Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesampainya di rumah, (M/n) langsung tertidur tanpa berganti pakaian terlebih dahulu atau makan malam. Ia sangat kelelahan setelah melewati hari pertamanya di sekolah.
Baru juga hari pertama sudah selelah ini. (M/n) tidak bisa membayangkan anak -anak lainnya yang bertahun-tahun menjalani kehidupan sekolah.
Pemuda kucing itu terbangun saat pukul 3 pagi karena kelaparan, berhubung (M/n) bukan anak yang pilih-pilih makanan dan ribet, jadi ia memilih menghangatkan ayam goreng kemarin dan meminum segelas susu.
Setelah selesai makan, hal yang dilakukan (M/n) adalah berguling-guling gaje di ranjangnya saja. Ia sudah tidak mengantuk lagi dan jam berangkat sekolah masih lama.
Di pandanginya langit-langit kamar yang sudah ia tinggali selama lebih dari 10 bulan terakhir ini. (M/n) memang seorang pelajar asing yang memilih sekolah di Jepang, UA lebih tepatnya.
Karena beberapa alasan pemuda kecil itu memilih berangkat ke Jepang lebih awal dari jadwal ujian masuk.
Bosan dengan berguling-guling dan memandangi langit kamar, (M/n) memilih untuk lari pagi sekaligus melatih staminanya.
(M/n) keluar dengan hoodie abu-abu kebesaran miliknya, berlari tak tentu arah. Asalkan masih ada jalan di depannya, tak masalah bagi (M/n) toh ia masih ingat alamat apartemennya.
Matahari mulai muncul, entah sudah berapa ratus meter (M/n) berlari. Hingga ia menabrak dinding, eum ralat itu adalah dada seseorang.
Pemuda kucing itu mengusap batang hidungnya yang memerah karena tabrakan tadi. Ia sedikit mendongak untuk memandang sinis orang yang baru saja di tabraknya.
Iya (M/n) yang nabrak tapi (M/n) yang lebih galak :)
"Wow! Lihat apa yang kutemukan di sini, seekor kucing tersesat, ha?" tanya pemuda itu.
Alis (M/n) semakin berkerut saat mendapati pemampilan aneh dari pemuda di depannya. Bekas luka bakar dan jahitan di tubuhnya? Oh ayolah, apakah pemuda ini tidak tau jalan ke rumah sakit?? Atau klinik kecantikan?
"Maukah kau ikut bersamaku, manis?" tanya orang asing itu lagi.
"Oh, maaf-maaf saja, tapi ibuku selalu mengingatkan untuk tidak ikut dengan orang asing." Balas (M/n) masih dengan muka garangnya berniat menakuti pemuda di depannya.
Bukannya takut pemuda itu malah tertawa, tangannya terulur lalu mengacak acak surai gelap (M/n).
"Baiklah terserah mu, tapi akan kupastikan saat kita bertemu lagi kau akan pergi denganku," setelah mengucapkan itu dia pergi.
