○ Chapter 37

260 32 1
                                    


Bel pulang sekolah telah dibunyikan, lomba dihentikan dan akan dilanjut pada esok hari.

Panas matahari masih agak menyeruak. Jisung berdiri di sudut lapangan, mengusap keringat yang mulai bercucuran dari kening menjalar ke leher mengenai kerah baju.

Jisung melampiaskan amarahnya dengan bermain basket dilapangan, ia kesal dengan Yangyang karena sengaja menumpahkan sebuah minuman pada baju basketnya saat tadi dikantin.

"Argh anjing!" Jisung kembali melemparkan bola tepat sasaran.

Dari kejauhan, Winter berjalan seperti ingin menghampiri seseorang. Jisung menoleh ke belakang, memastikan bahwa bukan ia yang ditujunya. Sialnya, hanya dirinya yang berada disitu.

"Ngapain kesini, balik aja sana" ucap Jisung tak ramah.

"Mau nagih janji elo lah"

"Janji? Gue ga pernah janji apapun" jisung berfikir bahwa ia memang tak pernah menjanjikan apapun dengan Winter.

"Yang kalah harus ikutin kemauan si pemenang selama sebulan" Jelas Winter.

"Shit" Umpat Jisung, untungnya Winter tak mendengarnya.

"Yaudah ayo!"

"Ayo kemana?" Tahan Jisung.

"Cari makan, gue laper" Winter berhenti dihadapan Jisung.

Jisung mengambil tas dan memakai jaketnya.

"Cepetan, perut gue udah demo ini" Winter tiba-tiba menarik lengannya. Jisung tidak bisa menolak, ia hanya ikut.

Nakyung berjalan beriringan di samping Renjun, ia menunggu Renjun untuk berganti baju. Di dalam toilet, Renjun membuka resleting tas mengambil kaos olahraga dan membasuh muka untuk menyegarkan dirinya.

"Udahkan?" Renjun mengangguk sambil menggandeng lengan Nakyung.

Ya sejak beberapa hari ini, Renjun mulai berani menggandeng lengan Nakyung bahkan menatapnya tak seperti dulu.

Semua perkataannya hening penuh kebisuan yang tak dapat dipahami, namun perlakuannya dapat dimengerti.

"Njun..."

"Hm?"

"Engga jadi deh!" Nakyung mengurungkan niat untuk memberitahukan jika ada seseorang yang menguntitnya sejak tadi pagi.

"Yaudah"

"Oy Renjun!" Renjun mengalihkan pandangannya dari tatapan Nakyung, menoleh ke arah beberapa teman sekelasnya.

Lino memanggilnya, dia mempercepat langkah. Lino merangkul, membuat Renjun melepaskan lengan Nakyung. Nakyung menangangkat sebelah alisnya, mulut menganga.

Dasar pengganggu, gumam Nakyung dalam hati.

"Ga ikut ke rumah gue?"

"Ikut, gue anter Nakyung pulang dulu"

"Gausah, lo pergi aja sekarang. Gue juga mau anter Joy kok" dapat Renjun mengerti bahwa Nakyung sedang marah saat ini, karena ia sudah memakai sebutan 'gue-lo' lagi.

"Yaudah ayo Njun, kita duluan Kyung"

Nakyung tak kesal dengan Renjun, ia hanya kesal dengan beberapa anak perempuan dari kelas Renjun yang sedari tadi menatapnya sinis, yang dimaksudkan ialah geng Ningning.

Disisi lain, Winter dan Jisung hanya pergi ke tempat bakso yang tak jauh dari sekolah. Keadaan nya tidak begitu ramai, hanya segelintir siswa menikmati makannya.

Winter telah memesan 2 mangkuk bakso dan 2 es teh manis. Saat menunggu mereka lebih memilih fokus pada handphone masing-masing, tak lama pesanan pun tiba.

My Coldest Boyfriend | Huang RenjunWhere stories live. Discover now