delapan.

12 2 0
                                    

Lucas

kamu lg sama jeje?

'kamu.'

iya tadi
drive thru
ini udh disekolah
latihan ga?

latihan
bntr lg berangkat
kamu ga bawa mobil?

bawa kok

oh
besok bareng aku aja
aku jemput

ga usah
muter2 jadinya

aku ngasih tau.
bukan minta izin

Gila, hak asasi manusia gue sangat terancam belakangan ini.

-sports hall, sepulang sekolah.

Tidak sengaja terlihat Jeka dan Lucas sedang berangkulan, bercanda tawa. Mungkin masalah kemarin memang hal sepeleh yang tidak perlu diperpanjang lagi.

Tiba tiba Lucas eye contact dan Ia bergegas menghampiri ke ujung lapangan.

"Udah kenyang dong ya?" Ia membuka pembicaraan.

Gue perhatikan wajahnya, memang ada lebam sedikit di pipi kiri.
"Yakin, gapapa?"
"Gapapa Din, nih liat seger buger." Lucas masih tersenyum.
"Kenapa ga ngasih tau sih?"
"Hal kecil, din. kan ga sampe koma."
"Ngeselin ya."
"Iya emang. Kamu udah selesai latihan?"
"Udah"
"Langsung pulang ya, udah sore. Aku masih lanjut."

Lucas mengangkat tangannya dan mengelus kepala gue tanpa aba aba.

Walau dari luar gue terlihat tenang, percayalah di dalam hati sudah berteriak kencang.

"Hati hati pulang. see you tomorrow."
"Iya..."

-pagi hari, h-2 lomba basket.

"Loh? ga bawa mobil, Din?" Nyokap nanya.
"Ga, dijemput. Hari ini Adin latihan, pulang sore ya."
"Yaudah, hati hati."

Gue pamit ke sekolah dengan Lucas yang sudah menunggu di depan rumah.

"Good morning." Sapanya, ketika gue masuk mobil.
"Morning."
"Cantik kamu."
"Apaan sih."
"Kalo dipuji itu bilang makasih."
"Ga suka dipuji."
"Harus suka karena aku bakal sering puji kamu."
"Jangan keseringan, nanti aku baper."
"Iya gapapa, lebih bagus."

Kita meluncur ke sekolah, diiringi lagu 'don't' bryson tiller; salah satu lagu kesukaan gue. Mungkin ini waktu yang tepat untuk mencari tahu tentang selera personal dia.

Tapi tidak, gue lebih memilih untuk jual mahal.

"Kok diem aja? ga suka ya sama lagunya?" Lucas meraih HPnya.
"Eh, suka kok. jangan diganti."
"Suka?" Dia menoleh sebentar.
"Iya."

"Sama, aku juga suka." Lagi lagi dia tersenyum.

"Ih" Gue memukul pelan lengan kirinya. "-becanda mulu."

"Kalo aku ga bercanda gimana?"

-disekolah, jam pelajaran ke 3

"Kenapa lagi ini? dari pagi lo diem aja." Tanya uwu.
"Pusing, galau gue."
"Dih, putus sama Lino aja ga galau. sedahsyat apa masalah kali ini?"
"Gatau, gue takut baper beneran."
"Ya emang kenapa kalo lo baper sama dia, bukannya lo emang mau?"

Gue menghela nafas, tidak menjawab.

"Gini, kalo lo suka yaudah ngaku aja sama diri sendiri. kalo ga, ya pergi jauh jauh. lo masih kemakan omongan Yege? jangan suka sama ini itu?"

"Yege bahkan ga peduli gue deket sama Lucas. Jeje yang bilang ga usah" Jelas gue.

"JE-?! jeje? why?" Uwu berbisik dalam teriaknya.

"Intinya dia udah kenal Lucas dari lama."
"Anjir, sama persis kayak omongan Yege."
"Ya, makanya. Jadinya gue kayak ga percaya sama perasaan gue sendiri. Gue beneran suka karena emang suka atau gue cuma mau buktiin kalo mereka itu salah."

"Cari pembuktian, kok perasaan yang ditaruhkan."

tentang dia.Where stories live. Discover now