17.Kenyataan mengejutkan

1.5K 379 14
                                    

"Neng bangun neng," seseorang menyentuh pundak Agnes hendak membangunkannya. Sontak Agnes langsung membuka matanya, ia segera bangun dan merasa tak enak karna tertidur di depan rumah orang. "Neng saudaranya ceu Romlah?" tanyanya.

"Hmm, itu bu anu"

"Neng sodaranya bener?"

Agnes sedang berfikir sejenak. Jika ia mengaku dirinya oranglain, maka pasti akan terdengar aneh dan di pertanyakan untuk apa keberadaannya disini. Jadi, Agnes harus berakting bahwa dirinya memang saudara dari bu Romlah.

"Kenalin bu, saya Agnes. Saya saudara jauh'nya bu Romlah. Saya kesini karna saya dengar-dengar anak kandungnya yang bernama Yoya meninggal dunia betul bu?"

"Oh iya betul sudah lumayan lama juga sih nak Agnes. Nak Agnes kayanya dari kota ya?" Ibu itu duduk di samping Agnes. "Saya Sri, saya tetangga'nya ceu Romlah"

"I-iya bu benar saya dari Jakarta. Bu Romlah'nya kemana ya bu?"

Wajah Sri berubah menjadi murung, ia nampak menyembunyikan sesuatu yang berat untuk ia ungkapkan.

"Bu cerita aja gapapa" bujuk Agnes.

"Jadi gini nak Agnes. Ceu Romlah sudah satu minggu di kuburkan," bulir airmata keluar dari mata Sri. Ia nampak merasa berat mengatakannya. Agnes masih diam menunggu kelanjutannya sambil mengusap punggung Sri laun.

"Meninggalnya karna apa bu?" tanya Agnes pelan.

"Dia di bunuh sama suaminya sendiri. Hiks...hiksss"

Mata Agnes membulat sempurna. Ia benar-benar tak menyangka. Yoya sedang tidak ada di sekitaran, entah ketiga hantu itu berada dimana. Jika Yoya tahu pasti Yoya tidak akan terima dan akan merasuki tubuh Agnes lalu mengamuk.

"Di-di bunuh? Ke-kenapa bisa bu?"

"Suaminya ketahuan selingkuh nak, ceu Romlah gak terima dan minta cerai tapi suaminya gak mau. Disitu mereka bertengkar besar-besaran lalu warga sekitaran yang mendengar terakhir kali ceu Romlah berteriak langsung saja warga setempat menghampiri, dan rupanya pisau itu sudah menancap di perut ceu Romlah. Suaminya sudah di tangkap pihak berwajib lalu di penjara"

Kepala Agnes tiba-tiba merasa kesakitan, pertanda bahwa penglihatannya mulai bekerja. Apa yang di ceritakan Sri tidak sepenuhnya benar. Yang sebenarnya terjadi perselingkuhan itu belum di ketahui siapapun selain Romlah sendiri dan Yoya anaknya.

Lebih mengejutkan lagi, wajah Sri ada disana. Dan kenyataannya Sri'lah selingkuhan dari suami Romlah.

"Nak Agnes kenapa? Kepalanya sakit?" tanyanya berpura-purq panik.

Jadi air mata tadi adalah air mata palsu seraya menutupi kebusukan dari wanita paruh baya itu? Ckck Agnes sungguh tak menyangka.

Saat Agnes membuka matanya, ia melihat wajah Sri yang sudah terlihat tua dan keriput.

Dia pakai susuk. pikir Agnes dalam hatinya.

Agnes berprilaku seolah pura-pura tidak tahu, urusan soal wanita itu memakai susuk atau bukan, itu bukan urusannya. Tapi mengapa wanita itu tega menjadi selingkuhan suami orang, hanya demi kepuasan sexual?

Rupanya di perkampuangan ini masih jaman'nya memakai susuk, Agnes pikir hal itu hanya terjadi di jaman dulu saja.

"Hem bu, maaf kalau boleh tahu, dimana ya bu Romlah di makamkan?"

