• Shandy?

74 12 2
                                    

Fiki menghela nafasnya, ia sudah mencari kakak kelasnya itu ke mana-mana tapi tidak ketemu juga. Tempat yang biasa Shandy kunjungi juga ia sudah ia datangi semua tapi tidak ada tanda-tanda pria itu di sana.

"Sial, kemana sih lu bang. Gak enak banget perasaan gue nih," gerutu Fiki menyibakkan poninya yang agak basah karena lelah berlari ke sana kemari.

Tak lama ponselnya berdering membuat keningnya mengernyit. Farhan menghubungi. Sebenarnya ia enggan mengangkat panggilan itu, tetapi resah di hatinya membuatnya segera mengangkat panggilan itu.

"Kenapa bang? Gue masih nyari-"

"Ke rumah sakit sekarang! Shandy ada sama gue," ujar Farhan serius.

Fiki langsung mematikan panggilannya dan langsung berlari menuju motor Fajri yang ia pinjam tadi. Bukan minjam sih tapi langsung pakai aja tanpa izin sang pemilik, sangking paniknya.

Setelah sampai ia langsung mengajukan diri berbicara dengan Dokter. Toh bagaimana pun ia sudah menganggap Shandy kakaknya. Orang tuanya dan orang tua Shandy juga saling kenal. Fiki bahkan lebih dekat daripada adiknya Shandy sendiri.

"Bagaimana dok kondiri Shan eh kakak saya?" tanya Fiki penasaran namun saat Dokter menghela nafasnya. Fiki tahu bahwa ada hal serius yang Dokter sampaikan. Sesuatu membuat hati Fiki kembali resah, sesak dan tak terjabarkan.

"Saudara Shandy memang baik-baik saja jika terlihat dari luar. Tetapi, sepertinya ia memiliki penyakit lambung akut. Apa Anda mengetahui hal itu?" Fiki spontan mengangguk, ia tahu Shandy punya maag, tetapi bukannya itu hal biasa? Fiki menghela nafas lega tapi kenapa air wajah dokter terlihat menegang?

Menurut Fiki sakit maag bisa disembuhkan jika tidak telat makan, tetapi ia juga tidak tahu apakah Shandy makan tepat waktu pasalnya kakak kelasnya itu memang terlihat jarang makan dan terlalu kurus.

"Maag akut, atau kronis. Gred sendiri dapat menimbulkan bahaya karena bisa meningkatkan penyakit kanker kerongkongan," jelas Dokter serius membuat Fiki tergeming.

"Kanker? Kanker kerongkongan?"

"Jadi, saya peringatkan untuk selalu jaga pola makan. Dan jika ada tanda-tanda sakit kerongkongan segera bawa ke rumah sakit. Lebih cepat diatasi maka lebih cepat kanker itu hilang."

"K-kenapa Dokter membahas hal itu?" tanya Fiki kalut.

"Kata saudara Farhan, pasien meringis kesakitan di bagian ulu hatinya karena di tendang dengan kuat tentu saja saya memeriksa secara keseluruhan dan menemukan fakta bahwa pasien Shandy juga menderita maag akut," jelas Dokter lagi membuat Fiki mengusak surainya kesal.

"Begitu yah dok, kalau begitu masih bisa di cegah kan? Soalnya Kakak saya suka menyanyi, saya gak ingin dia sedih kalau kalau suaranya berubah gara-gara kanker itu," ujar Fiki sedih.

"Saya sudah bilang, operasi jalan terbaik saat ini."

***

"Syut, jangan keras-keras. Lagian masa lu gak tahu? Inikan cerita dua tahun yang lalu setidaknya lu tahu gosip ada orang yang mau lompat dari gedung," ujar Ricky membuat Farhan terdiam.

"Woy, ada orang yang bunuh diri. Lihat yok!" ajak teman Farhan membuat Farhan yang tidur langsung membuka matanya.

"Apaan sih, bercanda yah lu?" bingung Farhan namun teman-temannya segera berlari tanpa menjawab pertanyaannya.

Ia melangkah menuju jendela kelasnya. Karena Sekolahnya yang luas ia memandang ke gedung Sekolah di sebrang sana. Banyak siswa maupun siswi berkumpul. Karena posisinya di lantai 3 dia jadi lebih mudah mendapat seseorang yang berdiri di ujung lantai 6.

Adolescence [Un1ty]Where stories live. Discover now