baginya.

  "Hah.. ha.. hah.. a-akhirnya.. aku pikir aku akan mati membeku dibawah sana.." Orang itu merangkak keluar sambil membawa sebuah obor ditangannya.

Dia bersandar disebuah bongkahan es besar yang berada tepat dibelakangnya untuk beristirahat dan memulihkan energinya kembali setelah mengalami sebuah kejadian yang membuat betisnya tertusuk bilah es yang tajam.

Itulah alasan kenapa ada ikatan perban yang memiliki noda seperti darah dibetisnya itu. Setelah beristirahat sebentar untuk mengencangkan ikatan perbannya kembali, ia lalu mengambil obor yang ia tancapkan didekatnya kemudian bangkit.

  "Pertama aku kehilangan ketua kelompokku, kemudian rekan-rekan kelompokku. Kenapa ini bisa terjadi..?" Orang tersebut berbicara kepada dirinya sendiri setelah mengingat apa yang telah dialaminya sebelumnya.

Dia berjalan dengan sedikit menyeret sebelah kakinya yang terluka diatas permukaan es dan menyusuri celah-celah diantara tembok-tembok es yang berada dikiri dan kanannya itu.

Lebar mereka katakan saja tidak cukup luas tapi itu cukup untuk bisa dilewati meskipun dibutuhkan sedikit dorongan lebih ketika melewati celah yang agak sempit. Setelah melewati beberapa celah, orang tersebut kemudian melihat cahaya yang terpancar dari salah satu celah.

Tanpa berpikir dua kali, dia langsung berjalan dengan cepat menuju sumber cahaya tersebut. Namun betapa terkejutnya ia ketika setelah melewati celah tersebut dan melihat sebuah tempat yang disana berdiri kastil es raksasa nan megah.

Angin dingin yang berhembus disekitar tempat itu membuat obor yang dipegangnya menjadi padam. Tanpa nyala api obor itu menjadi tidak berguna, jadi dia membuang obor tersebut dan melanjutkan perjalanan tanpanya menuju sebuah kastil es yang berada didepan sana.

***

Mereka berlari disekitar lorong yang berada didalam kastil itu, meskipun sudah berusaha untuk menemukan jalan keluar, mereka seolah berputar-putar disebuah labirin.

Arlan tidak ingat darimana dia datang, yang dia tau hanyalah sebuah jendela besar tempat seekor naga membawanya masuk kedalam kastil tersebut.

Tetapi yang terjadi malah jendela-jendela besar yang ada berubah menjadi tembok es padat yang keras. Dan ini menyebabkan mereka kesulitan untuk menemukan jalan keluar dari tempat itu.

  "Apa yang terjadi? Kenapa kita seolah berputar-putar saja?" Ujar Ariana yang menyadari bahwa mereka sedang tersesat.

Tepat setelah Ariana mengatakan hal itu, sebuah getaran kecil terjadi dan ini membuat mereka menjadi sedikit waspada. Mereka mengawasi belakang mereka untuk menjaga satu sama lain.

  "Oy, Arlan. Sepertinya kita dalam masalah" Kata Calk sambil sedikit melirik kearah Arlan yang berada dibelakangnya.

  "Ada apa? Huh?" Balas Arlan yang berbalik dan melihat beberapa naga bergerak mendekat dari arah yang diawasi oleh Calk.

  "Arlan..." Ucap Ariana dengan nada yang sedikit takut.

  "Mereka mengepung dari dua arah.." Kata Arlan ketika mengetahui para naga itu menghadang dari dua arah supaya mereka tidak bisa melarikan diri.

  "Lewat sini!" Teriak Calk yang menunjuk ke arah lorong yang tidak terdapat naga disana.

Mereka kemudian berlari mengikuti Calk tanpa peduli kemana mereka akan pergi.

When the Demon Lord Reincarnated and became a 13 Years Old GirlWhere stories live. Discover now