8{Jenguk Arvan}

575 65 2
                                    

Happy reading.
Don't forget vote and coment.
Ramaikan kuy ....

Terbaring lemas tak bertenaga tak lupa wajah pucatnya membuat ia harus absen ke sekolah padahal hanya karena hujan-hujanan, tetapi efeknya bisa sampai demam tinggi seperti ini.

"Kamu gak apa 'kan, Van?" tanya Zey. Sudah setengah jam yang lalu dia dan Shena sekarang berada di kamar milik Arvan.

"Gue gak papa Zey. Efek hujan doang," kekeh Arvan.

"Bunda Vania dan Ayah kamu mana Van, kok dari tadi gak kelihatan?"

"Biasa. Zey, bunda gue ikut bokap ke Surabaya."

Zey mengangguk paham.

"Shena ngomong dong. Dari tadi diam mulu," bisik Zey di samping Shena.

Shena menghela napas.

"Bicara apaan Zey?" ucap Shena lesu

"Keadaannya? Udah makan atau belum? Pokoknya cari topik lah Shen."

Shena terdiam lalu melirik Arvan yang terbaring lemas.

"Seharusnya lo gak usah temenin gue kemarin, sekarang apa? Lo malah sakit, lo jadi buat gue gak enak hati," ucap Shena jujur. Dari tadi Shena terdiam karna ada perasaan tak enak hati karna dia Arvan jadi, sakit dan hujan-hujanan kemarin.

Arvan mencoba tersenyum.

"Gue kan udah bilang. Gue lebih rela hujan-hujanan daripada ninggalin lo sendirian."

Zey menatap Shena dan Arvan lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka. Zey rasa Shena dan Arvan butuh ruang untuk saling bicara mengungkapkan rasa yang ada di hati mereka dan pikiran yang menganggu.

"Eung, aku permisi ya. Mau ke toilet sebentar, sekalian buatin minum," ucap Zey setelah itu ia keluar dari kamar Arvan.

Shena membuka suara.

"Kayaknya gue udah nyerah deh Van. Sampai kapan pun gue gak bisa lupain dia, " ucap Shena menunduk.

"Hei! Jangan nyerah. Gue aja gak nyerah gimana mau lupain dia kalau hati lo aja masih tertutup," ujar Arvan ia mengibaskan selimutnya lalu mendekati Shena.

"Jika dia bisa move on dari lo kenapa lo gak bisa move on dari dia? Buka hati lo Shen. Beri gue celah supaya bisa masuk di hati lo."

Shena mendongak.

"Susah Van, bahkan pelampiasan yang gue lakuin sama lo gak ada efeknya sama sekali! Dia masih terbayang dalam pikiran gue."

Shena menarik napas "Kita udahan aja. Lima bulan ini gak ada yang berubah. Gue rasa ini sia-sia," ucap Shena.

"Gak ada yang sia-sia selama kamu memang berusaha untuk bangkit," ujar Arvan seraya menangkup pipi milik Shena.

Shena menatap Arvan. manik matanya saling beradu pandang dengan milik Arvan tak ada yang memutuskan kontak mata itu hingga akhirnya Zey datang membawa nampan berisi tiga gelas jus jeruk.

"Nih aku buatin jus jeruk bagus untuk vitamin tubuh," ucap Zey.

Dengan cepat Arvan dan Shena mengalihkan pandangan.

ALZYDCARSWhere stories live. Discover now