Bab 8 : Kabar dari suara 'Bib-Bib'

1.2K 92 21
                                    

Jangan lupa Vote dulu yaa~

Ps: Art di atas bukan milik saya.





Taufan memacu kudanya.

Dua jam ia dan pasukannya tidak berhenti agar bisa secepatnya menyusul gerombolan penculik yang banyak melukai penduduk Ibu Kota dalam usaha melarikan.

Taufan geram. Selain berani menculik calon raja Neosantara masa depan, para bajingan itu berani mengobrak-abrik kota yang menjadi tanggung jawabnya. Karena orang-orang yang tidak sayang nyawa itu Taufan jadi harus siap diadili seorang titisan raja neraka yang mengambil wujud Raja sekaligus kakaknya.

"Jika aku mati, maka aku akan membawa semua bajingan itu ke neraka." Guman Taufan dengan hidung kembang-kempis.

"Jendral Taufan, ada yang mengganggu anda?"

Mata biru gelap Taufan melirik laki-laki yang berkuda menyamakan kecepatannya. Saiyi Fiery, putra seorang putra Baron dua puluh lima tahun yang berbakat dalam seni pedang dan beladiri. Dia adalah lulusan terbaik diangkatannya dan sekarang menjadi tangan kanan Taufan.

Awal perjumpaan Taufan dan Sai tidak terlalu baik. Karena sedari kecil selalu menjadi terbaik, menjadikan perangai Sai sombong dan merasa lebih baik dari siapapun. Sifat itu membuatnya sangat percaya diri bisa mendapat jabatan tinggi di kemiliteran seperti yang diimpikannya. Sifat sombong itu membutakan Sai hingga suatu hari dia berkelakar bahwa dia bahkan bisa mengalahkan Jendral dan menggantikannya. Nasip sial, ada yang melaporkan Sai pada Taufan hingga Taufan menantangnya berduel dan berakhir Sai babak belur dan luka-luka.

Meski demikian, Taufan bisa mengakui Sai memang berbakat. Tidak banyak pemuda dua puluhan dari keluarga bangsawan paling rendah Baron bisa menjadi lulusan terbaik Akademi Element diangkatannya. Dengan sedikit bimbingan dan gemblengan keras Sai akhirnya menjadi tangan kanan Taufan yang dapat diandalkan. Sombongnya masih ada tapi setidaknya Sai tidak akan berani berpikir dirinya adalah yang terbaik. Masih ada langit di atas langit.

"Iya, doakan kepala ku tidak lepas setelah kita menghabisi para berandal itu dan membawa para pangeran pulang." Sahut Taufan dengan wajah cemberut.

Sai kemudian mendengus. Jika ditanya bagaimana Jendral Taufan itu kepadanya, maka Sai akan menjawab bahwa Taufan adalah orang aneh kuat yang memiliki dua wajah. Kapan pun Taufan sedang bersama keluarganya atau sedang membahas keluarga, dia akan menjadi ramah dan jahil macam bocah—tidak cocok dengan badan tinggi besar dan berototnya.

Tapi bila sudah memasuki urusan militer atau kenegaraan, Sai seperti melihat Yang Mulia Raja Halilintar yang sedang memakai armor Kemiliteran. Benar-benar tidak jejak ramah dalam suaranya. Tegas dan dewasa. Aura kedua orang itu juga bisa sangat-sangat mirip di beberapa kesempatan—tentu saja mereka juga bisa sangat berbeda seperti Ibu tiri dan anak tiri.

"Yang Mulia Raja tidak akan memenggal kepala anda Jendral...kurasa." Sai mengucapkan kata terakhirnya dengan nada ragu dan pelan. Sesungguhnya dia juga kurang yakin.

"AHH—Lihat! Apa-apaan kata terakhirmu itu?" raung Taufan pada Sai macam bocah yang telah diledek teman sekelasnya.

Sai berpaling dan berdehem sejenak, "Ehem...mungkin akan patah tulang sedikit Jendral, tapi saya yakin anda tidak akan mati semudah itu. Anda seperti kecoa—sulit untuk membunuh anda." Kata Sai kalem.

Salah satu yang mungkin berubah dari Sai setelah digembleng ala neraka mungkin adalah mulutnya yang blak-blakan dan berani kurang ajar pada Taufan.

"Bocah kurang ajar! Kau bilang aku mirip KECOA? Kau minta ku robek mulutmu?!" raung Taufan dengan hidung kembang kempis seperti banteng.

Normalnya prajurit biasa akan ketakutan tapi Sai yang kenal tabiat sang Jendral tahu bagaimana menakuti balik, "Bukan saya tapi Yang Mulia Raja."

CAUGHT BY THE EMPEROR (HALILINTARxYAYA)Where stories live. Discover now