Part 19: Gift

718 101 2
                                    

⚠️ CW ⚠️
Kinda NSFW 🔞


Krist masih berada di kamar Singto yang memberi kejutan ulang tahun padanya. Selain menyiapkan dekorasi dan cake, Singto pun telah menyiapkan hadiah untuk kekasihnya itu. Ia mengeluarkan sebuah bouquet bunga mawar dan sebuah kotak hadiah.

"Aku gak tahu kamu suka bunga apa, tapi bunga mawar adalah kesukaanku. Semoga kamu juga suka.", ucap Singto sambil memberikan bouquet bunga dan kotak hadiah itu pada Krist.

"Terima kasih. Aku juga suka bunga mawar.", Krist senyum-senyum salah tingkah, "ternyata pacarku ini romantis juga." yang membuat Singto tersipu malu.
"Buka juga dong hadiahnya.", kata Singto yang menunjuk kotak hadiah di hadapan Krist.

"Hmm apa ini?, ucap Krist sembari membuka kotak hadiah yang di dalamnya terdapat kotak bertuliskan 'Bottega Veneta'. Krist membuka kotak itu dan menemukan sepasang gelang berwarna hitam.

Singto mengambil satu gelang, "ini untukku dan yang satunya untukmu.", ia memakaikan gelang yang diambilnya ke pergelangan tangan Krist. Lalu Singto mengulurkan tangannya pada Krist, "pakaikan ke aku juga."

Krist pun memaikan gelang hitam itu di pergelangan tangan Singto. Setelah itu Krist sedikit melompat untuk memeluk pacarnya. Singto dengan sigap merengkuh tubuh Krist dan juga menenggalamkan wajahnya di leher Krist.

"Makasih buat semuanya.", ucap Krist yang menangkupkan kedua tangannya di wajah Singto. Krist mencium kekasihnya itu. Ia mengulum, menikmati rasa bibir kekasihnya yang manis terkena cake. Ia menjulurkan lidahnya untuk menjelajahi rongga mulut Singto hingga kedua lidah mereka saling bertemu. Bibir keduanya saling menghisap dan memagut. Singto pun merasakan tubuhnya mulai tegang, tangannya mulai meraba turun dari pinggang Krist hingga meremas bokong kekasihnya itu.

"Krist- Krist stop.", ucap Singto yang melepas ciumannya dan menarik mundur wajahnya. Sementara Krist menarik tengkuk Singto dan mengunci lehernya untuk mencegah Singto menjauh.

"Kenapa? Kita sudah lama tidak melakukannya... Apa kamu sudah tidak tertarik padaku?", ucap Krist dengan wajah yang memohon.

"Bukan itu, Krist. Aku yakin kamu pasti sedang ovulating makanya kamu bertindak seperti ini."

"Jika iya memang kenapa? Kamu bisa pakai pengaman, sayang. Kenapa setakut itu?", jawab Krist sambil membelai wajah pacarnya itu.

4 bulan sebelumnya.....

Setelah berhasil mengalahkan Monstrum level 4 di hari pertama menjadi pilot, Krist dan Singto langsung mendapat respon baik dari masyarakat. Tak sedikit yang mulai menjadikan mereka idola, ditambah lagi dengan visual mereka yang semakin membuat fanclub mereka bertambah besar. Banyak tawaran stasiun TV untuk wawancara, baik mengenai Krieger maupun kehidupan pribadi mereka. Krist dan Singto sudah bagaikan selebriti papan atas dengan berbagai tawaran acara TV dan bahkan iklan. Setiap mendapat tawaran, semua akan ditentukan oleh ketua pilot. Jika ketua mengizinkan maka Krist dan Singto pun akan memenuhi tawaran yang ditawarkan kepada mereka. Namun keduanya akan menolak jika mendapat tawaran pribadi. Mereka tetaplah pilot Krieger, bukan selebriti. Kemana-mana mereka harus bersama partnernya.

Suatu hari, sepulang dari wawancara di sebuah stasiun TV, Krist mengalami sakit pada perutnya.
"Krist, kamu kenapa?", ucap Singto yang khawatir melihat pacarnya seperti menahan kesakitan. Wajahnya pucat dan peluh menetes dari pelipisnya.
"Perutku sakit. Rasanya kram."

"Ayo ke klinik sekarang.", Singto membantu menopang tubuh Krist. Namun, akhirnya Krist jatuh pingsan dan membuat Singto panik. Ia langsung menggendong Krist dan membawanya berlari menuju klinik.

Krist terbangun di sebuah ruangan yang asing. Ia melihat Singto duduk di samping tempat tidurnya.
"Dimana ini?", tanya Krist pada Singto.
"Ini di klinik. Tadi kamu pingsan."

