14. Satu lagi

872 111 45
                                    

Bruk!

Genah dengan gaya yang tidak elitnya pun jatuh membentur keras lantai lapangan yang tidak cukup lembut itu.

Benar.

Marvel mendorongnya dengan kencang hingga tulang punggungnya pun menjadi korban akan sikap kasar serigala didepannya ini.

Genah sedikit terkejut karena Marvel sudah menargetkannya.

Dan sakit sekali, sampai rasanya tulangnya itu akan membelah menjadi beberapa bagian.

"Akh! Sial! Lo semua jangan ngeliatin doang, bantuin gw!" Teriak Genah saat melihat teman temannya yang hanya berdiri mematung dan menatapnya tanpa ada rasa minat untuk membantunya.

Ah dia benar benar akan direlakan begitu saja kah?

"V-vel.. Ukh!"

Baru saja Genah ingin membuka suara lagi, namun Marvel dengan segera menghentikan suaranya dengan cara mencekik kencang lehernya.

"Akh!" Geramnya kesakitan.

"Bahkan dimenit menit kematian, lo masih sempet ngebentak temen temen lo yang sejujurnya hal itu gapantes mereka dapatkan.." Suara Marvel tiba tiba.

"Mereka semua ga bersalah atas apapun dan lu berani ngatain mereka dengan seenak jidat lo."

"Sadar ga sadar. Gw yakin kalau ada diantara mereka yang sakit hati dan naro dendam sama lu Gen." Lirih Marvel pada akhir kalimat.

"A-apa maksud lu, gw ga ngerti." Jawab Genah yang tidak fokus pada arti kata kata yang dikeluarkan Marvel.

Rasa sakit di lehernya mengambil alih semua perhatiannya.

Belum lagi Marvel semakin mengencangkan cekikannya sesudah ia mengatakan ucapan tidak berbobotnya.

"WHAT? LU GA NGERTI? MIKIR GEN! MIKIR! LU PUNYA OTAK TAPI GAPUNYA HATI YA!" Bentak Marvel yang terlihat  begitu kesal.

-serigala itu mulai kehilangan kendali tubuhnya sendiri. Marvel semakin terlihat menyeramkan-

Setelah mendengar bentakan kencang dari Marvel, otak Genah pun mulai mencerna segalanya dan menyelam pada pikirannya. Ia pun mulai tersadar.

Ternyata memang banyak sekali makian makian kasarnya yang ia tujukan kepada teman temannya, yang disengaja ataupun tidak.

Itu tentu saja melukai hati orang orang yang berada disekitarnya. Atau mungkin sampai ada yang membencinya.

Sepertinya memang ada.

Termasuk Marvel yang sekarang berada dihadapannya.

"Nevin benci sama lo Gen. Gw juga benci sama lo." Ujar Marvel pada akhirnya.

"Jadi udah jelas bukan? Apa alesan yang bikin gw milih lo, buat gw bunuh?" Marvel pun tersenyum miring pada akhir kalimatnya.

"Ve-vel tunggu!" Cegah Genah sebelum Marvel benar benar mencekiknya hingga ia mati.

"Apa! Gw gabakalan lepasin orang sialan kek lo! Lo harus mati." Napsu Marvel untuk membunuh Genah memang sudah berada dipuncaknya. Tidak bisa dihentikan lagi.

"G-gak Vel. Lo boleh bunuh gua, tapi biarin gw ngomong sesuatu dulu."

Tapi Marvel tentu saja tidak membiarkan itu. Ia malah semakin mengencangkan cekikannya hingga pernafasan Genah mulai tersendat sendat.

Marvel benar benar sudah hilang atas kendali dirinya.

"Akh! Se-semuanya, tolong."

Bugh!

are u werewolf? - ytmc indWhere stories live. Discover now