Grigio

198 28 6
                                    

Jika ditanya siapa Zero di mataku,

"Bagiku dia ramah, baik dan bijaksana. Dia terkadang galak tapi sebenarnya dia bermaksud tegas kepada dirinya sendiri dan orang lain."

Dimata orang lain, Zero adalah sesosok jelmaan kambing yang terkadang tidak punya etika. Dia sering berteriak sembarangan, merendahkan temannya dan sombong.

Bagiku sendiri dia tidak terlalu buruk. Dia baik, lucu, ramah dan mudah diajak bicara. Selain itu, dia peka terhadap sekitar.

Aku jadi teringat kejadian bulan lalu tentang Zero.

Pelajaran sejarah kala itu diperintahkan untuk mengerjakan beberapa soal di perpustakaan. Tentu saja tujuannya agar para murid lebih mudah mencari jawaban dan tidak ramai sendiri sehingga melupakan tugas tersebut.

Hari ini kedua kakakku tidak masuk sekolah. Jadi aku memutuskan untuk duduk sendirian di dekat jendela.

Setelah mengerjakan sampai nomor 3, aku terhenti. Soal seperti ini tidak pernah dibahas di pelajaran. Dengan kata lain aku harus mencari buku untuk menjawabnya.

Aku berkeliling perpustakaan. Berharap langsung menemukan buku yang kucari.

Namun yang kutemukan hanyalah Zero dan Glenfire di sudut perpus.

"Ano... Apa aku boleh bertanya?" Imbrungku pelan pelan.

"Oh Grigio. Boleh boleh." Zero menggubrisku dengan antusias.

"Apa kalian sudah menjawab soal nomor 3? Dimana aku bisa menemukan jawabannya?"

"Aku sedang mengerjakannya! Dan ini bukunya. Kalau kau mau kau boleh membawanya."

Ucapan polos Glenfire membuatku sedikit merasa tak enak hati. "Tidak. Tidak perlu. Lagipula buku itu masih akan kalian pakai kan?"

"Benar sih... Kalau begitu aku akan mencarikanmu buku itu. Bagaimana?" Tawar Zero.

"Eh? Tidak apa-apa?"

"Tidak masalah. Ayo." Aku senang Zero mau membantuku.

Kami pun menelusuri rak buku yang terletak di paling utara. Ya ampun, ternyata ada tulisan 'Sejarah' di salah satu sisi lemarinya. Namun aku tidak melihatnya karena terlalu tinggi dan agak samar.

"Kalau tidak salah aku menemukannya disini." Zero menggaruk cepat kepalanya. "Bisa bantu aku mencarinya? Kamu tau judulnya kan?"

Aku mengangguk kecil. Lalu mulai mengabsen satu per satu buku yang ada. Hingga akhirnya aku menemukannya. Letaknya ada di paling atas. Dan aku tidak bisa mencapainya walau sudah berjinjit-jinjit.

Aku ingin meminta tolong pada Zero. Tapi sepertinya aku sudah terlalu merepotkannya. Jadi aku berpikir untuk mengambilnya sendiri.

"Ah, kamu menemukannya ya?" Tak disangka, tiba tiba Zero muncul dari belakangku dan langsung mengambil buku tersebut. "Ini."

"Te-terima kasih banyak!"

Lihat. Bukankah dia sangat peka? Aku menyukainya.

Dan jika ditanya aku akan melakukan apa saat Zero kembali hidup,

"Aku ingin memintanya mengajariku cara agar bisa menjadi pribadi yang tegas dan tidak ragu ketika menolong orang lain."


Salam,
Grigio

A Million Memories With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang