41. Serius?

485 66 4
                                    

Doain nilai PTS gue memuaskan, Aamiin.

Btw, ini Author maksa nulis buat kalian, padahal lagi kekenyangan cilok😭 perut lagi enek banget, jadi kalo kurang seru, di seru-seruin aja oke!🤣









"Arthur, dia ini keponakan Tante." Tante Chella menjelaskan. "Dan Vanilla, Arthur itu  adiknya Om Bian."

Vanilla dan Arthur sama-sama mengangguk, siapa sangka, ternyata mereka berdua kerabat.

Mereka berdua pun duduk bersama di cafe tersebut.

"Nilla, pipi Lo kenapa merah gitu?" Kak Brian bertanya.

"A-anu, tadi jatoh di kelas.."

Brian mengangguk. "Kakak kira kamu dibully.."

Vanilla hanya tersenyum kecil menanggapi itu, sampai saat ini Vanilla masih berfikir bagaimana membuat Metha berbaikan dengannya.

"Eh, Tante mendadak di suruh ke kantor nih, Tante tinggal ya.." Tante Chella pamit lalu menuju mobilnya yang terparkir di luar.

Vanilla, Arthur, dan Brian mengangguk.

"Kak Brian, katanya mau ngenalin aku sama pacar kakak?!" Vanilla bertanya.

"Eh iya, lupa! Lain kali deh.."

Vanilla hanya mendengus kesal menerima jawaban kakak sepupunya itu.

Brian mengacak-ngacak rambut Vanilla. "Udah jangan ngambek! Kaya bocil aja."

Triingg!!
Rey kembali men-chat Vanilla.

Reyga Bego:
Enak banget ya di elus-elus gitu.

Vanilla mengerutkan dahinya, dia menengok kanan dan kiri, apakah Rey ada di sini?

"Nyari apaan?" Arthur bertanya.

"Eh, enggak kok."

Arthur tersenyum. "Kirain kenapa.."

Triingg!!

Reyga Bego:
Gimana rasanya disenyumin?

Reyga Bego:
JAWAB MAEMUNAHHHH!!!

Vanilla memasukkan ponselnya ke tas, rasanya tidak enak jika bermain ponsel saat bertemu saudara. Bodoamat dengan Rey, nanti juga baikan.

Dan jika ditanya mengapa Rey tau tentang aktivitas Vanilla, tentu saja karna mata-matanya tersebar di seluruh penjuru.

So, jangan heran ya.

🌈🌈🌈

Rey mendengus kesal kala Vanilla hnaya membaca Chat-nya, dia kembali berjalan menuju ruangan Papanya.

Saat berjalan di lorong rumah sakit, Rey melihat seorang wanita berambut panjang sedang mendorong kursi roda seorang nenek-nenek.

Wanita itu terlihat familiar bagi Rey, dia bebrapa kali mengucek matanya untuk memastikan. Wajahnya sangat mirip, apa itu benar dia?

"Reyga!!" Alvan memanggil.

"Eh, Papa.."

"Kenapa lama banget? Sini bantuin Papa.."

Rey mengangguk lalu mengikuti Papanya. Dia diberitahu beberapa ilmu medis oleh Papanya.

"Rey, kamu coba ke kamar Anggrek no.5, disana ada pasien diabetes, coba cek berapa Tendi darahnya." Alvan menyuruh.

Marshmellow {END}Where stories live. Discover now