Penyelesaian Kasus-07

267 33 1
                                    

Duh maaf banget aku lupa!

Aku janji ke kalian bakal up siang, tapi aku lupa:(

Makanya up malem-malem.

Happy reading!







Vote dulu yuk!


Metha menatap lautan luas di hadapannya, rambutnya berterbangan terbawa angin pantai, matanya sembab, penampilannya pun acak-acakan. Setitik air mata mungkin bisa menjelaskan semua yang terjadi. Gadis itu-- hancur.

"Arsella, maafin aku" Isaknya.

Rasa bersalah tak bisa dihilangkan dari hidup Metha. Membunuh seseorang bukan sesuatu yang di anggap sepele. Apalagi yang tewas adik kekasihnya sendiri.

Kehancuran itu membawa kaki jenjang Metha berjalan ke sini. Di atas sebuah batu karang besar yang berada di bibir pantai. Dia berniat menjatuhkan dirinya kedalam tumpukan batu karang tajam di bawah sana.

Biarlah tubuhnya tertusuk, terkoyak, atau bahkan sampai tak terbentuk sekalipun. Dirinya hanya ingin melepas rasa bersalahnya pada Arsella.

Kaki kannanya mulai melangkah ke pinggir batu, bersiap untuk terjun dan menabrak batu tajam di bawah sana.

"Aku memaafkanmu kak!!"

Metha menoleh, mendapati seorang gadis berlari ke arahnya. Disusul seorang pria di belakangnya.

"Itu yang di katakan Arsella padaku" jelas gadis itu.

Metha menerjap bingung. "M-maksudmu?"

"Arsella memaafkanmu kak. Dia bahkan ada di sini.." Cowo berseragam SMA itu ikut berbicara.

Metha menggeleng bingung. "Kalian siapa?!"

"Kita siapa itu tidak penting kak, kita hanya perantara bagi Arsella untuk menghentikan perbuatan bodoh kakak ini."

"Terdengar sangat aneh memang, tapi Arsella memang datang ke sini kak." Lanjut cowo itu. "Malam hari di tanggal 30maret kakak menabrak gadis kecil kan?"

Dengan ragu, Metha mengangguk.

"Namanya Arsella? Adik tunangan kakak, kan?" Gadis asing itu kembali bertanya.

Metha kembali mengangguk. Deraian air matanya masih mengalir, dia masih mencerna apa yang sedang terjadi.

Gadis cantik bermata hazel itu menggenggam tangan Metha. Dan~

"Kak Metha!"

Suara gadis kecil terdengar. Metha menatap ke sekelilingnya. Ruang putih yang tampak hampa. Tapi, siapa yang baru saja memanggilnya tadi?

Tangannya terasa tergenggam. Dia menoleh ke bawah. Ada gadis kecil yang tersenyum menggenggam tangannya.

Ada yang tidak asing. Dia memakai liontin yang mirip dengan milik Arsella. Apakah mungkin dia itu-- Arsella?

"Apa dengan mengakhiri hidup kakak akan merasa jauh lebih baik?" Tanya gadis kecil itu.

Metha diam. Dia tak tau harus menjawab apa, dia juga bingung apakah setelah mati rasa bersalahnya masih ada atau tidak. Dia tak berfikir sampai kesitu.

"Jauh di lubuk hati kak Arthur, ada dua nama yang terpajang. Yang pertama Arsella, dan yang ke dua Metha.."

Metha terbelak. Gadis kecil ini menyebut Arthur dengan embel-embel 'kak'. Itu berarti dia-

Marshmellow {END}Where stories live. Discover now