• Anak Populer

402 55 8
                                    

Fenly namanya, anak paling populer karena keaktifannya di sekolah, ikut ekstrakulikuler Dance, Bahasa Inggris, dan mengikuti club basket bersama Fajri. Fenly sebenarnya kurang nyaman jika ia lewat dan dilihatin orang-orang, sebenarnya ia juga tipe pemalu tapi mau bagaimana pun itu resiko dia yang gak bisa diam dan terus mengikuti hal-hal yang ia sukai. Fenly satu-satunya anak tingkat dua yang tinggal di asrama U jadi dia tidak terlalu dekat dengan anak-anak yang diasrama tapi dia merasa nyaman dan nyambung sama Farhan dan Shandy.

Sebenarnya dulu ia pernah seasrama dengan Zweitson namun tidak sekamar, kini mereka sekamar dan mulai dekat ya walaupun masih belum nyambung satu sama lain. Palingan beberapa bulan atau bahkan minggu mereka bisa lebih akrab.

Fenly berdehem sembari membereskan bola basket yang berserakan kebetulan hari ini dia yang piket. Fajri yang belum berganti baju menghampiri Fenly dengan sebotol minuman dan handuk.

"Istirahat dulu atuh, habis itu Aji bantuin," ucap Fajri yang dipatuhi Fenly. Ia mengambil handuk kecil itu dan meminum air yang dibawa Fajri sedangkan Fajri membantu memasukkan bola-bola yang tersisa ke keranjang.

"Masih rame anak-anak cewe di luar?" tanya Fenly kepada Fajri.

"Biasalah, mereka masih nungguin kak. Mau Aji bilangin kalau Kakak gak ada?" tawar Fajri selesai membereskan bola basket itu.

"Hmm, iya tapi kayaknya mereka gak bakal percaya. Secara, ada beberapa orang yang ngeliat gue tadi," ujar Fenly sembari menautkan kedua tangannya.

Fajri mengangguk lalu melangkah mendekati pintu yang memang sengaja dikunci agar para cewe yang berisik itu tidak menganggu latihan mereka.

"Sembunyi aja kak!" pintahnya membuat Fenly segera pergi ke toilet yang disediakan disana.

Melihat Fenly yang sudah pergi ke dalam, ia membuka pintu itu dan tidak mendapati satu orang pun. Ia tersenyum senang, sekali lagi memeriksa sekeliling. Merasa agak aneh, ia melihat jam tangannya dan pantas saja sekarang sudah masuk senja. Fajri menepuk keningnya pelan.

"Gawat nih kalau telat pulang bisa dikunciin diluar kita," monolognya segera masuk ke dalam menghampiri Fenly yang sudah selesai berganti pakaian.

"Kenapa lu?"

"Cepat pulang sebelum gerbang ditutup," ucap Fajri membuat Fenly keheranan.

"Ganti baju dulu sana!" Fenly mendorong adek kelasnya itu masuk ke dalam toilet.

"Masih ada waktu jadi cepatlah ganti baju," tambah Fenly sebelum keluar dari lapangan itu.


Farhan dan Zweitson sedang ada di dapur. Mereka rencananya akan membuat makanan, tentunya hanya Zweitson saja karena Farhan hanya membantu menyiapkan bahan-bahannya. Sedangkan yang lain sibuk dengan urusannya masing-masing. Ricky yang sibuk menghafal naskah untuk teaternya, Fiki yang sedang bermain gitar, Gilang dengan laptopnya, dan Shandy yang hanya rebahan di samping Fiki. Kalau Fenly dan Fajri masih dalam perjalanan pulang tentunya.

Ricky melirik ke arah dapur, tidak enak karena merepotkan dua orang tersebut ia meletakkan naskahnya di meja dan menghampiri Farhan, Zweitson.

"Ada yang bisa dibantu gak kak? Son, gue bantuin mau gak?" tanya Ricky membuat Zweitson memberikannya talenan dan pisau.

"Potong sosisnya kak sekalian bawangnya," ucapnya yang langsung di patuhi Ricky.

Di sisi lain Farhan sudah selesai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak dan juga menyiapkan piring serta gelas di meja makan. Ia pun beranjak dari dapur dan bergabung dengan yang lain di ruang tengah.

"Ngapain lang?" tanya Farhan yang penasaran dengan Gilang dan laptopnya.

"Biasa, gue lagi edit video buat di upload ke sosial media. Lumayan cuannya," jelas Gilang yang diangguki Farhan.

Adolescence [Un1ty]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora