29. Ayah, Bunda.

571 70 2
                                    

Rey mengangguk. Meng-iya kan pertanyaan Glen dan Zean.

"Gimana ceritanya tuh?" Tanya Zean.

"Panjang ceritanya, lain kali gue bakal cerita deh.." jawab Rey.

Terlihat, Vanilla sudah selesai bertanding, dia duduk di tepi lapangan. Rey yang melihat pun langsung menghampirinya.

"Capek..?" Tanya Rey, dia duduk tepat di samping Vanilla.

Vanilla mengangguk. "Hm." Jawabnya.

"Mau minum?"

"Gausah, gue gak haus."

Ah, sikap Vanilla masih saja dingin. Membuat Rey kebingungan mencari topik pembicaraan yang bagus.

Rey memperhatikan wajah Vanilla. "Pipi Lo, kenapa merah-merah gitu hm?" Rey bertanya.

"Oh ya?" Vanilla mengambil ponselnya, berkaca pada kamera ponsel. "Ah, tadi pagi gue lupa pake sunscreen, kulit gue emang sensitif sejak kecil, kena panas terik kaya gini jadi merah.." jelas Vanilla.

"Sakit gak?"

Vanilla menggeleng. "Gak sakit, cuma ada rasa panas dikit.."

"Iku gue yuk, gue bawa sunscreen di tas.." ajak Rey.

"Kulit gue sensitif Rey, gak bisa pake sembarang sunscreen.." Vanilla menjawab.

Rey mengangguk mengerti. "Gue kesana dulu ya, ada urusan.." ujar Rey.

"Iya.."

🌈🌈🌈

Vanilla sedang mengikuti pelajaran Sejarah,  pelajaran ini benar-benar membuatnya antusias, baginya mengenal sejarah lampau itu menyenangkan. Berbanding terbalik dengan Metha, dia sudah masuk ke alam mimpi setengah jam yang lalu, mungkin penjelasan Pak Joko membuat Metha mengantuk.

Vanilla memainkan pulpennya, ia teringat Arthur. Karna pulpen ini memang punya Arthur, kemarin Vanilla lupa membeli pulpen, hingga ia meminjam punya Arthur.

"Arthur dimana ya? Kenapa dia izin? Apa dia sakit?" Vanilla bermonolog.

Belum selesai dia melamun, bunyi bel istirahat menggema di kelasnya. Semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin.

Vanilla membangunkan Metha yang tertidur pulas di sampingnya. "Met, bangun woi!!"

"Enghhh.." Metha merenggangkan tubuhnya. "Udah bel belum?" Tanyanya.

"Udah, mau ke kantin gak?" Ajak Vanilla.

"Lo duluan deh, gue mau ngalnjutin Mimpi indah gue.." jawab Metha.

Vanilla mengangguk, kemudian berjalan keluar kelas. Tujuannya sekarang ke kantin, tenggorokannya mendadak sangat kering.

Setelah membeli air dan memesan satu mangkok siomay, Vanilla duduk di pojok kantin, menikmati makannya.

"Vanilla..!!" Panggil seseorang. Dia Zean, ada Glen juga di belakangnya.

"Kenapa?"

"Lo liat Rey gak, sih?" Tanya Glen. "Dia bolos pelajaran matematika! Gue disuruh nyari sama Pak Guntur."

"Gue gak ngeliat, terakhir kali gue ketemu waktu di lapangan." Jelas Vanilla. "Kalian berdua kan sahabatnya, mas gak tau!"

Marshmellow {END}Where stories live. Discover now