4.

14.7K 2.2K 543
                                    

"Jadi, benarkah Cedric dibunuh oleh Kau-Tahu-Siapa?"

Daripada menerima hukuman yang tidak asuk akal, aku memilih untuk mengobrol dengannya. Lalu tiba-tiba dia menanyakan hal seperti ini? Apakah dia sedang bercanda? Ini pertanyaan yang sifatnya sensitif, baik untukku maupun untuk Malfoy—Ayahnya. Aku tidak tahu dia mengetahui atau tidak kalau Harry sudah memberitahuku soal apa yang terjadi pada Kejuaraan Turnamen Triwizard.

Aku tidak bisa membaca apa tujuan Malfoy menanyakannya, wajahnya tidak menatap ke arahku.

Aku menimang-nimang apakah aku harus membalasnya dengan pertanyaan ini, tapi akhirnya kulakukan, "Kalau soal itu, bukankah kau lebih tahu?"

Malfoy terkejut, aku apalagi. Cepat-cepat aku mengalihkan pandangan, ini bukan seperti biasanya.

"Apa yang kau maksud?" dia menoleh ke arahku dengan ekspresi yang, sulit diartikan.

"Tidak bermaksud apa-apa," tukasku cepat.

Padangan intimidasi yang kuat, "Potty Bau pasti mengatakan sesuatu, benar kan?" diujung kalimatnya, wajah serius itu berubah menjadi seringaian.

Aku menelan ludah, "Ya,"

"Lalu kau percaya kalau Ayahku Death Eaters?" Malfoy bertanya dengan pandangan ke arah lain. Menghindari mataku.

Aku mengelak, "Hei, aku tidak mengatakan apapun soal Death Eaters lho?! Mengapa kau bertanya hal yang begitu aneh?"

Malfoy terkekeh pelan, baiklah dia sudah kembai seperti semula. "Lupakan saja,"

"Kepalamu habis terbentur apa?"

Ctak, Malfoy menyentil kepalaku. "Bodoh, bicaramu sembarangan,"

Aku mengusap keningku, "Tunggu aku lebih tinggi darimu!"

Ctak! "Tidakmungkin. Kau lebih pendek dasar!" Jitakan Malfoy memang tidak menyakitkan, tapi cukup membuat kaget tiba-tiba.

"Hei [Name]. Pindah ke Slytherin yuk?" tawarnya asal-asalan.

Aku memutar bola mata, "Kau cuma mau mengajakku ngobrol hal tidak jelas begini?"

Kami berdiri di piggiran koridor yang terbuka, menghadap kursi-kursi taman. Dinding koridor yang menghadap keluar tidak terlalu tinggi, Malfoy duduk di sana. Kupikir tindakan itu tidak sopan, apa bedanya dengan duduk di jendela terbuka? Prefek harus selalu taat aturan dan dia malah bertingkah sekenanya. Apalagi posisi duduknya dengan salah satu kaki terangkat-dan sebelah terjuntai?

Lagi-lagi aku menghela napas. Mempunyai wajah tampan dan orang tua yang kaya, kau juga harus patuh dan taat dong!

"Memangnya tidak boleh?" dia menyeringai. Boleh tidak ini kupukul wajahnya?

"Setidaknya kupikir ada hal yang penting. Kalau begitu, aku pergi saja ya? Okey," aku berbalik.

"DULU DI TAHUN KEEMPAT ADA SELINGKUHANNYA CEDRIC--"

Buru-buru aku berbalik dan menutup mulutnya dengan telapak tanganku. Dia sudah berjanji tidak akan membicarakan hal ini di depan orang! Apa jadinya aku bila semua orang tahu? Dasar buaya! menggunakan janji sebagai ancaman! Ingin kuukul dia kalau saja dia bukan prefek!

Malfoy menangkap tanganku yang membungkam mulutnya lalu menariknya turun, "Kau panik ya? HAHAHAH!"

"AH SUDAHLAH. Aku pergi!" 

Pergelangan tanganku ditahan, "Hei, hei. Aku cuma bercanda. Lagipula, kau tidak perlu menyerangku seperti ini kan?"

Malfoy menepuk kepalaku pelan, mengacak-acak rmbutku. Persis seperti yang dilakukan Cedric.

NEAR ✔  [Draco Malfoy x Reader]Where stories live. Discover now