5.

15.7K 2.1K 423
                                    

Salah satu kebiasaan baikku adalah aku selalu bangun pagi. Nenekku muggle mengatakan, bangun dan mandi pagi sangat bagus untuk kesehatan. Menghirup udara dingin, bersyukur masih bisa bernapas pada hari ini. Sekarang memasuki saat di mana Quidditch biasanya berlangsung, yang kuyakini tak akan seseru sebelumnya karena adanya guru baru—Umbridge. Angelina sudah kerepotan mengatur, ya dia memang kapten selanjutnya selepas Oliver Wood. Jujur saja, kelulusan Oliver Wood itu sangat disayangkan bagi tim. Dia pemain hebat dan tangguh. Sekarang, pengganti posisi Keeper dipegang oleh Ron.

Dia memang belum cukup bagus, tapi dia bisa berusaha. Semoga. Aku mengatakan itu karena melihat uji cobanya. Walaupun aku merasa ragu, aku juga harus percaya pada sahabtku.

Biasanya aku menggambar sambil menanti Hermione bangun. Kali ini tiba-tiba saja aku ingin bejalan-jalan. Tentu saja aku sudah mandi. Aku keluar dari asrama, mengelilingi koridor dan menyapa para lukisan. Semakin dilihat-lihat, Hogwarts makin menakjubkan. Gaya arsitekturnya serta keajaiban-keajaiban yang diciptakannya. Ada begitu banyak rahasia.

Menuruni tangga yang bergerak, lalu berpindah-pindah lagi. Aku benar-benar melakukan hal sia-sia yang menyenangkan. Semakin aku turun, frekuensi perpindahannya semakin kecil. Hantu Nick sudah sibuk berkeliaran kesana kemari, dan untung saja tidak bertemu Peeves.

Tapi aku bertemu cewek itu lagi! Luna Lovegood!

"Luna!" aku meneriakkan namanya. Dia menoleh dan tersenyum manis. Masih memakai baju tidur dan jaket. Kakinya telanjang. "Kau kemarin baik-baik saja dengan Pansy?"

"Iya. Itu bukan masalah besar sebenarnya, aku sudah terbiasa,"

Dia berkata seolah itu hal wajar. "Maaf ya Luna. Gara-gara bertemu aku, kau jadi ikut kena masalah,"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa kau baik-baik saja bersama Malfoy"

"Baik-baik saja," aku memang baik-baik saja kan dengannya? "Apa kakimu tidak dingin?"

"Ya, sedikit. Sayangnya, semua sepatuku secara misterius menghilang. Aku yakin Nargle di balik semua ini,"

"Aku punya sepatu. Aku ambilkan du—"

"Tidak usah. Lebih nyaman seperti ini untuk pergi ke sana," dia berjalan keluar bangunan. Mau ke mana dia? Maksudku pagi-pagi begini apakah ada yang menariik di luar? Luna juga membawa tas selempang kecil yang kira-kira muat untuk satu buku.

Aku terus berjalan mengikut Luna. Pondok Hagrid hampir terlewat. Sayang sekali Hagrid juga tidak ada di sini. Sementara itu, belakang pondok Hagrid adalah Hutan Terlarang. Aku membelalakkan mata, "Luna, kau mau ke Hutan Terlarang?"

"Iya, menemui Thestral,"

Aku mengernyit heran, Luna banyak berbicara hal yang tidak aku pahami. Entah itu ajaran Ayahnya atau dari Professor Trelawney. Ini bukan kali pertama aku pergi ke sini. Hutan Terlarang memang memiliki aura tersendiri dan juga makhluk-makhluk antah-berantah. Sebenarnya kalau sendiri pun aku tidak akan berani kemari. Luna ini, sepertinya sudah sering bolak-balik Hutan Terlarang. Terlihat jelas dari caranya melangkah tanpa ragu bahkan tidak memakai alas kaki.

Luna berhenti mendadak, lalu tangannya merogoh-rogoh tas selempang—mengeluarkan potongan daging. "Mau kau buat apa?"tanyaku.

"Kau tak akan bisa melihatnya," Luna mengulurkan tangan seolah-olah memberi makan hewan yang kira-kira seperti kuda bentuknya (terlihat dari caranya memperlakukan). Luna seperti mengelus-elus sesuatu, tapi yang ada di mataku hanya udara kosong.

"Kalau hewan itu makan daging, apa aku akan dimakan?" aku bergidik.

Luna tertawa terbahak-bahak sampai membungkuk memegangi perutnya. Aku menatapnya aneh, apanya yang lucu? Aku serius tahu! Siapa yang tidak takut ketika ada hewan karnivora di hadapannya—bahkan mungkin lebih, tidak kelihatahn pula.

NEAR ✔  [Draco Malfoy x Reader]Where stories live. Discover now