• Lu Gak Punya Bakat!

134 25 2
                                    

Shandy mengernyitkan keningnya melihat gerakan kaku salah satu dari mereka. Ia melirik ke arah Gilang yang kelelahan karena terus mengulang gerakan yang sama sedaritadi.

"Merepotkan, yang kompak dong," jengkel Gilang yang menyeka keringatnya.

"Susah banget Lang, kita harus adaptasi dulu sabar," keluh Ricky yang juga terlihat lelah.

"Haaah istirahat dulu saja," kata Fenly yang diangguki lainnya kecuali Gilang dan Shandy.

"Terserah deh, gue mau cari angin," tutur Gilang keluar dari ruang dance.

Bruk

Fiki mendudukan dirinya, ia meminum rakus air mineral yang diberikan Zweitson tadi.

"Shandy lu kok gak istirahat?" tanya Farhan melihat Shandy yang diam saja dan tetap berdiri di tempatnya.

"Ck gue lagi mikir, gimana caranya kita kompak. Apalagi dua minggu ke depan kita akan ikut kompetisi dance antarsekolah. Gilang bakal senang kalau kita berhasil menang," jelas Shandy yang melirik sinis Farhan dan lainnya.

"Pantesan dia serius banget, maaf yah kak kita bakal berusaha keras kok," ucap Ricky sungguh-sungguh.

"Jangan cuman omongan doang, harus ada buktinya Ricky," remeh Shandy membuat Ricky tertegun, ia menatap Shandy yang melangkah menuju pintu namun tangannya ditahan oleh Farhan yang menatapnya tajam.

"Lagi-lagi sikap menyebalkan lu kambuh Shan. Lu sendiri yang ngeremehin kita, seharusnya lu dukung kita juga jangan cuman berharap," kesal Farhan membuat Shandy berdecih.

"Gue begini karena kalian gak punya bakat, lebih tepatnya lu yang gak punya bakat. Gue kan sudah bilang lu gak perlu ikut klub dance karena itu gak cocok sama lu," jawab Shandy kembali meremehkan membuat Farhan mencengkram kerah Shandy.

"Kak Shandy lu keterlaluan," nimbrung Fajri membuat Shandy menghela nafasnya.

Ctak

"Ah pokoknya buktiin ke Gilang kalau kalian bukan penghambat bagi dia," finalnya setelah menepis tangan Farhan dari kerahnya.

"Shandy!" panggil Farhan namun Shandy mengabaikannya dan memilih keluar. Farhan mengusap wajahnya frustasi. Memang dari awal dia tidak seharusnya ikut klub dance ini, seharusnya dia menuruti perkataan Shandy bukan malah membuatnya dan Gilang merasa terbebani karena dia yang tidak berbakat.

"Jangan dimasukin ke hati kak, emang Shandy kalau ngomong nyelekit banget tapi dia gak sejahat itu kok," intrupsi Fiki membuat semua menoleh ke arahnya.

"Lu belain dia mulu Fik, lama-lama jengkel  juga kali kalau Shandy begitu. Padahal kita sudah damai dia mulai lagi perdebatan. Dasar," ucap Fenly tidak habis pikir.

"Ini bukan sekali dua kali sih, apalagi Farhan selalu diremehin sama dia. Kita gak tahu dia kenapa tetapi dia terlalu sok," celetuk Zweitson sembari menaikkan kacamatanya.

Fiki dan Ricky saling pandang sesaat, namun Ricky menggelengkan kepalanya membuat Fiki mengangguk pasrah.

"Sudahlah daripada menyalahkan orang lain lebih baik kita intropeksi diri dan latihan lebih keras. Biar mereka berdua gak ngeremehin kita lagi," semangat Ricky mengalihkan perhatian membuat yang lainnya mengangguk.

Fajri melirik Farhan yang termenung. Ia tidak ikut mengeluh, walaupun kakak kelasnya itu memang keterlaluan mungkin saja ada suatu hal yang membuatnya begitu dan sampai saat ini Fajri masih memakluminya.

"Latihan Ji!" seru Fenly membuat Fajri sedikit terkejut.

"Ah iya, ayo semangat!"

Mereka kembali berlatih sesuai kemampuan mereka. Fenly dan juga Zweitson membantu Farhan dan Ricky yang paling susah menghapal gerakan. Bahkan mereka sempat tertawa melihat kesalahan yang dilakukan keduanya.

Adolescence [Un1ty]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora