Epilog

246 28 7
                                    

"Semuanya sudah berkumpul?" Tanya Taiga sembari mengamati wajah teman-temannya satu per satu.

"Lengkap." Celetuk Titas.

"Baiklah. Sekarang gulung surat kalian serapih mungkin, lalu masukkan ke dalam balon. Setelah itu serahkan padaku untuk diisi gas helium." Semuanya mengangguk dan segera melakukan apa yang tadi Rosso sampaikan.

"Aku mau yang warna biru!"

"Ini balonku!"

"Aku mau yang talinya panjang!"

"Coklatku masuk ke balon!!"

Beberapa anak sibuk sendiri karena memperebutkan balon yang telah dibawakan oleh Geed.

"M-ma... Kalian sebaiknya jangan ribut. Ambil balon seadanya agar kita bisa langsung menerbangkannya." Ujar Geed yang mulai lelah dengan keributan teman-temannya.

Surat? Balon? Untuk apa?

Tepat setelah 3 hari kepergian Zero, Grigio memberi usul menerbangkan balon dengan sebuah surat di dalamnya sebagai tanda mengikhlaskan kepergian Zero.

Isi suratnya adalah tentang pendapat, kenangan serta harapan untuk Zero. Dan mereka akan menerbangkan balon-balon itu di pantai terdekat.

"Kalian semua siap?" Tanya Grigio.

"Sebentar lagi!" Orb menyambar sembari berusaha mengikat tali ke balon.

"Hei-hei, pelan-pelan. Kau bisa menerbangkannya! Sini kubantu!" Ngeri melihat cara Orb mengikat, Ginga langsung turun tangan.

"Menurut kalian... Apakah Zero akan senang dengan surat kita?" Tanya Taiga dengan mata yang lurus menatap langit.

"Kurasa seharusnya kau mengganti kalimat 'akan senang' dengan 'akan dibaca'." Sahut Titas sambil tersenyum gagah.

"Ma, semoga Kami-sama menangkap balon
kita dan memberikannya ke Zero." Blu ikut menimpali. Segaris senyuman teduh yang cukup lebar menghiasi wajahnya.

"Aku ingin melihat ekspresinya ketika membaca surat kita!" Setelah mensejajarkan posisinya dengan Blu, Geed ikut menambahkan dengan semangat.

"Semoga balonnya tidak meletus." Harap Victory cemas.

"Tenang saja, Taiga. Zero pasti akan senang." Celetuk Glenfire. Akhirnya dia mampu mengucapkan beberapa kata setelah membisu tiga hari.

"Glenfire benar!" Grigio menyahut sambil terkekeh.

"Zero akan selalu jadi yang terbaik ya." Ginga menambahi. Perkataannya terdengar sangat tulus.

"Teman-teman! Aku sudah selesai!"

"Baiklah. Ayo kita terbangkan balon kita!"

"Osu~!!"

Ke-10 remaja itu kemudian berkumpul dan membentuk lingkaran sembari memegang balon masing-masing.

"Dalam hitungan ke-3 kita lepaskan bersama ya!" Komando Taiga. Semua mengangguk dengan antusias. "1...2..."

"Ah!! Balonku lepas duluan!!" Pekik Ginga.

"Ya ampun Ginga. Yasudah, ayo kita lepas!" Balon lainnya pun ikut menerbangkan diri. Meninggalkan para penulis surat yang belum beranjak dari tempat semula dan masih memandangi langit.

Do'a mereka turut menyertai kepergian balon-balon itu. Disertai dengan harapan yang sama.

Tuhan, tolong izinkan Zero membaca surat kami.

~~

Zero Moroboshi

...Seorang pemuda yang tangkas...

...Pemberani...

...Kuat...

...Dan sangat percaya diri...

Sedang tersenyum hari ini...

•THE END•

A Million Memories With You [End]Where stories live. Discover now