Kami tidak menapaki apa-apa. Kehampaan yang terasa, kami jatuh bebas dari ketinggian entah berapa. Sebelum mendarat, kami menghentikan diri di udara dengan jarak dekat dari tempat kami menapak. Barulah sama-sama tersungkur. Lumayan berdebu dan keras.
"Bola kristalnya baik-baik saja?" Ginny berdiri lebih dulu menghampiri Harry.
"Ya, masih aman," ujar Harry sembari bangkit, "Seharusnya aku dulu yang dikhawatirkan,"
"Tidak ada waktu untuk itu," tukas Hermione.
Tidak ada warna cerah di sini. Samar-samar. Bagaimanapun juga ini merupakan bagian dari Departemen Misteri yang terlihat suram setiap saat. Di tengah-tengah terdapat sebuah gerbang tinggi seakan menuju dunia lain. Kabut-kabut asap mengelilinginya. Mengerikan. Cahaya putih menyorot gerbang abu-abu itu. Tak henti sampai di sana, angin mendadak berhembus kencang dan suara-suara aneh mulai terdengar.
"Suara itu—" Harry melangkah maju menuju gerbang perlahan, kami semua berpandangan aneh. Sama sekali tidak mendengar apa-apa. "Bisa kalian dengar apa yang mereka katakan?"
Ginny mengernyitkan dahi, "Tak ada suara apapun, Harry," kami mengangguk menyetujuinya.
Ron menabrak pundakku, "Hai kawan, tidakkah kau berpikir kita harus segera pergi dari sini?" tampaknya dia tidak sadar saking gemetarannya.
"Aku, aku juga mendengarnya," Luna dengan riang berjalan maju di samping Harry. Apa Luna benar-benar tidak punya rasa takut?
Asap-asap terlihat samar-samar semakin kami mendekat ke gerbang. Memang wujudnya berada di tengah-tengah, tapi entah mengapa aku membayangkan jika terjatuh dari gerbang itu, kita langsung berada di tempat lain entah apa. Angin berhembus kencang secara mendadak, meski tahu di depan mataku hanya ada kami bertujuh yang ada di ruangan ini, perasaanku tidak tenang. Seakan-akan ada berpasang-pasang mata di setiap celah yang tidak terlihat. Huh, hilangkan pikiran buruk. Itu pasti hanya sugesti! Aku menepuk pipiku keras.
Sugesti apa bukan ya? Nyatanya angin yang berhembus makin kencang hingga menerbangkan helai rambut dan mengibaskan pakaian. Asap-asap lain bermunculan—berwarna hitam dan berputar-putar dari kejauhan—atas sana.
"Harry, itu hanya gerbang kosong," suara Hermione bergetar, "Kumohon, Harry," benar. Mustahil juga bisa tenang dalam situasi kali ini. Keheningan yang begitu mencekat, aku jadi merinding. Ditambah lagi asap itu tinggal sekitara lima meter di atas kami—
"BERLINDUNG DI BELAKANGKU SEKARANG!"
Aku segera berlari ketika tiba-tiba Harry membalikkan badan ke arah kami, tapi kepalanya justru mendongak dengan tongkat teracung. Kami segera membentuk lingkaran seperti ada saat berada di antara rak-rak bola kristal, mengarahkan tongkat ke asap-asap htam yang berputar semakin dekat, dekat, dekat—
YOU ARE READING
NEAR ✔ [Draco Malfoy x Reader]
FanfictionJANGAN TERJEMAHKAN/REPUBLISH CERITA INI DI PLATFORM MANAPUN. __________________________________ [C O M P L E T E D] 13+ •Tahun Kelima: Harry Potter and the Order of Phoenix• (Buku sebelumnya REASON) Kita berbeda. Begitu banyak perbedaan dan perseli...