"Dari sini neng lurus aja, nanti ada tulisan area pemakaman. Nah disana tempatnya, gak jauh kok"

"Makasih ya bu, kalau begitu saya permisi." Sri tersenyum lirih lalu Agnes segera bangkit hendak membangunkan Kevin.

Saat Agnes hendak menghampiri Kevin, mengapa Kevin tidak ada?

Dimana Kevin?

"BU LIHAT TEMEN SAYA GAK DISI---" Ketika Agnes hendak bertanya pada Sri, wanita itu sudah tidak ada entah kemana.

Agnes panik bukan main, ia harus mencari keberadaan Kevin kemana?

...

Agnes berkeliling kampung, menanyakan pada setiap warga yang lewat di sekitaran. Tapi hasilnya nihil, warga setempat tidak ada yang tahu dimana kebaradaan Kevin.

"AGNES KAU MENCARI SIAPA?" tanya Yoya yang datang bersama kedua temannya.

"Yoya, Kevin. Dia dimana? Kalian tau?"

"Oh Kevin, dia sedang ngopi di warung sana noh. Maklum ada janda kembang yang semokh" unjuk Eliza pada warung bertulisan JAMOK alias Janda Semok.

Sialan! Agnes sudah cemas dan luar biasa khawatir, eh rupanya malah pria itu asik ngopi-ngopi sambil godain janda? Sungguh keterlaluan Kevin itu.

Agnes yang kesal buru-buru melangkah menghampiri Kevin lalu menjewer telinga Kevin. "KAMU NGAPAIN COBA DISINI? AKU TADI UDAH KHAWATIR!"

Kalau sudah begitu, Kevin jadi seperti suami yang kepergok berselingkuh. Sontak bapak-bapak yang ada di warung itu menertawakan Kevin, dan Leni selaku janda itu segera pergi karna takut kena amuk Agnes, yang ia pikir isterinya Kevin.

"Aw ampun sayang, aku kesini soalnya haus. Aw lepasin ih!"

Agnes menarik Kevin sampai ke tempat yang jauh dari warung itu. Agar perdebatan mereka bisa leluasa tentunya.

Agnes melepaskan jeweran itu kasar hingga membuat Kevin meringis. Telinganya merah akibat tarikan keras dari Agnes. Itulah akibatnya jika pria berani macam-macam di belakang gadisnya!

"HAUS APA KAMU? HAUS JANDA HAH?" amuk Agnes.

Yoya, Eliza dan Ofi tertawa cekikikan melihat adegan pertengkaran panas itu. Ya, pertengkaran panas sebab mereka bertengkar di bawah trik matahari yang cahayanya lumayan membakar tubuh.

"Cemburu ya?"

Pipi Agnes berubah merah karna menahan malu bahwa kenyataannya ia benar-benar cemburu. "Kenapa kamu gak bangunin aku hah?"

Kevin mendekat lalu mengelus pipi Agnes, "Gak tega sayang liat kamu lelap tidur."

Lupakan saja soal si janda kembang itu. Agnes rasa tak begitu penting untuk di bahas, meskipun hatinya masih kesal. Tapi ada yang lebih penting, saat ini Agnes harus buru-buru ke area pemakaman tempat Romlah di kuburkan.

Agnes menarik tangan Kevin. "Loh mau kemana yang?"

"Ke kuburan"

"HAH? KAMU GILA NES. CUMAN KARNA AKU NONGKRONG DI WARUNG KOPI JANDA, KAMU MAU KUBUR AKU HIDUP-HIDUP?"

"Buang pikiran gila kamu itu. Ikut aja!"

Kevin menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia jadi semakin bingung. Mau apa Agnes mengajaknya ke kuburuan? Jangan-jangan...

Pasti dia pengen ngajak gua cipokan. Waw Agnes udah mulai nakal rupanya sama aa.

"BUANG PIKIRAN MESUM KAMU KEVIN!"

Yah ketahuan.

Yoya, Eliza dan juga Ofi mengikuti Agnes. Mereka juga nampak penasaran, untuk apa Agnes pergi ke kuburan?

SAD GHOST 3 ✓Where stories live. Discover now