Chapter 7 : Kakak Cantik dan Dua Adik Lucu

886 96 18
                                    

Jangan lupa Vote dulu yaa~~

Ps: Art diatas bukan punya saya.


Saat Blaze dan Ice merasa kereta yang membawa keduanya tiba-tiba berhenti, mereka tidak mengharapkan apapun. Mungkin saja ada yang sesuatu yang menghalangi jalan atau para penculik memutuskan ini sudah cukup jauh dan akan beristirahat.


DUANG BOOM


Namun saat tiba-tiba suara seperti ledakan terdengar dan disusul bumi bergetar, mereka berdua tidak punya banyangan apa yang terjadi. Binatang buas tidak akan mempu membuat gempa kecil. Apa jangan-jangan ada gempa bumi mendadak?

Lalu saat teriakan para penculik terdengar dengan debuman keras, Blaze dan Ice kembali ketakutan karena berpikir diluar benar-benar sedang terjadi bencana alam.

Apa pada akhirnya mereka ditakdirkan mati? Bukan di tangan pengkhianat busuk ini tapi karena bencana alam? Blaze dan Ice tidak lagi mempunyai harapan. Keduanya berpegangan tangan erat dan memejamkan mata.

Setidaknya mereka berdua bersama, tidak sendirian menghadapi kematian. Tapi bagaimana Ayah mereka? Blaze dan Ice meminta maaf dalam hati pada sang Ayah karena pergi terlebih dahulu.

"Ice, aku menyayangi mu." Suara Blaze bergetar karena kain yang menyumpal diantara giginya dengan pipinya yang basah karena air mata.


BOOM


Suara keras di luar tidak juga berhenti, "Aku juga sayang padamu, Blaze." Ungkap Ice dengan bibir gemetar. Pernyataan terakhir, mereka siap merasakan kematian.

Lalu....

Hening

Gonjangan maupun suara ledakan tidak lagi terdengar. Mereka menghilang seakan tidak pernah ada.

'Hm? Apa—apa yang--!!'

Pintu kereta yang terkunci tiba-tiba terbuka membawa cahaya matahari yang menyilaukan, membutakan penglihatan pangeran kembar sejenak.

"Haloo! Kalian tak apa?"

Sebuah suara feminism dan agak nyaring menyapa keduanya. Mata Blaze dan Ice terbuka lebar dan tercekat saat seorang gadis berbaju aneh serba merah muda mengambang di depan pintu kereta.

"Wahhhh~ kalian pasti Blaze dan Ice! Kalian benar-benar mirip dan kecil. Comelnyaaaaa..."

Dan sekarang gadis yang sedikit lebih tua dari mereka itu malah girang tanpa sebab. Untuk beberapa alasan pipi Blaze maupun Ice sedikit memanas.

"Oh? Kalian terikat. Sebentar ya biar kakak lepaskan talinya." Ucapnya yang kemudian merengsek masuk dan melepaskan ikatan pada tubuh, tangan serta kaki. Blaze dan Ice melepas sendiri ikatan kain dimulut mereka lalu bernafas terengah. Saat itu tiba-tiba sebuah tangan mungil mengelus kepala mereka dengan lembut.

"Nah, jangan takut ya. Kakak Yaya disini." Gadis itu mengelus rambut lalu mengusap pipi serta sudut mulut pangeran kembar yang sedikit memar dan merah.

Merasakan usapan lembut itu, rangsang motorik Ice menjadi aneh, "Kakak...Yaya?" tanyanya dengan suara hampir tidak terdengar.

Yaya, si kakak cantik dan manis, tersenyum hangat, "Iya adik-adik lucu. Saya Yaya, adik-adik ini anak Kak Lin—Ah maksudnya Raja Halilintar kan? Kakak dengar kalian diculik orang jahat jadi kakak Yaya segera terbang mencari kalian dan menolong kalian." Jelasnya seraya tidak berhenti memeriksa tubuh kedua anak kembar di depannya. Mungkin saja mereka terluka dibagian lain.

CAUGHT BY THE EMPEROR (HALILINTARxYAYA)Where stories live. Discover now