Part 36: A Mission

683 85 3
                                    


Singto dan Krist telah sampai di Moscow. Singto hanya mengantar Krist ke rumahnya yang berada di dekat akademi pilot Krieger. Singto memang selalu membangun rumah di kawasan pegunungan, karena ia tahu itu tempat yang aman dari serangan Monstrum.

"Aku pergi dulu. Kalau kamu butuh apa-apa bilang saja ke pelayan.", ucap Singto pada Krist yang dijawab dengan anggukan.

"Hati-hati ya.", Krist meraih tangan Singto dan mencium punggung tangannya. "Bye bye."

"Jaga dia.", perintah Singto pada anak buahnya.

"Siap, Boss. Have a good day."

Rapat yang akan dihadiri oleh Singto berada di gedung konferensi Earth Defense yang tidak jauh dari gedung akademi pilot Krieger.

"Selamat datang, Mr. Singto Prachaya. Silakan lewat sini.", ucap seseorang yang ditugaskan untuk mengantar Singto ke ruangan rapat.

"Mari kita mulai konferensi pada hari ini.", ucap ketua Earth Defense.

Singto melihat orang-orang yang hadir di dalam ruang rapat, ada menteri-menteri yang menjadi perwakilan dari seluruh dunia, bukan hanya sekretariat Earth Defense. Singto menyadari rapat yang dihadirinya itu bukan sekadar rapat untuk membahas projectnya. Ini rapat untuk membahas suatu hal lain yang lebih besar.

"Saya akan memberi kesempatan pada Professor Nikolai untuk berbicara.", ucap moderator.

Pria itu berdiri dari bangku nya dan turun menuju panggung untuk berbicara. "Sebelumnya, saya akan menceritakan pengalaman saya ketika melakukan dive dengan otak Monstrum level 7 yang pertama kali muncul di Bumi beberapa tahun yang lalu. Mr. Singto Prachaya pasti mengetahui Monstrum yang saya maksud. Tidak akan ada yang melupakan aksi heroik anda pada saat itu."

Singto hanya melihat ke arahnya dan ia dibawa ke ingatan masa lalu nya ketika masih menjadi pilot Krieger. Ia tentu saja tidak akan melupakan Monstrum yang membunuh seluruh rekan sejawatnya dan juga hampir merenggut nyawa kekasihnya.

Professor Nikolai mulai menunjukkan presentasi yang telah dibuatnya, "Ketika saya melakukan dive, saya dapat melihat Monstrum tersebut berasal dari sebuah nest (sarang). Lalu portal terbuka dan Monstrum itu keluar dari portal. Monstrum merupakan makhluk hidup yang memiliki intelektual setara dengan mamalia, seperti chimpanzee dan orangutan. Saya dapat merasakan killing intent yang sangat kuat ketika monster itu keluar dari portal. Monstrum ini seperti mendapat perintah untuk membunuh manusia dan menghancurkan semua yang di hadapannya. Perintah ini seperti ditanamkan oleh makhluk lain. Saya yakin Monstrum-Monstrum yang selama ini muncul bukanlah alien yang sebenarnya sedang berperang dengan kita. Monstrum itu hanya senjata, bagaikan hewan liar yang dijadikan senjata perang. Seperti yang sudah diketahui, Monstrum dapat terus berevolusi. Jika kita hanya diam saja dan menunggu serangan Monstrum datang maka kita tidak akan bisa bertahan di masa depan. Kemunculan Monstrum level 7 itu adalah salah satu evolusi yang terjadi. Jika terus dibiarkan, maka level-level berikutnya yang lebih tinggi akan lahir dan manusia akan kalah.", ucap Nikolai.

"Lalu apa yang akan kita lakukan untuk mencegah itu?", kata salah satu perwakilan dari negara Jerman.

"Silakan komandan Elbert untuk menjelaskan.", ucap sang moderator.

Seorang pria yang terlihat berusia mendekati setengah abad itu pun bangkit dari kursinya dan menuju ke depan panggung, berdiri di samping Professor Nikolai. Singto langsung mengenali pria itu yang adalah komandan Earth Defense, komandan tertinggi dalam militer pilot Krieger.

"Kami dari militer Earth Defense memiliki misi untuk menyerang "the nest". Menurut penjelasan Professor Nikolai, seluruh Monstrum berasal dari sarang yang sama. Portal yang terbuka itu mengarahkan mereka ke berbagai belahan Bumi. Entah siapa yang membuka portal-portal itu, tapi benar kita tidak boleh tinggal diam. Alien-alien itu menyerang planet kita dan kita tidak bisa hanya bertahan. Kini waktunya kita memberi serangan balik pada mereka. Meskipun kita hanya menyerang persenjataan mereka."

The Solar HollowWhere stories live. Discover now