Chapter 21 : Orang-orang dan Bola Aneh Jatuh Di Kamar Yang Mulia Raja

1K 85 30
                                    

Jangan lupa VOTE dulu yaaa~


Warning : Typo dan pendek (sorry)






Yang Halilintar inginkan hanya jalan-jalan sederhana, sarapan bersama lalu membuat gadis impiannya terkesan dan jatuh hati dengannya.

Apa itu sungguh mustahil bahkan untuk dirinya yang seorang raja yang maha segalanya?

Halilintar tidak percaya dia mengatakan ini, tapi Taufan yang sering menyebut kedua putranya anak setan, mungkin ada benarnya.

Dua anak itu sangat kurang ajar.

Rencananya yang ingin menunjukkan perhatiannya kepada Yaya gagal total karena Blaze dan Ice memonopoli Yaya untuk mereka sendiri. Dua bocah itu tidak sedetikpun melepas genggaman tangan Yaya di kiri dan kanannya, menyisakan Halilintar berjalan di belakang mereka bertiga seperti seorang pengawal.

Halilintar mengutuk dalam hati.

Lebih parahnya Yaya juga sama sekali tidak memperdulikan Halilintar. Gadis itu memang sesekali mengajaknya mengobrol untuk sekedar bertanya arah atau meminta pendapat, tapi karena pada dasarnya dia ini tidak banyak bicara Halilintar cuma menjawab 'Kesana' 'Belok kiri' 'Hn' 'Bagus' dan seterusnya yang masing-masing tidak lebih dari tiga kata.

Mungkin karena itu juga Yaya jadi malas berbicara dengannya lagi sedangkan Blaze terlihat sangat cocok bicara dengan Yaya dengan Ice yang sesekali menyahut.

'Sial. Kalian memang anak-anak setan'

Namun meski kesal dalam batin nyatanya Halilintar sangat pintar menyembunyikan emosinya. Sang raja yang sedang menyamar sangat tenang bagai air tanpa riak. Tetap tampan dan mempesona bahkan setelah menanggalkan pakaian kebesaran rajanya.

"Kak Lin, anda keberatan sarapan dengan nasi?" tanya Yaya setelah beberapa kali melirik sebuah restoran yang bercorak dan bernuansa lain dari restoran lainnya.

"Oh Oh Oh, aku ingin coba. Restoran itu baru buka baru-baru ini dan kata para bibi jelek yang suka bergosip yang memiliki restoran ini berasal dari Chani." Ucap Blaze yang tanpa memusingkan ada ibu-ibu berjiwa julid yang tersindir dengan omongannya.

Dahi Yaya berkerut. Gadis itu lalu mengingat-ingat suatu buku yang menjelaskan berbagai kekaisaran dan kerajaan dunia ini, "Chani...Kerajaan yang banyak pohon bamboo dan panda itu?"

"Benar. Orang-orang Chani punya budaya berbeda dengan kita. Makanan utama mereka nasi dan para wanita sana menerapkan semakin aneh bentuk rambutmu atau berhasil mirip pohon meranggas, maka semakin tinggi status sosialnya." Jelas Ice dengan nada datar yang berhasil membuat Yaya dan Blaze tertawa, bahkan Halilintar pun juga terlihat menyeringai kecil. Apa yang lucu pikir Ice, dia tidak sedang melucu padahal.

Blaze yang selalu suka dengan ungkapan jujur tapi penuh hina saudaranya, bertepuk tangan riang, "Penjelasan bagus Ice. Pernah sekali guru budaya kami menunjukkan lukisan salah satu wanita sana. Rambut mereka terlihat sangat bodoh dan jelek seperti sarang lebah." Blaze tertawa lagi. Dia dan Ice lalu bertos ria.

Yaya, dengan sisa tawanya, mengelus puncak kepala keduanya, "Sudah-sudah, tawa kalian kencang, ingat kita tidak mau orang-orang sadar siapa kalian." Dua pengeran itu mengangguk paham.

Dari sisi lain Yaya Halilintar mendekat dan mengambil tangan sang perempuan, "Ayo masuk." Ujar nya seraya mengkode Yaya untuk melirik sekitar. Rupanya beberapa orang lewat tengah berbisik dan melirik ingin tahu kearah mereka berempat.

CAUGHT BY THE EMPEROR (HALILINTARxYAYA)Where stories live. Discover now