40 {Rencana Dendam}

394 45 18
                                    

Hallo!
Happy Reading.
Don't forget tap bintang 🌟 di bawah, coment and share!
(Part ini lumayan pnjg, buat nebus up kmrin yg tertunda.)

#readingnight.

'Lihat mantan dekat sama yang lain gue jadi kesal. Itu karena gue iri atau gagal move on?'
-Reno.

🍃🍁🍃

Bel sekolah berbunyi lebih dari tiga kali itu artinya, kegiatan pembelajaran telah usai. Selesai berdoa, ketua kelas memberi salam. Guru keluar dari kelas, lalu disusul rombongan murid yang lain. Seperti biasa Zey, Shena, dan Arvan paling terakhir keluar.

"Sepanjang pelajaran lo cuma diam. Lo gak marah 'kan karena gue dan Arvan bohongin lo?" tanya Shena was-was.

"Iya Zey, gue sama Shena cuma disuruh Al kok," sambung Arvan.

Mengembuskan napas pelan, memakai ransel. Zey menoleh menatap kedua sahabatnya.

Tersenyum kecil, Zey memeluk mereka
"Lega. Akhirnya, masalah aku sama Al udah selesai. Makasih."

Melepas pelukan. Arvan dan Shena bertepuk tangan.
"Bagus dong! Jangan galau lagi ya," usil Shena tertawa. Zey geleng-geleng kepala.

      Dari kejauhan, seseorang berjalan menuju kelas. Lebih tepatnya kelas yang ditempati Zey. Seragam putih tadi sudah berganti menjadi kaos biasa dipadukan dengan celana abu sekolah. Tersenyum manis, ia berlari semakin mendekat. Tanpa sengaja netra mereka saling berpandangan beberapa detik.

"Khem! Pangerannya udah dateng tuh," celatuk Shena seraya menyenggol lengan Zey.

"Mau pergi sekarang?" Zey mengangguk, meraih tas ransel.

"Eh, mau ke mana kalian?" sambar Shena penasaran.

"Ah iya, aku lupa. Aku mau jenguk Delta. Mau ikut? Ikut yuk," jawab Zey mengajak.

Melirik Arvan, Shena tampak menimbang. Tangan Arvan menepuk bahu Shena.
"Kita pergi, gue antar lo."

"Okay!" seru Shena setuju.

Berbincang sedikit, Arvan dan Shena pamit duluan, mereka akan pulang ke rumah masing-masing, lalu menyusul menjenguk Delta. Sekarang tinggallah Zey dan Al di tengah koridor.

"Yang lain mana?"

Menoleh sekilas. "Mereka udah pergi duluan."

ALZYDCARSWhere stories live. Discover now