Part 5: Flashing Memories

749 108 2
                                    


Setelah terjadinya perkelahian antara Krist dengan seorang laki-laki di ruang makan, laki-laki setinggi 195 cm yang diketahui bernama George itu pun diberi sanksi oleh wakil komandan Sasha. Ia wajib meminta maaf pada Neutrum yang ia bully dan ia pun diskors selama 5 hari. Selama 5 hari, ia harus membersihkan seluruh lorong di lantai kamar asramanya.

Sejak kejadian itu pula, Krist tidak pernah berbicara lagi pada Singto. Jangankan berbicara, melihat pun tidak. Suatu pagi, Singto berlarian keluar dari kamarnya karena ia bangun kesiangan dan hampir terlambat masuk ke kelas. Ketika ia berlari dan memencet tombol lift yang sudah menutup setengah, ternyata di dalam lift ada Krist. Singto tahu bahwa Krist melihatnya, tapi Krist langsung buang muka dan tidak mau melihat Singto sama sekali. Singto pun hanya diam saja dan tidak berani membuka pembicaraan, meskipun ia kerap melirik untuk melihat Krist dari ekor matanya.

Pintu lift terbuka di lantai 5. Pada hari itu, Singto dan Krist menuju ke tempat yang sama. Singto pun memberi kode agar Krist keluar lift terlebih dahulu dan Krist langsung saja pergi meninggalkan Singto tanpa menghiraukannya sama sekali. Hal yang lebih aneh lagi, melihat kelakuan Krist yang seperti itu tidak membuat Singto kesal. Selama ini yang ada di pikiran Singto adalah "Dia bukan hanya membenciku. Dia membenci semua laki-laki. Mengapa dia sangat membenci laki-laki?"

Pada hari itu, setelah beberapa bulan kadet dilatih di kelas yang terpisah, kini akhirnya mereka dipersatukan dalam sebuah aula besar. Hari itu adalah hari dimana mereka akan duel satu sama lain. Selama beberapa bulan ini, para atasan telah memperhatikan keunggulan dan speciality dari masing-masing kadet. Duel ini ditujukan agar para atasan dapat memilih partner yang sesuai bagi masing-masing kadet untuk mengikuti simulasi mengendarai Krieger.

"Duel selanjutnya. Dari kelas Men, Singto Prachaya melawan dari kelas Neutrum, Krist perawat.", ucap wakil komandan Sasha.

Singto pun tidak menyangka lawan duelnya adalah Krist. Ketika berhadapan dengan Krist, ia tidak mengatakan apapun meskipun jelas sekali Krist menatap Singto.

"Mulai!"

Krist langsung memberikan beberapa pukulan pada Singto dengan cepat, serta tendangan middle kick. Sementara Singto hanya terus-menerus memblock serangan Krist, tanpa melawan balik meskipun refleks Singto cukup cepat untuk memblock semua serangan dari Krist. Lalu Krist pun mundur beberapa langkah. Ia menatap Singto dan akhirnya berkata "Don't go easy on me." Itu adalah kalimat pertama yang dikatakan Krist padanya setelah sekian lama. Akhirnya Singto pun mulai serius dengan duelnya. Kekuatan mereka setara. Teknik karate lawan karate, taekwondo lawan taekwondo, muay thai lawan muay thai, dan begitu seterusnya. Seni bela diri yang mereka kuasai sama rata dan sama kuat, keduanya pun memiliki endurance yang sama kuatnya. Hingga akhirnya wakil komandan Sasha menghentikan mereka, karena duel mereka tidak akan berakhir jika diteruskan. Mereka pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

"Baiklah, tadi adalah duel terakhir. Sekarang kembali ke kelas kalian masing-masing!", perintah Sasha.

"Siap! Laksanakan."


***

Beberapa hari kemudian, partner bagi tiap kadet telah ditentukan oleh atasan. Saat malam hari, para kadet menerima pesan melalui artificial intelligence yang ada di kamar mereka masing-masing.

"You have a new message from the commander."

"What's the message?"

"Krist Perawat Li, your partner will be Singto Prachaya Ruangroj."

"Singto Prachaya Ruangroj, your partner will be Krist Perawat Li."

"The two of you are ordered to be at dive simulation room tomorrow at 8 AM."

The Solar HollowWhere stories live. Discover now