Part 6: Flashing Memories (2)

728 112 2
                                    


Krist masih berhadapan dengan Singto kecil yang menangis, ia terus memanggil Singto dan berusaha menyadarkan anak itu bahwa dunia ini bukan realita dan hanya bayangan dari memorinya. Tiba-tiba Krist merasa ada sesuatu yang menariknya dengan kuat, pandangan nya menjadi gelap. Ketika ia membuka matanya, ia masih berada di tempat yang sama. 

"Tolong ampuni saya, Tuan! Saya bersumpah tidak akan melakukannya lagi", Krist mendengar ada orang berteriak histeris. Ia kembali melihat ada orang yang diikat di kursi dalam kondisi babak belur

Dooorrr...

Suara tembakan itu lagi dan Krist pun dengan refleks menutup telinganya. Lalu ia mengangkat kepalanya perlahan untuk melihat siapa yang menembak.

Singto? 

Krist melihat sosok orang yang memegang pistol adalah Singto, tapi kini bukan anak-anak seperti sebelumnya. Kemungkinan adalah Singto di usia remaja. Namun hal yang membuat Krist terkejut adalah Singto yang sekarang tidak menangis dan merengek. Singto yang sekarang menembak orang itu dengan ekspresi datar dan santai, membuat Krist bergidik ngeri.

"Ini yang akan kamu alami jika berani menentang Boss.", ucap Singto kepada beberapa pria tinggi besar yang ada di sekelilingnya.

"Kalian bereskan ini semua.", perintah Singto kepada beberapa pria disana, lalu ia berjalan pergi.

"SINGTO!", tanpa disadari Krist berteriak memanggil Singto. 

Singto pun menoleh ke arah Krist dan menatapnya. Ekspresinya terlihat sangat terkejut, Krist pun juga sama terkejutnya.

Apa? Singto bisa mendengarku?


***

"Wakil komandan, koneksi mereka meningkat menjadi 50%.", kata controller kepada wakil komandan Sasha.

"Belum cukup. Mereka masih belum sepenuhnya sadar, ubah lagi ke frekuensi yang lain."

"Siap!"


***

Singto terbangun di tengah kota yang tidak asing baginya.

Pathum Wan? Ini di Bangkok? Ingatanku? Bukan. Ini ingatan Krist.

Ketika Singto masih mengobservasi lingkungan di sekitarnya, tiba-tiba segerombolan orang berlarian sambil berteriak seperti dikejar-kejar sesuatu. Singto pun melihat ke belakangnya untuk mengetahui apa yang terjadi. Betapa terkejutnya Singto ketika melihat ternyata mereka dikejar-kejar oleh Monstrum. Monster raksasa itu menginjak-injak orang di sekitarnya dan menghancurkan berbagai gedung pencakar langit yang dilewatinya. 

"Aaaaa!! Tolong aku! hiks...", teriak seorang anak yang lewat di depan Singto sambil menangis.

Anak itu... Krist?

Krist yang saat itu masih berusia 12 tahun berlarian sendiri di tengah kota yang kacau balau ketika Monstrum keluar dari portal yang tiba-tiba terbuka. Krist melihat ke belakangnya dan Monstrum itu sudah sangat dekat dengannya. Ia tidak dapat bergerak karena ketakutan dan hanya bisa menangis sambil terus berteriak "Ibu! Ibu!". Monstrum itu mendekat dan hampir menginjak Krist.

"LARI KRIST!", teriak Singto.

Lalu datanglah Krieger yang melesat bagaikan roket, langsung menabrak Monstrum itu. Terjadilah pertarungan antara Krieger dan Monstrum tersebut yang akhirnya dimenangkan oleh Krieger. Pilot dari Krieger itu pun keluar setelah berhasil membunuh Monstrum. Seorang pilot wanita menghampiri Krist "Hei, siapa namamu?"

The Solar HollowWhere stories live. Discover now