○ Chapter 22

445 59 3
                                    

Vote dulu dong, gratis kok~

-

Hari ini panas matahari sungguh menyeruak, Nakyung berdiri di depan rumah menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Mengusap keringat yang mulai bercucuran dari kening menjalar ke leher mengenai kerah baju.

Tangannya menutupi cahaya matahari, mengurangi gerah yang menyandera tubuh di sepertiga sore ini. Dari kejauhan, Jisung melambai-lambaikan tangan.

"Ayo, panas nih" ia berhenti tepat di hadapan Nakyung, menarik lengannya.

"lama banget, ngapain ajasih?"

"Udah naik aja" Nakyung menurut.

Macet!

Jalanan macet dipenuhui kendaraan yang bersikukuh saling salip menyalip. Rentan sepeda motor mencari celah kosong di sebelah mobil.

Kemacetan semakin padat, bunyi-numyi klakson semakin memenuhi jalanan. Nakyung duduk tenang di belakang Jisung, isa sesekali mengintipnya melalui kaca spion. Mengamati wajahnya yang suntuk, menguap berkali-kali. Sekilas ekspresi bingung melintasi wajah Jisung.

"Kyung, lo ngantuk?"

"Eh, nggak kok!" serunya berpura-pura menyembunyikan rasa kantuk.

Tapi siapa sangka hanya dalam beberapa menit, Jisung merasakan sentuhan di bahunya yang lebar. Kepalanya menyandar, matanya terpejam. Jisung ingin tertawa namun ia tahan, karena tak mau membuat Nakyung terbangun.

Tanpa disadari, hari mulai gelap. Nakyung masih nyenyak di bahunya, ia berusaha mngatur keseimbangan agar tubuhnya tak limbungh jatuh ke bawah. Ia llingkarkan kedua tangannya ke perut dengan sebelah tangan, sedangkan sebelahnya lagi konsentrasi mengendarai motor.

Sampai di depan rumah berpagar besi tinggi. Dengan hati-hati, Jisung mengguncangkan badan Nakyung agar ia terbangun. Nakyung mengangkat wajahnya yang masih merekatkan tangan di perut Jisung.

"Udah sampai, Sung? Hoammm..." Gadis itu meregangkan tubuhnya, lalu turun dari motor.

Nakyung melepas helm, rambutnya acak-acakan. Dengan segera Jisung merapihkan rambutnya, membuat Nakyung sontak memundurkan tubuhnya yang mulai memasang raut wajah kemerahan.

"Rambut elo-"

"Gue bisa sendiri, makasih ya tumpangannya!'

Di dalam rumah sudah banyak orang, mata Nakyung tertuju pada sang pemilik pesta. Ning-ning begitu cantik dengan balutan gaun berwarna biru yang berkilau, membuat orang terpesona melihatnya.

"Hey!" Serempak Yuqi dan Somi yang sudah memakai kostum yang telah di persiapkan sebelumnya, mereka kompak bmemakai kostum couple beersama pasangannya.

Ada satu hal yang membuat Nakyung menahan tawa, ialah kostum yang dipakai oleh Haechan.

"Lo seriusan pake kostum olaf Chan? haha"

"Audah, gue juga males pake ini. Lagian Somi malah pake kostum Elsa kan gaada pangeran nya. Terpaksa deh gue pake ini" Kata Haechan dengan ekspresi malas.

"Lo dateng sendirian aja nih, pacar elo kemana?"

"Renjun? Sama si es nong-nong kali, mana gue tau" Balas Nakyung geram.

Saat acara pembukaan dimulai, semua heboh melihat Ning-ning di gandeng oleh Renjun.

Mari kita ulang,

oleh Renjun.

Kostum mereka begitu serasi, Pangeran Charming dengan Putri cinderella. Nakyung hanya menatap mereka berdoa, ia memikir semua yang di katakan Renjun adalah dusta. Ya, kemarin Ning-ning mengirim pesan kepadanya agar Renjun menjadi pasangan di party dirinya. Awalnya, renjun menolak. Tetapi yang terjadi saat ini mereka berpasangan, parahnya Renjun menggandeng seseorang yang paling tak disukai oleh pacarnya.

My Coldest Boyfriend | Huang RenjunWhere stories live. Discover now