Chapter 20.5 : Spesial Chapter

892 75 45
                                    

Jangan lupa VOTE dan Tinggalkan COMMENT ya^^~











Keesokan hari setelah peristiwa yang hampir membunuh sang Raja Agung nan Hebat Neosantara, keadaan di pondok rahasia raja tidak terlalu kondusif.

Para pelayan termasuk Gopalji berdiri berjajar dan menatap ke depan. Kepala mereka tidak berhenti menoleh kanan dan kiri seiring dengan saling tarik menarik sepasang manusia beda jenis dan umur tersebut.

Halilintar, sang raja agung sekaligus orang yang hampir mati kemarin seharusnya berada di ruangannya dan beristirahat. Tapi entah bagaimana Halilintar keluar dari ruangannya dan bertepatan dengan Yaya yang hendak pergi diam-diam.

"Tinggal disini Yaya." Halilintar sebisa mungkin menarik tangan Yaya dengan lembut.

Namun penyelamat kecilnya ini menarik kembali tangannya, "Maaf kan saya karena harus menolak Yang Mulia. Saya tidak bisa disini lebih lama dan membuat teman-teman saya khawatir." Ujar Yaya selembut mungkin. Suara Yaya terdengar lebih kecil daripada suaranya yang biasa.

Yahh, mau bagaimana lagi? Yaya sudah cukup pusing dan panik saat portal kembali ke Stesen TAPOPS tertutup. Tidak ada jalan kembali untuknya sampai Ochobot dan pihak TAPOPS membuka jalan dari seberang sana.

Dan di depannya, seorang pria yang merupakan raja negeri dia berpijak memiliki wajah dan nama yang sangat familiar. Siapa yang menyangka dia akan bertemu dengan Halilintar versi manusia asli. Terlebih Halilintar ini nampak sangat dewasa, gagah dan tampan.

Oh, apa yang aku bicarakan?! Rutuk Yaya dalam hati.

Mata merah Halilintar memincing melihat wajah Yaya yang tiba-tiba memerah. Lucu pikirnya.

"Hutan ini sangat luas. Kau akan langsung tersesat begitu keluar dari area pondok ini. Terlebih banyak hewan buas, Yaya." Tukas Halilintar kembali menarik tangan si gadis.

Fokus Yaya sedikit terpecah saat Halilintar lagi-lagi menyebut namanya. Entah kenapa, pria satu ini bisa sangat santai memanggil namanya. Bukan masalah sih. Tapi suara Halilintar yang berat, dalam dan sangat laki saat mengucap namanya jantung Yaya jadi tidak sehat.

"Saya sudah terbiasa dengan hutan dan alam terbuka Yang Mulia. Saya bisa menjaga diri saja sendiri dan untuk hewan buas, saya yakin hewan buas disini tidak ada yang sebesar Cattus."

"Cattus?"

Yaya mengangguk, "Iya, Cattus. Kucing hijau setinggi sepuluh meter." (saya tidak yakin ukuran sebenarnya Cattus jadi kalau salah komen saja ya)

Semua mata langsung melebar. Halilintar bukan pengecualian, "Sepuluh meter?! Itu kucing sungguhan?"

Kepala yang mengangguk enteng membuat beberapa mulut terbuka. Halilintar yang masih shock tanpa sadar melemahkan genggamannya pada tangan Yaya hingga Yaya berhasil menarik tangannya dari cengkraman tangan besar sang raja.

"Karena itu Yang Mulia. Saya lebih dari mampu menjaga diri. Lagi pula saya bisa terbang." Yaya mengakhiri kalimatnya dengan senyuman manis. Membuat Halilintar mengumpat dalam hati karena jantungnya berdetak cepat tanpa tahu situasi.

Dan kenapa dia bisa lupa kalau penyelamat cantiknya ini bisa terbang? Baru kemarin Halilintar merasakan di bawa terbang.

ARRGG! Kenapa gadis ini begitu mandiri? Otak Halilintar berpikir cepat untuk menahan Yaya lebih lama di kediamannya.

"Kalau begitu saya permisi-"

"Tunggu! Yaya-AKH!"

Kejadian itu terjadi sangat cepat. Yaya yang hendak balik badan terkejut karena Halilintar yang duduk dikursi rodanya tiba-tiba memaksa berdiri untuk meraih tangannya. Namun karena luka lembam kemarin masih sangat segar alias belum sembuh sama sekali, sang raja terjatuh dari kursi rodanya. Seketika membuat nafas semua orang terkecat.

CAUGHT BY THE EMPEROR (HALILINTARxYAYA)Where stories live. Discover now