"Aku kenapa?"

"Aku tidak tahu. Dokter bilang ingin menjelaskan langsung padamu. Tapi dia bilang kamu tidak apa-apa."

"Saya sakit apa, dokter Wang?", tanya Krist yang duduk ditemani oleh Singto di sebelahnya.
"Bukan apa-apa. Saya rasa memang anda cukup terlambat baru mengalami ini di usia 22."
"Mengalami apa?"

"Pelepasan ovum (sel telur) yang pertama kali.", dokter Wang menunjukkan gambar hasil rontgen perut Krist.

"Saya jelaskan secara mudah saja. Kasusnya mirip seperti pada wanita. Setiap bulan, wanita memiliki siklus dimana hormon progesterone meningkat dan menyebabkan penebalan dinding rahim untuk persiapan kehamilan dan kadar hormon LH akan meningkat untuk melepaskan sel telur dari indungnya. Jika tidak terjadi pembuahan maka hormon progesterone akan menurun dan memicu terjadinya menstruasi. Namun terdapat perbedaan pada kaum Neutrum. Awalnya akan dimulai oleh peningkatan hormon LH yang mengatur pelepasan sel telur dari indung. Sekarang yang kamu alami adalah peningkatan kadar LH untuk pertama kali nya yang menyebabkan hormon progesterone juga naik. Bisa dilihat di gambar ini dinding rahim menebal dan itu lah yang menyebabkan rasa kram perut. Perbedaannya pada Neutrum, kadar progesterone setelah naik tidak akan menurun lagi dan terus dalam jumlah stabil sehingga tidak terjadi siklus menstruasi pada Neutrum. Kadar hormon yang naik-turun pada Neutrum hanyalah LH. Dimana jika LH meningkat itu berarti memasuki masa 'ovulating' atau masa subur, yaitu masa sel telur telah matang dan dilepaskan. Jika tidak mengalami pembuahan selama 2 minggu maka sel telur akan mati dengan sendirinya ketika kadar LH turun.", penjelasan dokter Wang kepada Krist.

"Lalu dari mana saya tahu kapan masa ovulating itu?"

"Ada alat untuk mengecek masa ovulating. Biasanya juga masa ovulating akan diikuti dengan libido yang meningkat. Apa sejauh ini penjelasan saya dapat dipahami?"

"Saya cukup paham karena pernah mengambil kelas Biologi.", jawab Krist.

"Saya dulu mengambil kelas Fisika. Pembahasan ini cukup sulit saya pahami.", ucap Singto.

Dokter Wang pun tertawa kecil, "mudahnya, dia sekarang sudah bisa mengandung, meskipun termasuk terlambat bagi Neutrum yang biasanya sudah mulai dari usia 15-18. Jadi jika dia terlihat sangat menggoda dan bergairah itu berarti dia sedang dalam masa ovulating atau masa subur.", ucap dokter Wang pada Singto yang membuat Singto hanya terdiam, masih mencerna maksud sang dokter.

"Ok. Jadi saya akan memberikan obat hanya untuk membantu mengurangi rasa sakit. Paling 1-2 hari kram perut itu akan hilang sendiri."

"Terima kasih, dok.", jawab Krist.

***

"Sejak kejadian itu kita tidak pernah lagi.", ucap Krist yang bergelayutan di lengan Singto.

"Krist, aku cuma khawatir. Pengaman itu tidak 100% bisa mencegah."

"Gak usah khawatir. I take pills."

"Pill apa?"

"Pill mencegah hormon LH naik, jadi aku tidak sedang dan tidak akan mengalami ovulating."

"Huh? Sejak kapan kamu minum itu? Dapat dari siapa? Memangnya aman?", cecar Singto.

"Sejak 2 bulan yang lalu, sejak semua usaha ku menggodamu sia-sia. Aku dapat dari Wang Lei. Dia juga pernah minum pill yang sama tidak apa-apa."

"Krist-", Singto kehabisan kata-kata, "asal kau tahu, I'm also desperate. I wanna touch you so bad. Tapi jika kamu sampai hamil, kamu tidak bisa menjadi pilot lagi. Dan aku tidak mau jika partner pilotku bukan kamu.", ucap Singto sambil meraba leher kekasihnya.

Krist menyunggingkan ujung bibirnya, sementara Singto mengangkat satu alisnya.

"Aku juga tidak mau berhenti jadi pilot. Aku tidak akan hamil. Kata Wang Lei pill itu cukup efektif. Jika aku minta bersamamu sebagai hadiah ulang tahun ku, apa kamu masih tidak mau?"

The Solar HollowWhere stories live. Discover now