Gue mulai merasa tidak nyaman, kenapa mereka bisa membahas hal-hal seperti ini di depan gue. Apa ini hal yang sudah biasa buat mereka?
@.adindin
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
206 Likes adindin- diundang cuma buat jadi babu @.awinsicheng- parah emg yege @.xuminghao- gue ngapain di belakang @.yuuugyeom- pembunuhan lbh kejam drpd fitnah @.adindin- @.yuuugyeom gmn konsepnya...
Disaat yang lain sedang asik makan dan ngobrol, gue mengajak Yege ke ruang tamu.
"Kenapa?" Tanyanya duluan. "Kiming serius ga sih sama Rose?" "Ya elah gue pikir apaan" Dia memutarkan matanya. "Udah lah din, gausah-" "Ga, bukan gitu ge." Gue potong untuk menjelaskan apa yang mereka bahas di dapur tadi.
"Nah itu lo denger sendiri kan, mereka gimana? terus masih suka lu sama Kiming?" Nadanya agak menaik. "Ya menurut lo gue bisa simsalabim ga suka lagi sama Kiming?" Gue balas.
"Jangan Din. Walaupun mereka temen baik gue, jangan suka sama mereka. Siapapun." Yege pergi meninggalkan gue di ruang tamu sendiri.
Dua hari setelah malam itu, Boo memberi kabar; Kiming dan Rose putus. Yang putusin? Kiming.
Mungkin tidak sampai seminggu mereka putus, Kiming chat gue.
Gue balas seadanya karena gue percaya sama Yege, apalagi setelah melihat kelakuan Kiming sendiri. Walaupun sedikit ragu, gue ga bisa membohongi perasaan sendiri, gue seneng dia ngechat, gue seneng kita cabut berdua sekali.
Sampai akhirnya dia tidak chat sama sekali, bahkan tidak menegur kalo ketemu disekolah, tanpa alasan.
Sudah cukup throwback nya, kembali lagi ke mobil Jeje.
Sesampainya di depan rumah, gue langsung membuka pintu mobil.
"Wu, please hari ini cabut yuk, please banget" "Yaudah iya gue juga lagi males dikelas." "Ya ampun terharu." "Ga usah lebay."
Akhirnya setelah sekian lama, kita ke Starbucks berdua. "Kapan sih kalian nampil?" Tanya Uwu sambil menyedot minumannya. "4 hari lagi..." gue jawab lemas "-lah hari ini gue latihan!" "Mampus." "Ayolah balik."
Gue beranjak dari kursi, terlihat ada Jeka sedang duduk berdua. Sepertinya dia memang absen hari ini, dilihat dari bajunya. Sedangkan orang yang duduk didepannya menggunakan seragam sekolah yang sama.
Tidak lama, gue eye contact sama Jeka. "Lah?" Ia sedikit terkejut sambil menunjukkan ibu jarinya kearah Gue dan Uwu. Orang didepan Jeka sontak menoleh. "LAH?" katanya. "Sejak kapan kalian disini?" gue nanya. "Baru sampe kak." jawab Lucas. "Oalah...eh duluan ya, mau latihan."
Kita pergi dari sana, heran kenapa Jeka dan Lucas berdua.
Selesai latihan gue cek hp.
Lucas
kak, masih disekolah? dompetnya ketinggalan tadi ini sama aku
astagaa iya masih kok
sorry lancang ngechat gini aku ke sports hall ya
gpp kali okee aku tunggu ya
Terlihat dari jauh Lucas jalan kearah gue.
"Lain kali hati hati kak. Coba di cek isinya." Katanya sambil menyodorkan dompet ke gue. "Eh? kok duitnya ilang?" Dia ikutan panik. "Becanda, emang ga ada duit hehe" "Kasian..." Dia menggelengkan kepala. "Sebagai tanda terima kasih, mau gue traktir apa?" "Loh, katanya ga ada duit?"
"sialan..."
"...ga gitu maksudnya, gue jarang pegang cash" "Oooh, hm mekdi enak sih~" Dijawab cengengesan, seperti biasa. "Boleh, yuk sekarang?" "Serius?" Dia melotot. "Iya, kalo ga mau gapapa sih..." Gue angkat bahu. "Cuma takut ada yang marah aja" "Hah siapa? Yege? hahaha" "Hahaha, iya, kak Yege..." Dia memaksakan tawa.
Kita memutuskan untuk membawa mobil masing masing. Ketika sudah mau dekat, Lucas menelfon dan ternyata disana sudah ramai mengantri.
Jadi gue menyarankan kita ke tempat lain tapi satu mobil. Gue memarkirkan mobil di mekdi dan dari situ kita ke mall terdekat.
@.adindin
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
